Ashel menghela nafas, melihat layar ponsel adel di hadapannya yang memperlihatkan game pokemon united. Meski dirinya bersandar pada gadis yang lebih muda darinya itu namun adel terlihat sangat serius dan bersemangat dengan game nya.
"Del, bisa udahan gak?" bisik ashel sambil senggol sedikit badan adel.
Namun sekali lagi adel tidak bergeming, malah tangannya fokus pada ponselnya yang sudah miring.
Ashel melihat gadis itu dari bawah, dirinya sedikit merosot. Memperhatikan alis, mata, hidung dan bibir adel, nona muda reva terlihat sangat serius bahkan memperdulikan gerakan kecil yang ashel buat agar dirinya di notice.
"Del.."
"Adel, liat dulu sini.."
"Hmm kenapa cell?" ucap adel namun pandangannya masih berfokus pada ponsel di genggaman.
"Udahan dulu mainnya, udah dua jam tau."
Adel usap tangan gadis di sebelahnya lembut tapi dengan cepat saat karakternya di serang dia langsung berfokus pada game nya lagi.
"Bentar, sayang." Gadis yang lebih muda itu mengucapkannya dengan sangat enteng namun ashel langsung membeku mendengarnya.
"Kalo kamu masih lama mainnya aku balik pulang aja ya?" Kata ashel sambil memperbaiki duduknya.
Adel melihat dari sudut matanya dimana gadis itu bangkit dari duduknya sambil mencari tas ransel miliknya.
Dengan cepat adel menaruh ponselnya, tidak peduli sekarang tim mabar nya kalah atau menang.
Dia juga bangkit sambil melihat ashel dari samping, matanya berkaca-kaca, dengan memberanikan diri adel memegang tangan gadis itu. Sedikit membuat ashel memberhentikan kegiatannya dalam mencari tas.
"Aku salah, maaf."
"Gak, aku nya yang sensitif banget kayaknya hari ini."
Adel memegang tangan ashel, seperti biasa jika mereka berselisih paham atau sedang bertengkar maka yang lebih muda akan memainkan jari-jari ashel sambil menatap matanya, dan ashel menyukai itu, hal yang begitu sederhana namun membuatnya nyaman.
"Aku tau kamu gak enak, kasih tau yang gak enaknya ke aku." Ucap adel lembut.
"aku seneng tiap hari sama kamu del. Ya tapi rasa seneng itu juga yang bikin aku takut."
"Takut? Kamu punya aku, aku bakal jagain kamu cell. Apa yang mau ditakutin lagi?"
Ashel senyum, lebih ke senyuman miris. "Itu bagian yang buat aku takut, punya kamu disamping aku."
"Maksud kamu?"
"Kehilangan kamu, itu hal yang aku takutin. Aku gak tau kalo kamu gak ada aku bakal gimana del."
Adel mengelus rambut ashel menatap gadis dengan mata berkaca-kaca itu dengan tatapan lembut seolah ingin menghilangkan ketakutan gadis itu. Semua bahkan sudah tau ashel kerap kali memikirkan hal-hal secara berlebihan dan adel tidak ingin pemikiran gadis itu jadi membuatnya ketakutan sendiri.
"Kamu gak bakal kehilangan aku cell, beneran. You’ll always have me, i promise."
"Kita gak selamanya disini del."
Adel mengangkat bahu, itu masih terlalu jauh. Pemikiran ashel terlalu jauh untuk dipikirkan sekarang.
"Kamu gak usah mikirin itu cell. Kita sekarang gak ada perjanjian apa-apa. Kita bisa ngelakuin apapun yang kita mau."