"Aku abis dari pemakaman, jadi gak ngabarin maaf ya."
Ucap nya sambil menaruh ponsel di atas meja, memperlihatkan ashel yang sedang tiduran dan adel yang sibuk melipat celana dan beberapa hal yang tadi dirinya kenakan.
"Kenapa segala minta maaf deh?" tanya ashel.
Adel meliriknya sekilas. "Aku kira kamu marah."
"Lah aku ngira malah kamu yang marah hahaha"
"Gak apa apa, kamu udah liat tweet official kan?"
Adel mengangguk.
"Covid anjing." gumamnya.
Ashel membulatkan matanya, sedikit terkejut.
"Heh, mulutnya."
Adel menaruh kecamatanya di meja.
"Soalnya udah bikin kamu susah, susah makan, susah gerak, susah kemana-mana yakan?"
Ashel dengan wajah pucatnya tersenyum tipis.
"Ya mau gimana lagi del, namanya juga sakit. Mana ada yang enak."
"Kamu kenapa ketawa?" tanya adel.
Ashel menggeleng. "Kepikiran aja. Lucu deh kamu sakit pinggang aku malah kena covid ahaha."
"Gws kita."
Adel mengambil ponselnya, kemudian mulai menyandarkan kepalanya di sandaran kasur.
"Kamu yakin gapapa shel?"
"Emang aku keliatan sakit banget ya?"
Adel mengangguk.
"Pucet, mata nya juga bengkak."
"Pusing del."
"Aku kesitu ya?"
Ashel buru-buru menatapnya "jangan gila."
"Kamu udah tes kah? Aku takut kamu kena juga del."
"Tenang aja, kalau gituan gak bakal langsung kena kok."
"Kamu nya peluk kekencengan."
Adel tertawa. "Yang minta dipeluk pas tidur emang siapa?"
"Iya aku." Cicit ashel.
"Kamu sih bilang mau jaga jarak, kita beneran berjarak kan sekarang haha"
Ashel diujung sana menatapnya kesal.
"Dihh jangan dibahas deh."
"Makanya jangan ngomong sembarangan shell."
Ashel hanya menatapnya datar, sementara adel tertawa tawa pelan, gadis berambut pendek itu sedikit memberbaiki bantal di belakang punggungnya.
Hingga suara pintu diketuk, kemudian terbuka menampakkan sosok mama nya yang membawakan martabak, malam itu abangnya pergi ngapelin cewek. Sekalian bawa pulang martabak.
Mama adel tentu tau betul kalau putri bungsunya itu akan merajuk kalo kehabisan martabak manis kesukaannya.
"Makasih ma."
Martabak manis itu sudah tersaji di mejanya, adel berpindah kemudian menyandarkan ponselnya di buku paket yang lumayan tebal.
"Enak tuh makan." Celetuk gadis yang dirinya temani bervidio call.
"Makan shell makanya."
"Hambar del."
Terlihat adel memakan martabaknya dengan semangat, gadis itu tertawa kala melihat wajah ashel yang mupeng alias muka pengen.
"Mau aku gojekin kerumah kamu?" tanya adel dengan sudut bibir dipenuhi coklat.
"Gak usah. Semua makanan sama aja gak berasa. Lagian kamu makan kayak orang gak makan setahun ahaha," gadis itu tertawa melihat bibir adel yang belepotan coklat cair.
Adel sedikit bangkit, melihat cermin.
"Jelek banget, dari tadi gini emang shell?" Gadis itu buru-buru mengelapnya dengan tisu.
Ashel hanya mengangguk kemudian meminum air putih nya.
Cukup lama sampai adel menyandarkan punggungnya di kursi putarnya itu lagi, sambil meminum coklat panas yang dibuatnya beberapa menit yang lalu.
"Kamu beneran jangan lupa cek kondisi kamu juga del" ucap ashel.
"Aku gak apa apa, yang harusnya ngomong gini tuh aku tau shell. Kamu makan yang banyak, paksain biar hambar juga."
"Iya del iya."
"Semangat terus, tapi kamu pasti kangen aku kan?" Tanya si rambut pendek setelah menyeruput minumannya.
"Gak ada yang bisa dipeluk kecuali boneka."
Adel menaikkan alisnya.
"Maksudnya rindu aku kan?"
"Gak tau deh"
"Dihh gitu banget."
Adel tertawa " pipi kamu merah berarti iya, kamu rindu aku."
Terlihat ashel menutup pipinya sambil tersenyum malu.
"Apasih del, engga!"
"Gak boleh bohong, ashel."
"Iya aku kangen!" Gadis yang berbaring itu kemudian menutup wajahnya dengan boneka pinguin besar.
Adel menghela nafas pelan, setidaknya cukup melegakan, untuk tahu bukan dirinya sendiri yang tersiksa akan rindu disini.
Adel melihat jam dindingnya, sudah hampir tengah malam dirinya takut menganggu waktu tidur gadis itu, mana lagi sakit kan anak orang.
"Good night shell, bobo yang nyenyak besok ketemu lagi."
"Hah? Kamu mau kesini?"
"Maksud aku ketemu di telfon atau vidcall hahah kangen berat banget lu diliat-liat. Cepet sembuh ya"
"Aku seneng, makasih udah nemenin aku juga del."
"Abis ini tidur beneran lu," ucap adel malah kayak abang abang komplek.
"Mau nonton drakor."
"Kamu ni kalo dibilangin ngeyel banget, istirahat! Gimana mau cepet sembuh!?" Ucap adel ngomel, mendekatkan wajahnya ke kamera ponsel dirinya dapat melihat ashel juga tertawa.
"Apasih ngomel mulu del"
"Oiya satu lagi, kalo lagi sakit gini jangan bacain komen sama dm yang bikin kepikiran terus ya janji."
"Emmm" ashel hanya mengacungkan jempolnya ke kamera.
"Janji dulu shell."
"Iya janji. Aku langsung tidur kok."
Adel tersenyum kemudian menatap gadis itu lagi, meski versi online seperti ini dirinya tetap senang.
"kalo ada yang gaenak bilang ya, emm kalaupun ngga mau cerita gapapa, aku disini terus ngga kemana-mana."
Its just fanfic guys jangan offside okay apalagi dibawa ke jalur memancing tubir hehehe jangan ya. Btw semoga cepat sembuh untuk semua member yang sakit 💜