untuk lebih santai, bisa play lagu nya ya ngab ya biar kerasa aja feelnya heheh.
"Kamu yakin beli sebanyak ini?" tanya adel melihat ashel yang memasukkan banyak makanan ringan dan juga mie cup di keranjang belanja.
Ashel mengangguk. "Bukan buat aku doang, tapi member. Tau kan atin makannya banyak."
Mereka terus berkeliling di sekitar fx lantai bawah dan atas sudah di jelajahi untuk membeli beberapa snack, karena sore nanti akan ada jadwal show di theater.
Adel memakai hoodie hitam, masker dan topi biru tua. Sementara ashel hanya memakai hoodie tanpa tudung, masker dan rambut yang diikat asal.
Gadis berambut pendek itu menggengam tangan ashel sembari mencari wafer di rak, ashel terkejut kemudian berbalik.
"Jangan sok berani gitu, ini di depan umum loh del." Bisik ashel.
Adel malah lebih mencondongkan tubuhnya ke depan muka ashel. "Gak ada yang tau, kita pake masker aman cell."
Ashel membuka ponselnya, ada pesan dari kakak kesayangannya siapa lagi kalau bukan Kak Anin.
"Kenapa?"
"Kak anin, nitip beli tisu."
"Ohh, ayo. Ada di lorong depan sana tapi."
Hari ini mall sedikit sepi, bahkan pada bagian lorong. Hanya ada beberapa orang seperti ibu-ibu dan sepasang suami istri yang sudah lumayan berumur tengah membeli keperluan dapur seperti serbet, dan tisu toilet, dengan orang yang sedikit itu kesempatan adel untuk menggemgam tangan ashel meski gadis di sebelahnya kadang takut jika ketahuan.
"Kalo gini kita kayak pasangan beneran tau," bisik adel.
Ashel terkekeh menanggapi perkataan adel layaknya bercanda "kayak beli keperluan rumah engga sih haha."
Adel tidak membalas, gadis itu hanya menggigit bibirnya pelan kemudian melanjutkan ucapannya "harusnya kita pacaran beneran aja,"
Ashel menaruh tisu itu di keranjang, kemudian menatap adel.
"We can't del. Sorry."
Adel cemberut " ck, i hate rules."
Ashel meletakkan keranjangnya, memegang tangan adel kemudian menatap matanya dalam.
"Jalanin aja, belajar buat ngehargain waktu. Pacar latihan itu gak selamanya enak ada juga gak enaknya. Tapi aku bakal temenin kamu terus ngelewatin hal gak enak itu jadi jangan sedih."
Adel cuman diem, masih kesel.
"Mau gak ditemenin lewatin yang gak enaknya? Aku nanya del."
Adel membuka setengah masker di wajahnya terus senyum. "Iyaa."
TEK!!!
lampu mall pada lorong itu mati, adel langsung memeluk ashel. Kaget sekaligus takut, ya gimana gak takut kejadiannya tiba-tiba banget.
"Gangguan yang terjadi akan segera kami perbaiki mohon untuk menunggu."
Ucap suara pada speaker, ashel menepuk punggung adel pelan. "Cuman mati lampu del, bukan gedung roboh."
Adel memegang dadanya yang berdebar "Tetep aja kaget."
"Hmm ada yang pengen aku lakuin," bisik yang lebih muda.
"Apa? Jangan aneh-aneh lagi mati la---"
Adel meraih wajah member generasi sembilan itu, menurunkan masker ashel seperti miliknya. Sedikit membungkukkan badannya dan mencium bibir gadis itu sebelum ashel menyelesaikan perkataannya tadi.