you miss me too right?

10.3K 996 49
                                    

"Ashel jangan ngadi-ngadi lu, jantung gue aduhh," ucap mira memegang dada nya yang masih berdetak kencang, hal itu juga disebabkan oleh faktor usia yang membuatnya gampang kaget.

"Acell bikin orang kaget aje lu," ucap shinta.

"Lu kenapa dah," kata kathrina yang memegang ponselnya karena hampir terjatuh.

Adel berkedip pada gadis yang lebih tua setahun darinya itu sambil tersenyum tipis. Mengerjai gadis itu ternyata seseru ini.

Ashel berdehem kemudian melihat senior dan teman segenerasinya kemudian bangkit dari duduknya.

"Emm aku mau ke toilet dulu," ucap gadis itu pelan.

"yaelah ternyate lu gebrak meja cuman mau ngomong ke toilet," ujar vivi dengan aksen betawi kental nya.

Ashel berlalu kemudian dengan cepat melangkah ke toilet.

***

Sudah hampir dua puluh menit semenjak gadis itu pergi, adel kemudian bangkit dan meminta izin untuk menyusul dengan alasan dia kebelet pipis.

"Bocil jaman sekarang perlu dikasih pampres kayaknya," ucap mira dihadiahi tawa marsha dan kathrina.

"Woy, ngapain disini lama banget?" tanya adel sambil bersedekap.

Ashel melirik adel kemudian memutar bola matanya malas.

"Ngapain kamu kesini?"

"Ya nyusulin kamu,"

Begitulah mereka, jika salah satu mulai memanggil dengan panggilan berbeda maka yang satunya juga akan mengikuti secara tidak sadar.

Ashel tidak menanggapi, gadis itu hanya mencuci tangannya di wastafel.

Adel mendekat ke arahnya.

"Ayo pulang, aku anter." Ucap adel sambil membuka ponselnya mengetikkan beberapa kata dan mematikan benda itu kembali kemudian memasukkannya ke kantong jaket.

"Hah? Maksudnya?"

"Pulang sama gue, taksi yang gue pesen udah di depan." Jawab adel.

"Ya gak bisa pulang gitu aja dong, aku belum permisi ke yang lain."

"Gue udah chat kak mira, alasan perut lo sakit jadi gue anter balik."

Ashel melirik adel.

"Gila ya lu."

"Jangan ngomong gila sama senior."

"Ck, tapi tas aku dimeja gima--"

Adel memperlihatkan tas putih kecil di belakang punggung nya.

"Nih, udah gue bawain."

Ashel jadi terheran-heran. Mengapa gadis di hadapannya itu selalu penuh dengan persiapan.






****
















Keduanya sedari tadi hanya terdiam di kursi belakang taksi online yang adel pesan.

Sesekali rambut ashel beterbangan karena gadis itu sedikit nembuka celah kaca mobil.

"Kamu abis dari mana?"

Adel melirik gadis itu.

"Nanya gue?"

Ashel memukul paha adel.

"Yaiyalah masa pak supirnya!" bisik gadis itu penuh penekanan.

Adel hanya terkekeh sebentar.

"Abis jalan-jalan sama opung, kak vivi. Terus nanti mau kesekolah dulu sama mama, ngambil rapor."

A 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang