Adel narik tangan ashel pelan. "Ikut aku dulu, ada yang mau aku omongin."
"Kemana?" tanya ashel dengan mata berbinar meski maskernya terlalu tinggi, adel memperbaiki posisi masker gadis itu kemudian merangkulnya untuk menyebrang, masuk ke dalam mobil online.
"Gak enak ngomong disini,"
Ashel duduk di belakang bersama adel, terus dikasih jaket lain yang adel punya buat dia pake.
"Nih pake, malem gini masih aja pake baju tipis."
"Engga terlalu dingin del."
"Aku gak mau terima kabar kamu sakit abis jalan bareng aku, ayo pake." Ashel pasrah pake jaket itu.
***
Tau pantai yang dulunya pernah mereka datengin? Sekarang adel bawa ashel kesana lagi. Udaranya memang gak terlalu dingin, tapi ashel betah pake jaket punya adel, ada bau parfum doi disana.
"Sorry, aku ngajaknya kesini terus."
Ashel menggeleng. "Gak apa-apa, aku suka kok."
Yang lebih muda nuntun ashel buat duduk di tempat mereka beberapa minggu lalu. Langsung berhadapan sama pantai yang lampu nya cantik banget.
"Kamu kenapa gak bales chat?" tanya ashel tiba-tiba.
Adel fokus natap pantai "Aku pikir itu gak penting buat kamu."
"Aku ngirim chat lumayan banyak, itu berarti kamu penting del."
Adel mengangkat bahunya " cuman gak pengen ganggu kamu, aku tau diri kok cell"
Ashel menatap adel, serius kenapa suasana jadi mellow begini.
"Apasih? Kenapa gitu ngomongnya. Kamu juga temen yang aku sayang del."
Adel melirinya sekilas "iya iya cuman temen."
Ashel memegang bahu gadis yang lebih muda darinya itu "lebih dari temen,"
"Terus apa? Kamu nganggep aku selain cuman sebatas teman tuh apa?"
Ashel gigit bibir bawah, adel kalo mode serius dan dingin gini beneran nakutin.
"Aku serius pas bilang pengen jagain kamu terus cell, beneran."
"Aturan nomor tiga, itu aturan yang beneran susah aku patuhin cell, beneran gak bisa aku kendaliin."
"Del jangan begini," matanya sudah berkaca-kaca, ashel beneran lemes.
Adel menatap mata ashel, "aku jatuh cinta sama kamu."
Akhirnya kata-kata yang selama ini dipendamnya bisa juga dia utarain.
"Aku mau hubungan kita beneran, bukan pura-pura."
"Kita gak bisa, del. Ada larangan buat itu." Ashel menunduk.
"Itu cuma aturan, bisa gak sekali aja kamu gak usah peduliin aturan itu? Sekali aja cell."
"Gak bisa del kita member, emang dari awal ini emang udah salah."
Yang lebih muda rasain sakit, beneran nyesek di dadanya. "Jadi selama ini kamu mikir bareng sama aku cuman bagian dari kesalahan?"
Ashel diam, masalah ini sudah terlalu jauh. Masalah dan pembahasannya jadi merembet kemana mana.
"Aku juga cinta banget sama kamu, ini aku yang ngomong jadi jangan bilang gitu lagi, tapi sekali lagi mau seberapapun kita saling cinta gini, jawaban aku bakal tetep sama del, kita gak bisa."
Adel senyum, dan dengan cepat menghapus air mata yang turun di pipinya dengan tangan.
"Okay, shell, kalo gitu."
Adel menghela nafas pelan, senyumnya pudar tapi masih mengelus kepala ashel pelan.
"lets break up."
jujur pas nulis baca komenan kalian jadi mood bgt, meski ada yg cuman lanjat lanjut doang wkwkw tapi gapapa, masih lama kok endingnya.