"Wei berapa kali lu bakal liat hp" ucap seorang gadis yang mulai membuka roll rambutnya sambil melihat sebentar penampilannya di kaca atas mobil.
"Kata gue ampe matanya lepas sih haha." Kata gadis tinggi yang duduk di samping nya dengan tawa.
"Ka chika sama olla diem deh." Kata ashel yang tengah memeluk boneka pandanya do kursi belakang, ditemani jessi yang sedamg tertidur pulas dengan jaket kuromi kesayangan.
"Justru kita peduli tau cel."
"Nanti mata lu merah cuman gara-gara ucapan ultah juga."
Ashel menggembungkan pipi, sekali lagi ia melihat ucapan ultah adel ke marsha.
"Emang dia jahat."
"Lu kali yang jahat," balas olla sambil menjalankan mobil nya pelan, hari ini mereka akan pergi ke acara zee yang premierre film.
"Kok jadi gue deh?"
Chika hanya menyimak ke dua orang yang tahun lahirnya sama itu berdebat, lagi pula anak 2002 tidak diajak huhuhu.
"Kan lo sendiri yang ngejauhin dia, duluan." Jelas olla.
"Itu karna dia nyebelin."
"Gue kira lu udah gak suka dia cell."
Ashel melihat ke luar jendela mobil, pemandangan awan berjalan dengan cepat, sama seperti 2 tahun yang telah ia jalani dengan perasaan yang bercampur-campur.
A2 Bagian - Trick You
Jadi ingat saat sang bos jeketi memperlihatkan foto mereka yang terlihat seperti orang berciuman di danau? Ashel tentu saja mengambil keputusan untuk lulus dari grup ini, namun sang bos meminta gadis itu untuk berfikir dulu dan jangan mengambil keputusan dengan gegabah.
Saat itu tanpa ashel ketahui seorang sahabat baiknya sedang di briefing pada ruangan yang sama karna tidak sengaja menyebut merk saat melakukan siaran langsung pada aplikasi showroom.
"Marsha, kakak udah bilang jangan baca komen yang mengandung promosi merk." Gadis itu menunduk kala seorang staff memarahi nya untuk berhati-hati.
Namun fokus nya berhenti kala staf itu pergi untuk mengambil dokumen dimana nama marsha akan tercatat sebagai orang yang akan membersihkan theater jika ia ketahuan ceroboh menyebut merk lagi.
Ia melihat teman segenerasi nya sedang menangis di hadapan bos nya dari jauh.
Banyak dokumen dan komputer disana sehingga ashel tidak dapat melihat marsha, ruangan yang redup dan gadis itu menggunakan baju cream, hampir berbaur dengan tembok perusahaan.
Marsha menutup mulut kala ia mendengar semua apa yang ashel katakan dengan sang bos.
Ia keluar dengan cepat untuk menemui adel.
Sekarang di depan parkiran saat mereka akan pulang, marsha menarik tangan adel pelan, ia menunggu cukup lama untuk kesempatan itu karna sesudah kegiatan adel masih sempat mengobrol dengan ashel di loby.
Gadis dengan rambut pendek dan topi hitam itu tersenyum, "kenapa sha?"
Adel baru saja ber salting ria kala mengantar ashel menuju mobil abi nya, dalam gelap malam gadis itu mengelus pipi dan mencium bibir nya pelan. Kemudian dia kembali mendapati marsha saat ia akan pulang.
"Aku mau ngomong sama kamu, ini penting del."
Mendengar itu raut wajah adel sedikit berubah serius.