Siang hari itu ashel main kerumah adel, pake kaos lengan panjang dan celana training nyaman.
Dapat telfon katanya dari semalam gadis itu tidak keluar kamar, padahal mama nya sudah menggedor dan tadi pagi barulah kedua orang tua adel tau kalo anak mereka keracunan makanan yang sudah memasuki waktu kadaluarsa.
Mereka tidak ingin merepotkan namun keduanya sedang melakukan tugas pekerjaan di luar kota, sementara saudara-saudara adel juga sibuk.
Ashel membuka pintu rumah yang sudah ia tau sandi nya itu, membuka sepatu dan langsung melihat suasana rumah adel.
Betul betul sepi, namun matanya melihat gadis berambut pendek itu tengah meringkuk di sofa depan dengan selimut yang membungkus tubuhnya sambil menggigil.
Ashel mendekat, pegang dahi adel. Tidak terlalu panas, hanya hangat.
"Del bangun." Panggil ashel sambil duduk di sofa besar itu.
Adel tidak bergerak, matanya bahkan masih terpejam.
"Lagian siapa suruh makan roti basi sih," ucap ashel sambil menaruh kantong keresek berisi buah, minuman dan bubur ayam untuk temannya yang sedang sakit itu.
"Jawabannya simple, aku laper cell."
"Yaudah kamu nya bangun duluuuu." Ashel menarik narik selimut adel, namun masih belum ada pergerakan dari gadis itu.
"Bentar..." ucap adel, tanpa mata.
"Ayo bangunnnn...kamu udah tidur dari tadi pagi kan. Lama banget."
"Bentar masih pusing, sejam lagi cell sejam."
"Kelamaan ih!"
"Aku pusing beneran ashel, kepala nya nyut-nyutan." Masih betah meringkuk, mendemin kepalanya di sofa.
"Kalo mau makan kenapa malah makan makanan basi sih del?"
"Dapetnya di lemari cuma itu."
"Makannya dikit?"
"Iya dikit. Sebungkus, aku abisin."
Ashel berkacak pinggang, gak tau lagi cara menghadapi adel yang kalo dibilangin kadang gak didengerin.
Cuman satu cara yang terbesit di pikirannya, nyubitin lengan adel.
Yang dicubit beneran kesakitan, kepala sama perutnya aja udah sakit sekarang nambah ashel yang nyubit. Makin ultra combo lah sakitnya.
Adel narik ashel, gadis itu jatuh tepat di sofa deket adel.
Yang sakit malah kesempatan meluk gadis bawel itu erat.
"Kamu belum mandi pasti! Lepasin gak! Aku marah ya!"
Adel menepuk kepala ashel pelan. "Nanti aja ya aku minta maaf ke kamu, kepala ku beneran kayak mau pecah."
Ashel mendengus, terus melepaskan dirinya sendiri dari pelukan itu.
Mau marah juga gak tega ngeliat adel begitu melenyot nya hari ini.
...
Ashel sedikit terkejut saat seseorang menyandarkan kepala di bahunya, posisi nya sekarang ashel sedang duduk di sofa besar itu sambil bermain game, menunggu adel yang katanya mau bangun dan mandi.
Gak sampai sejam juga, sepuluh menit adel sudah bangkit dan melipat selimutnya sendiri.
Mandi dan berganti pakaian kemudian bersandar kepundaknya membuat ashel
harus menghentikan acara mabar game online dengan kathrina."Wedehh udah seger banget nih diliat-liat?" sindir ashel.
"Udah dong." Jawab adel sambil senyum, gak tau kalo itu kalimat sindiran.
"Besok bisa kali keracunan lagi del."
"Apasih doanya yang engga-engga gitu."
"Makanya kalo dibilangin dengerin, kalo makan yang bener."
"Iyaa iyaa"
"Kamu mah iya doang."
"Iyaa ashel nanti aku kalo mau makan di cek dulu tanggal kadaluarsa nya beneran."
"Awas aja. Oh iya tadi aku beli bubur ayam, udah aku angetin di dapur, terus air lemon kesukaan kamu ada di kulkas. kamu kalo mau makan ambil aja."
Adel yang mendengarkan itu langsung beranjak ke arah dapur, ambil bubur ayam anget sama air lemon kesukannya. Dibawa ke ruangan tengah, mau sekalian ngobrol sama si bawel.
Adel makan di meja dekat sofa, sementara ashel hanya meliriknya kemudian mematikan ponselnya.
"Aku balik sekarang ya del?" tanya ashel sambil bangkit.
Adel baru saja meneguk air lemonnya hingga tersisa setengah.
"Kenapa buru-buru banget deh?"
"Kamu nyebelin hari ini."
"Ya masa gitu doang ngambek?"
"Terus aku ngapain disini del? Udah dari tadi nungguin kamu bangun, mandi sekarang makan."
"Ya ngapain kek," ucap adel.
Adel menarik tangan ashel, membuat member generasi 9 itu jadi duduk di sofa.
"Kenapa mukanya bete terus?" tanya adel.
Tangannya mainin tangan ashel yang ada di depannya.
"Siapa yang bete?" tanya ashel.
"Kamu."
"Ck, kamu kali."
"Iya iya aku yang nyebelin."
Pada akhirnya titan ngalah lagi.
"Aku harus ngapain biar kamu gak bete lagi?" tanya adel.
"Gak tau."
Adel megang dua tangan itu.
"Liat sini, maaf udah bikin kamu nunggu, maaf karna makan makanan yang basi, sumpah ini aku ngomong nya mau ketawa cell. Terus apa lagi ya? Emm maaf udah bikin kamu bete pokoknya."
"Aku maafin, tapi ada syarat."
Adel melepaskan genggaman tangan itu.
"Ck, segala syarat kayak lagi jual tanah."
Ashel ketawa, gak jadi cool deh.
Ya mana bisa dia marah lama sama adel.
Ashel melebarkan tangannya, kode minta peluk.
Adel senyum balas pelukan gadis itu, sambil usap pelan kepalanya.
"Ini doang syaratnya?" ucap adel.
Adel senyum kala merasakan ashel mengangguk di dalam dekapannya.
"thank, for making my day better " bisik adel.
"Iya sama-sama."
Beberapa menit kemudian pelukan itu terlepas, ashel ambil tasnya beneran mau pulang.
"Cell," panggil adel.
Yang dipanggil menoleh sambil melihat adel yang bawa gelas kedepannya.
"Kenapa?"
"Air lemon yang kamu beliin udah aku abisin."
Ashel senyum "bagus kalo gitu, kapan kapan aku trak----"
Adel makin deket mana sambil senyum segala.
Gadis berambut sebahu itu mengecap rasa lemon di bibirnya.
Ashel seneng kalo adel suka apa yang dirinya beli untuk gadis itu.
"Cell ini bibir aku masih ada rasa lemon, mau gak?"
wkwkwk sekali lagi just a fanfict guys jangan bawa2 real life.