Happy reading!
.
.
.
.
.
" Papa! "
Sudah kesekian kalinya Wang Yibo mendengar suara seorang anak kecil yang menggema di seluruh permukaan telinganya. Berkali-kali pula mencoba untuk membuka matanya yang terasa begitu sulit terbuka, seolah terdapat lem yang merekat erat di kelopak matanya. Dengan mata terpejam, Wang Yibo mencoba menemukan asal suara itu dengan mengandalkan indera pendengarannya.
" Papa! "
Suara itu semakin dekat. Wang Yibo berusaha lagi untuk membuka kedua matanya, kali ini tetap sama, tidak berhasil. Ia mulai melangkah dengan meraba segala sesuatu di sekitarnya hingga merasakan cahaya putih yang menerobos masuk ke dalam matanya yang tertutup. Wang Yibo semakin tidak bisa membuka matanya karena kilauan cahaya yang semakin memekakkan kedua matanya.
" Papa! "
Dan dirinya mulai menghentikan langkahnya di kala mendengar suara tersebut berada tepat di hadapannya bersamaan dengan cahaya yang mulai menghilang, kali ini Wang Yibo berhasil membuka kedua matanya.
Pandangannya mengedar ke seluruh penjuru tempat yang saat ini ia pijaki. Oh apa ini? Sebuah ruangan? Ruangan berwarna putih? Wang Yibo merasakan geli di kala rerumputan menyentuh dan menggelitik kakinya. Rumput? Ya, benar seperti berada di ladang, tetapi tunggu! Kenapa di sekelilingnya berwarna putih? Seperti dipenuhi awan. Entahlah Wang Yibo tidak dapat memikirkan dengan pasti dimana dirinya berada saat ini.
Wang Yibo yang tengah fokus mencari jawaban di dalam benaknya segera tersadar di kala mendengar cekikikan seorang anak kecil. Ia berusaha mencari keberadaan anak kecil tersebut. Tetapi yang dapat Wang Yibo tangkap hanyalah suara tawa anak kecil yang mengitari tubuhnya seolah anak kecil tidak berwujud itu sedang berlarian di sekitarnya membuat Wang Yibo merasa sedikit merinding, berpikir bahwa mungkin saja sosok itu adalah hantu nakal yang sedang mencoba menakutinya. Seketika tubuh Wang Yibo bergetar ketakutan.
" Berhenti! " Wang Yibo berharap suara cekikikan itu berhenti. Anak kecil tersebut rupanya sangat penurut, tidak lama setelah itu hening segera menyelimuti tempat dimana Wang Yibo berada.
" Dimana? " Wang Yibo masih berharap dapat menemukan sosok yang bersuara tadi guna membuktikan bahwa sosok itu bukanlah hantu.
" Eum? " Gumam suara tadi terdengar sedikit bingung dengan pertanyaan Wang Yibo.
" Dimana.. Kamu? Kenapa aku hanya mendengar suaramu tanpa bisa melihat wujudmu? " Tanya Wang Yibo yang kembali merasa takut.
" Papa ta-takut? M-maaf.. Yiyi tidak memiliki wujud hiks.. Yiyi belum terlahir tapi Yiyi sudah harus berada disini.. Maafkan Yiyi sudah menakuti papa.. Hiks. " Anak kecil tersebut mulai terisak.
Wang Yibo merasa pening, ia mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum tersadar bahwa dirinya merasa aneh ketika mendengar anak kecil itu menyebutkan nama yang tidak asing baginya. Nama sang buah hati yang mati dalam kandungan Xiao Zhan.
" Yiyi? Anakku? "
" Benar papa, ini Yiyi.. Hiks.. "
Wang Yibo merasa dirinya sudah gila, berpikir apa dirinya sudah mati? Kenapa bisa ia bertemu dengan Yiyi? Namun Wang Yibo seolah tidak ingin mengambil pusing, ia segera membawa kakinya satu langkah lebih maju ke depan.
" Yiyi.. " Lirih Wang Yibo, matanya mulai memerah beserta cairan bening yang sudah menumpuk di sudut matanya.
" Papa tidak boleh menangis.. Yiyi tidak suka melihat papa dan mama menangis.. Yiyi suka melihat kalian tersenyum. " Ucap Yiyi dengan nada penuh riang berharap sang papa tidak jadi menangis. Tetapi hal itu justru semakin membuat Wang Yibo menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GLOOM (YIZHAN) ✔
FanfictionWang Yibo sangat mencintai Xiao Zhan, tetapi dia tidak tahu bagaimana cara melindungi lelaki manis itu. Sebuah sisi gelap di dalam dirinya tidak dapat dikendalikan. Dengan demikian, dia lebih memilih kehilangan daripada terus menyakiti. Namun, keset...