"Menjadi seorang idol memang tidaklah mudah, banyak beban dan hal yang jauh dari sudut pandang berbeda, Seorang idol tentu saja pernah merasakan rasa tertekan, dan pusing dengan banyaknya jadwal, syuting dan beberapa project yang akan dilakukan membuat seorang idol harus memiliki waktu istirahat yang cukup dan hendaknya memiliki seorang yang dapat mendengar keluh kesahnya seperti seorang kekas---"
"Ck, gada hubungannya punya pacar sama jadi idol" gumam ashel sambil mendengus pelan.
Ashel dengan cepat menutup buku itu, buku yang dirinya pinjam dari perpustakaan kota beberapa bulan lalu, niat awalnya ashel akan membaca buku itu saat dirinya menjalani karantina namun ternyata baru sempat dapat membacanya karena seminggu lagi akan memasuki batas pengembalian.
Seorang gadis dengan kaos polos memasuki kamarnya, sambil meminum air es.
"Kenapa?" tanya adel
"Apanya yang kenapa?"
"Kenapa ngeliatin aku gitu banget?" Ujar adel kemudian duduk di hadapan ashel.
"Engga, pd banget deh."
Adel mengangkat bahunya pelan. Mungkin memang dirinya salah lihat, lagi pula gadis itu sedang tidak memakai kacamatanya.
"Kamu mau tidur?" tanya adel lagi melihat ashel menarik selimutnya sampai atas dada.
Yang ditanya hanya mengangguk pelan.
"Aku ngantuk, del."
"Bisa minta waktunya bentar gak?"
"Aku mau tidur."
"Bentar aja, cell." adel bangkit kemudian duduk di samping gadis yang sudah menyesuaikan posisinya dengan bantal guling.
Cuaca yang bagus, angin berhembus. Flora memakan daging yang sudah matang di hadapannya.
Sementara adel hanya mengaduk-ngaduk minumannya dengan wajah sendu.
"Kenapa lagi?" tanya yang paling pendek itu sambil melirik adel.
"Engga, cuman kepikiran sesuatu yang kayaknya gak bisa banget gue dapet."
"Ashel?"
Adel hampir terbatuk, dengan cepat gadis itu meminum minumannya sambil memukul dadanya pelan.
Flora tersenyum. "Gak usah dijawab, batuk lo tadi jadi jawaban bener buat gue del."
Adel hanya diam, pasrah.
"Kalian berantem apa gimana? Perasaan gue liat kalian sering bales balesan komen terus pergi bareng kan?"
Adel mengangguk.
"Gue cuman emmm lu tau kan flo, itu emm pokoknya itu deh."
Flora memutar bola matanya malas, bersahabat hampir dua setengah tahun dengan si tinggi yang baik hati itu sudah cukup membuatnya mengenal adel, meski kadang perkataan dan tindakan gadis itu kurang jelas.
"Ceritanya lu minta saran ke gue?"
Adel melirik flora, kemudian senyum segaris.
Flora menaruh sendoknya, fokus menatap adel.
"Menurut gue lu berusaha lagi aja buat selalu jujur sama perasaan lu, berani juga buat ngungkapinnya." Flora kemudian minum soda di gelasnya.
"Ya, meskipun mungkin engga berjalan sesuai yang lu mau, dan juga meski akhirnya nyakitin, lu bisa ngambil keputusan apapun del. Tapi tau kan konsekuensinya gimana?"