"Makasih bangett!" adel nyubit lengan ashel, gemes.
Yang dicubit menyentil dahi adel cukup pelan.
"Dengerin dulu ada aturannya," ucap ashel sedikit menjauh.
"Ck, kamu mah ribet."
Ashel bangkit mengambil ponselnya yang masih diisi daya diatas meja belajar itu, kemudian kembali duduk di samping adel.
"Kamu ngapain?" tanya yang lebih muda berusaha mengintip.
Ashel mendorongnya sedikit menjauh, selagi masih menulis beberapa kata di layar ponselnya.
"Nah, sekarang liat." ashel memberikan ponselnya, adel membaca tulisan ashel yang ditulis di note.
Adel malah salah fokus saat ashel memakai kacamata dan mengikat asal rambutnya karna gerah, ashel masih menunggu gadis itu membaca peraturan yang dirinya tulis.
"Liatin apasih? Ayo cepetan baca adeeeel." ucap ashel menepuk pundak adel.
[ A2 rules of relationship. ]
This relationship will end if one of them violates the following:
1. Kalo ada yang ngelewati batas, contohnya hal mesum >.<
2. Kalo diantara kita ada yang suka sama orang lain.
3. Kalo salah satu dari kita jatuh cinta beneran/sama orang lain.Adel menghela nafas "harus banget nih aturan nomor satu?"
Ashel melirik ke arah jendela, sambil meminum air es punya adel, keliatannya total santai.
"Emm aku cuman gak pengen kita kelewat batas, lagian emang kamu mau ngapain?"
Adel ketawa, pipi nya jadi merah. "Oke, nomor satu gak diapus."
Ashel bersandar ke dinding, adel masih membaca beberapa peraturan yang gadis itu tulis.
"Emm tapi nomor dua, emang perlu cell?"
Ashel mengangguk. "Iyalah."
"Kenapa?"
"Kalo salah satu diantara kita suka sama orang lain, ya hubungannya gak usah dilanjut, adil kok buat stop."
Adel cemberut, ashel gemes sampe tangannya di pencet-pencet. Gadis yang lebih muda setahun itu seperti anak kecil yang tidak terima dengan ketentuan yang dirinya tulis.
"Tapi nomor tiga, gimana kalo aku suka beneran sama kamu? Bukannya lebih baik dilanjutin?" tanya adel.
Si suka pura-pura belum suka, padahal tiap malem mikirin terus, kangen terus, pengen peluk terus entahlah gadis berambut sebahu itu bingung dirinya denial atau ashel yang tidak melihat rasa cinta nya selama ini.
Sepertinya ashel benar-benar berfikir bahwa adel membutuhkan pacar latihan, gadis itu tidak menganggap serius pernyataan cinta yang tadi di dengarnya.
Lagipula ini baru awal. Adel masih berharap di pertengahan, gadis itu benar-benar akan berubah pikiran dan menghapus semua aturan yang dia buat.
Ashel menatapnya lekat-lekat. "Kamu cuman mau pacar latihan kan? Kalo kita beneran jatuh cinta antar satu sama lain, itu berarti ngebawa perasaan kita berdua del."
Adel diem, masih mencerna perkataan ashel.
"Gimana kalo kita beneran jatuh cinta? kemungkinan kita bakal ngelanggar aturan nomor satu? Dan yang lebih parah bakal ngelanggar kontrak management, ngelanggar kontrak berarti ngebahayain kamu, jeketi dan member lain. Resiko kalo ada berita gaenak, dan yang aku takutin grub kita dibubarin."
Adel menggigit bibir bawahnya, pemikiran ashel memang dewasa banget. Gadis itu memikirkan semua kemungkinan yang akan terjadi, dan yang pastinya ashel gak mikirin diri sendiri.
Bahkan gadis itu mau menerima saran adel untuk jadi pacar latihan, meski ada aturan.
"Kamu kenapa diem aja del?"
adel senyum kemudian menepuk tangan ashel yang berada di atas tangannya.
Ashel menghela nafas. "Kamu lao gak puas sama aturannya emm kamu bisa lupain aja."
Adel senyum, kemudian mengacak pelan pucuk kepala ashel.
"Aku suka, semua omongan kamu tadi juga bener. aku gak bakal protes masalah aturan lagi."
Ashel cuman tertawa pelan, melihat adel yang bertepuk tangan di sampingnya.
"Se-seneng itu?"
"Iyalah, dulu ditolak sekarang diterima siapa yang gak senen-- maksud aku pacar latihan heheh." Adel memukul bibirnya sendiri membuat tawa ashel semakin pecah.
Ashel tekekeh "tapi aku suka dipeluk, kamu mungkin kesel kalo aku sering minta peluk mulu."
"Engga, gangguin aku terus aja cell. Aku pacar mu kan?"
Ashel mengangguk kemudian melebarkan kedua tangannya.
"Iya pacar latihan hahah."
Adel memeluknya, memejamkan mata saat gadis itu membalas pelukannya juga.
"Cell,,,,"
"Hmmm?"
"you're so special to me and i can't even explain why."
Ashel? Cuman diem. Dalam kepalanya sebenarnya juga masih mikir ini keputusan yang dirinya ambil udah bener atau engga? Mendengar adel yang bilang begitu hanya bisa membuatnya terdiam.
Jantungnya juga berpacu lebih cepat, apa karna setelah sekian lama dirinya baru mengalami lagi menerima pernyataan cinta seseorang? Setelah dulu terjebak dengan teman masa kecilnya, entahlah tidak ada yang tahu.
Ashel merasakan adel mengelus punggungnya. "Aku tau ini cuman boongan, pacar latihan itu kayak special friend. Tapi kadang semua yang kita lakuin ngebuat garis di antara teman dan sesuatu yang lebih itu jadi kabur, del aku sebenernya lebih takut kalo aku yang ngelanggar, gimana kalo aku yang suka kamu beneran." Batinnya.
rumiet memang bos.