23:30 tepat, taksi mengantarkan mereka ke kediaman Ashel. Suasana tentu saja sudah sepi, namun karena sudah biasa pulang malam jadi Ashel hanya menarik tangan Adel pelan untuk memasuki rumahnya, ia sangat yakin pintu rumah tidak dikunci karena sang adik yaitu jastin sedang bermain game di ruang tengah.
Dan saat masuk yang dirinya lihat adalah sang adik yang tertidur di sofa dengan buku-buku pelajaran di sisinya.
"Gitu emang kalo giliran belajar langsung ngantuk terus tidur," gumam Ashel menyelimuti jastin dengan selimut yang selalu ada di bawah meja.
"Emm shell, gue mau keramas nih. Rambut gue bau asep knalpot," bisik adel.
Ashel hanya mengangguk, menarik tangan seniornya di jkt48 itu untuk naik ke kamarnya yang dekat dengan wc rumahnya juga.
Adel masuk dengan handuk kecil yang ia keluarkan dari ranselnya, kemudian menatap ashel dengan tatapan mata bingung.
"Kenapa?"
"Pintunya rusak, cuman gue yang bisa buka jadi emm kalo udahan mandinya telfon gue."
"Kok bisa rusak?"
"Ya gue juga gak tau del, pas ci jessi nginep juga pernah kekunci gabisa keluar karna macet. Jadi kalo mau keluar nanti telfon aja ya?"
"Lu mau tidur?" tanya adel sambil membuka kacamatanya.
"Engga, mau showroom dulu bentar, udah jam segini kan," ucap Ashel sambil melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 23:50, ia akan merayakan ulang tahunnya dengan fans lewat aplikasi showroom.
"Ohh oke," jawab adel.
***
Hal yang pertama gadis itu lihat saat membuka pintu adalah beberapa balon dan tulisan selamat ulang tahun beserta dengan namanya yang tergantung dengan balon berbentuk huruf, meski ada beberapa yang sudah kempes dan hampir jatuh.
Gadis itu menutup mulutnya terharu, apakah yang membuat ini kakaknya? tapi kakaknya juga sedang tidak dirumah hari ini, apakah jastin dan abi? Kedua orang itu juga malas dengan hal-hal seperti ini.
Apa mami nya? Tapi balon-balon itu terlalu tinggi, maminya tidak setinggi itu untuk menggantungkan pernak pernik. Dan dugaan terakhir juga pasti bukan adik kecilnya yang berusia dua tahun itu.
Ia mengunci pintu, mulai mengganti pakaiannya dengan piyama karena baju yang dirinya gunakan untuk latihan tadi adalah baju berwarna putih dan dibagian belakangnya sudah terkena kotoran dan debu.
Ia tersenyum melihat kalung itu menggantung cantik dilehernya, dengan baju tidur warna biru tua kesukaannya.
Karena waktu yang sudah tidak lama lagi berganti, ia langsung buru-buru menghidupkan ponselnya untuk segera menyapa penggemar.
***
Beberapa menit setelah gadis itu menghidupkan aplikasi showroom, ia melihat Adel berjalan perlahan sambil tersenyum tipis.
"Mau ngapain?" bisik ashel tanpa suara.
"Ngambil sikat gigi," jawab adel juga tanpa suara. Ia hanya menggerakkan bibirnya agar ashel mengerti.
Adel membuka tasnya kemudian mengambil seperangkat alat mandinya.
"Masuk sini del," ucap Ashel membuat adel terkejut, bukannya ashel sedang showroom?
"Gak ah, malu."
"Dih, anaknya anti kamera banget guys," adu ashel pada fansnya.
Sebenarnya Ashel ingin memberitahu apakah adel yang mendekor kamarnya, tapi karena sedang showroom jadi Ashel hanya tersenyum dan mengurungkan niatnya untuk bertanya, ia tak ingin beberapa orang berfikiran yang tidak-tidak tentang hubungan persahabatannya dengan adel.
Tak lama adel sudah tidak terlihat lagi, gadis berambut sebahu itu sepertinya sudah pergi untuk mandi.
****
00:03
Semua fans di aplikasi mengucapkan selamat ulang tahun untuk gadis gen sembilan itu, ashel juga sempat terharu dengan ucapan yany melimpah itu.
Pintu diketuk, sang ibunda masuk sambil menenteng kue coklat, dengan kado di tangannya.
Ashel mencium ibunya, dirinya terharu dan ingin menangis namun malu.
Sesi meniup lilin dan didoakan oleh sang ibunda, kemudian ibundanya melihat sobekan kado yang ada di dekat kaki anaknya.
"Ini kado dari siapa?" Bisik ibundanya.
"Kado dari adel mamii," jawab ashel malu.
Ashel membuka kado dari sang ibu kemudian melihat sebuah kalung berinisial namanya, ia sedikit terkejut. Sang ibunda dan adel memiliki kesamaan dalam memilih kado rupanya.
****