"Ci shani kenapa kesini?" tanya adel pelan.
"Mau pake liptint, ini ruang ganti kan? Lagian kamu kenapa langsung peluk tadi?"
"Aku kira cici anuu... emm itu.. pokoknya maaf ci salah orang beneran."
Kapten jkt itu hanya menghela nafas terus menghidupkan lampu dan memakai riasan di depan cermin, seolah tidak ada yang terjadi.
Adel menggaruk tengkuknya, total malu canggung semua jadi satu mana kaki nya kayak beku lagi.
"Emm ci"
"Kenapa adel?" Shani menghentikan sedikit tangannya yang sedang membuka liptint di tangannya.
"Soal emm tadi aku meluk ci shani gak di denda kan?"
Adel menggigit bibirnya, dan ci shani cuman ketawa kenapa juniornya yang satu ini begitu lucu.
***
"Liat ashel gak kak muthe?" tanya adel ke muthe yang terlihat sedang membenarkan pakaiannya sendiri, kebanyakan gaya jadi kuah soto tumpah dikit di baju nya.
"Tadi di panggil staff, nanti juga balik. Kamu tunggu aja."
Adel mengangguk, duduk di kursi sambil melihat roti yang berputar dipanaskan di microwave, dia sendiri jadi kepikiran apa gadis itu merajuk karna dia meluk orang lain? Meluknya juga langsung kapten sekaligus center jeketi bos, dia aja gak nyangka.
Hari ini memang banyak barang yang ketinggalan, seperti lupa bawa cas dan lebih parahnya dia lupa bawa kacamata jadi melihat bayangan gadis yang mirip ashel dia langsung main peluk aja, untung bukan di ruangan yang ramai bisa double kill malu nya kalo sampe kejadian.
Sementara itu ashel keluar dari ruangan staff, menutup pintu pelan sambil menghela nafas pelan.
"Thanks udah nungguin," kathrina balas senyum.
"Nih punya lu," gadis yang menyukai game itu menyodorkan minuman dingin milik ashel.
Ashel menerimanya sambil duduk di samping katrin.
Handphone nya berdering, ashel membuka kunci pola kemudian melihat siapa nama orang yang menelfonnya.
Ashel hanya diam, melihat handphone nya terus berdering. Membiarkan benda itu akan berhenti sendiri.
"Kok lu diem? Siapa yang nelfon?"
"Orang salah nomor, gak usah di pikirin." Jawab ashel.
Mereka kembali duduk dengan tenang, ashel membuka tutup botol minumannya namun handphone nya kembali berdering.
Katrin sedikit membenarkan duduknya "kalo nomor iseng blok aja cell," kemudian dia mengintip sedikit melihat nama sang penelfon kemudian menghela nafas.
Tertera nama adel dengan emoticon love.
"Kalo kesayangan yang nelfon diangkat lah." Ucap nya kembali setidaknya rasa penasaran tentang siapa yang menelfon ashel sesering itu terjawab.
Ashel dengan cepat sedikit menjauh. "Jangan ngintip!"
Katrina tertawa pelan "pasti berantem lagi."
"Gak usah sok tau."
Katrina melihat sekeliling "dia pacar yang jelek ya pasti?" Bisiknya.
Ashel memukul paha teman satu generasi nya itu "dia perhatian, mana ada jeleknya, kalo ngomong yang bener dong kath."