"Ini rumah oma kamu?" tanya adel saat mereka sudah berada di depan sebuah rumah kayu, dengan ornamen bunga dan beberapa tanaman kecil di depannya.
Rumah oma ashel lumayan jauh dan mereka baru sampai hampir jam 10 malam, ya karna salah adel juga sih. Ngajak makan terus saking lapernya dia mesen dua porsi pecel.
Ashel membuka gerbang sambil pegang lengan adel pelan. Yang ditarik sebenarnya cukup gugup, pertama kali bertemu oma ashel membuatnya sedikit takut.
Ashel tentu saja merasakan kegugupan gadis itu, dari tadi dirinya beberapa kali memulai percakapan namun hanya merespon dengan gerakan atau kata-kata singkat seperti orang sakit gigi.
Padahal di kereta tadi gadis berambut pendek itu tidak berhenti menjahilinya.
"Kok tegang banget gitu?" Bisik ashel sambil menyandarkan punggungnya di depan gerbang kayu jati itu.
"Hah.. emm.."
Ashel cubit pipi adel, agak jinjit soalnya kesayangannya itu macam titan.
"Santuy del, santuy haha."
Adel benerin rambutnya "aku santai terus kok, mana ada tegang."
Ashel nahan ketawa, gak tegang gimana muka adel udah kayak orang lagi nahan berak.
"Oma baik, nenekable banget tau."
Adel merangkul ashel sambil senyum "aku tau, keluarga kamu pasti baik semua."
Adel terkejut saat pintu terbuka, memperlihatkan sosok wanita paruh baya. Ya semacam oma-oma pada umumnya, tersenyum sambil membawa ponsel.
adel reflek jalan duluan terus salim tangan oma. "Hai oma, apa kabar?" tanya adel pelan, sambil senyum.
"Baik." Oma langsung mengarahkan ponsel ke wajah adel, kemudian menyalakan senter. Membuat ashel tertawa pelan, adel mode kaget karna silau emang kocak sih.
"Kamu siapa?" tanya oma.
"Ini temen ashel oma, temen sekolah." Balas ashel.
Adel meliriknya bingung. "Oma gak terlalu tau jeketi tapi ya kalo dikasih tau lagi bisa ngulang sampe 50 kali, jadi kamu diem aja del." Bisik ashel.
Adel makin mengeratkan pegangan tangannya ke ashel padahal oma cuman natap dia biasa.
"Cantik, kamu kalo pilih temen pinter juga." Kata oma sambil senyum.
"Banget oma, dia keren, juga mantan atlet bulu tangkis loh."
Adel senyum, serasa bahagia di banggain depan oma sama cucu gemes nya itu.
"Ayo sini masuk dulu, diluar dingin." Oma menarik tangan adel layaknya cucu sendiri, diikuti ashel yang sedari tadi senyumnya tidak pudar.