"Tolongin ini pintu wc nya macet," batin Ashel sambil membaca notif chat adel saat ia tengah showroom.
"Bentar ya guyss, bentar." Ashel berlari ke wc nya yang sering bermasalah itu.
Adel akhirnya bisa keluar, dengan kaos putih dan celana pendek berwarna coklat muda favorite nya dan jangan lupakan gadis itu menggosok rambutnya yang basah dengan handuk kecil.
"Mau inframe gak?" tanya Ashel dengan senyuman khasnya saat adel tengah berdiri di ambang pintu kamarnya.
Gadis berambut pendek itu menggeleng pelan.
"Engga deh, gue pucet banget."
"Yaudah deh."
Ashel kembali mengobrol dengan fansnya.
"Shel, sisir lu mana deh?" tanya adel pelan.
"ada di bawah atau di meja situ kayaknya?" ucap sang tuan rumah tak meyakinkan. Adel hanya memutar matanya malas sambil menggosokkan handuk pada rambut basahnya lagi.
Ia pergi ke depan lemari untuk bercermin, tentu saja ashel melihat gerak-geriknya.
"Lu keliatan di sr, del."
"Seriusan?"
"Lu mirip abang tukang bakso sumpah, tinggal tambahin topinya aja," ucap Ashel sambil tertawa. Penampilan adel yang menaruh handuk kecil di bahunya memang begitu mirip dengan tukang bakso yang sering lewat di depan komplek perumahannya.
"Iyakah? Ambil topinya gaksi wkwk"
"Del, masa mami beliin kalung juga," ucap ashel memperlihatkan kalung berinisial namanya pada Adel yang tengah mengecas di hadapannya.
"Hah serius?" adel terkejut. Kalung sejenis itu bahkan hampir ia beli, untung saja tidak jadi.
Ashel terjungkal kecil karna dorongan adel yang memang dapat dikatakan kuat.
"Apasih?"
"Gue hampir beliin yang kayak mami lu beliin juga, untung gak jadi."
"Kalung pemberian lo pendek, yang dikasih mami panjang jadi saling melengkapi."
***
Malam semakin larut, namun perayaan ulangtahun itu masih terasa seru antara Ashel, adel dan penonton pada aplikasi Showroom.
Ashel mengambil kapas yang sudah diberi alkohol pembersih makeup, kemudian menaruhnya pada matanya agar maskaranya dapat hilang.
Beberapa kali gadis itu berkedip, kemudian menatap adel.
"Maskaranya udah ilang gak?" tanya ashel sambil tertawa pelan.
Adel hanya mengangguk. Ditatap seperti itu membuatnya juga ikut tertawa.
"Ih jelek banget gasi del," ucap ashel melihat kedua matanya yang sudah dibersihkan.
"engga, cantik."
Ashel tersenyum malu mendengar jawaban itu, suaranya begitu menenangkan.
"Bantuin gue lepas kunciran dong del,"
Adel awalnya ragu, ia menatap ashel lekat. Tak ingin orang lain jadi menghujat mereka karena hal biasa seperti ini.
Ashel langsung memukul paha gadis itu rada kencang, sampai berbunyi.
"Aw, aduhh."
Dengan cepat ashel mengusapnya lagi, tamparannya pada paha gadis di sebelahnya itu jadi meninggalkan bekas memerah.
"Lagian ngelepas kunciran doang takut, gakpapa kali."
Tangan gadis itu terulur membuka kaitan di rambut ashel.
"Ini bukan mancing tubir lo ya,"
"Sekalian aja kita panas-panasin biar uwu"
Adel hanya tertawa, ashel ulang tahun, rasa pemberaninya meningkat.
"Kalo sakit bilang ya," ucap adel sambil memegang rambut ashel yang terikat.
"Wkwkw gue kayak reog deh, eh kok gimbal banget."
Adel hanya tertawa.
***
"Oh jadi gini ya kalo ashel sr," gumam adel. Namun tentu saja suaranya dapat di dengar ashel.
"Baru liat asli kan? Biasanya kan lu nonton sr gue doang."
Adel sekali lagi hanya melihat ponselnya. Dirinya mencoret-coret sesuatu yang sedari tadi dikerjakannya sembari menunggu gadis di depannya itu selesai dengan showroom ulang tahunnya.
"Gue udahan gaksi?" tanya ashel sambil melirik adel yang terlihat sibuk dengan ponselnya yang masih tercharge.
"Terserah lu," ucap adel tanpa suara.
Ashel mulai membacakan nama fans yang berpartisipasi dan juga mengiriminya gift sr, kemudian mengucapkan rasa terima kasihnya yang teramat dalam karena banyak yang begadang demi menonton perayaan ulang tahunnya.
"Eh besok gue tanding pokemon, semangatin gasi?" ucap suara berat di depannya.
Ashel tersenyum.
"Semangatin guys, doain semoga valkirie menang," tentu saja ia gadis itu mendapatkan wajah adel yang cemberut.
***
Showroom selesai hampir jam dua pagi, adel sudah berbaring di samping ashel yang memeluk boneka pinguinnya erat.
"lu dukung gue ya besok," ucap adel.
"Iyaa, asal menang aja."
"Menang kok, tenang aja."
"Dih, pd banget lo. Kalo menang gue kasih hadiah deh."
"Apa?" tanya adel penasaran.
"Ya rahasia lah, makanya menang dulu."
Adel perlahan memperbaiki posisi tidurnya, punggungnya begitu sakit, gadis itu hanya memejamkan matanya, berharap rasa sakit dan nyeri pada punggungnya itu berkurang.
"Kalo gini terus gue gatau bisa menang apa engga besok." Batin adel sambil melirik ashel yang terlihat sudah terlelap di sampingnya.
Memikirkan permainan yang pastinya akan memakan waktu lama dengan duduk seharian membuatnya hanya meringis, semoga ia dapat menahan sakit punggungnya dan memenangkan turnamen itu.