Sebuah Negeri di Dalam Kaca

377 20 3
                                    

"INI bukan sembarang bola kaca. Bola kaca ini bisa bawa kamu ke suatu tempat yang bahkan lebih indah dari fantasimu sendiri."

Aku masih mengingat ucapan nenek waktu itu. Dia duduk di kursi goyang kesayangannya, tersenyum manis ke arahku dengan selimut yang menghangatkannya dari pinggang sampai ke ujung kaki. Tangan keriputnya menyodorkanku sebuah bola kaca yang sangat cantik. Aku, yang masih berusia lima tahun saat itu, hanya bisa memandangi nenek dengan tatapan polos dan penuh tanda tanya.

Ah, ya. Namaku Raya. Sekarang, aku berusia sembilan belas tahun. Aku adalah perempuan yang biasa saja. Tak terlalu cantik, tak terlalu pintar, tak terlalu segalanya. Tak ada yang menarik dari diriku, selain selera musikku yang bagus.

Bola kaca pemberian nenek waktu itu tampak sangat indah, menampakkan perkotaan mungil yang seakan-akan ada kehidupan kecil di dalamnya. Bola kaca itu adalah hadiah dari nenek di ulang tahunku yang ke lima tahun.

Bagiku, saat itu, bola kaca itu adalah kado terbaik. Bola kaca itu tampak cantik meskipun antik. Sebelumnya, bola kaca itu adalah milik nenek dan nenek memilih untuk memberikannya kepada cucu perempuan satu-satunya, yaitu aku.

"Tapi, kamu harus janji, gak boleh kasih tau soal bola kaca ini ke siapapun. Ini adalah rahasia kita berdua," ujar nenek waktu itu, bangkit dari posisinya dan meletakkan selimut merah itu di atas kursi goyangnya.

Aku mengangguk semangat. Aku tak sabar ingin melihat seberapa ajaib bola kaca itu dan apa yang bisa bola kaca itu lakukan.

Nenek mengajariku cara menggunakannya. Aku harus mengguncangkan bola kaca itu beberapa kali dan membuat salju kecil itu berjatuhan di permukaan perkotaan tersebut. Awalnya, nenek yang melakukan hal itu sambil menggandeng tanganku dan hanya dalam satu tutupan mata, aku dan nenek tiba di sebuah negeri yang tidak kami ketahui.

Negeri itu sangat indah. Tak seperti daerah biasa, tapi lebih tampak seperti negeri dongeng. Aku bisa melihat ada banyak orang-orang mengenakan pakaian kuno di jalanan ini. Aku bisa melihat peri mungil yang mengiringi langkah majikannya, vampir dengan kulit pucat dan gigi taring yang keluar, serta kereta yang bisa terbang.

Benar-benar sebuah negeri dongeng. Orang-orang di negeri itu pun ramah. Nenek memberikanku pakaian kuno seperti yang orang-orang di negeri ini kenakan dan uang dengan mata uang negeri itu, katanya agar aku bisa mengunjungi festival yang selalu digelar tiap pergantian musim dan membeli makanan apapun yang aku mau.

Sejak saat itu, bagiku, bola kaca itu adalah pelarianku. Ketika aku sedih, lelah, dan marah, aku selalu pergi ke negeri dongeng itu dan melakukan apapun yang aku mau di sana. Ketika aku berusia enam belas tahun, hal yang paling kusuka dari negeri itu adalah tiap kali aku berjalan di sana, di sudut jalan itu pasti ada segerombolan orang yang tengah menarikan tarian polka.

Aku selalu memasuki gerombolan itu dan ikut menari di sana, menari berpasangan secara bergilir dengan beberapa para pria yang ramah dan lebih tua dariku. Mereka adalah orang-orang baik. Bahkan, saking seringnya aku mengikuti tarian polka itu tiap kali aku ke sana, beberapa orang di sana mengingat aku.

Hal yang sama terjadi di suatu hari. Aku menari dan bergonta-ganti pasangan seperti tarian polka pada umumnya, sampai tiba dimana aku menari dengan seorang pemuda yang mengenakan pakaian kuno berwarna cokelat dan rambut yang ikal. Dia memandangi mataku selama kami menari sampai pasanganku kembali berganti dan dia pun menari dengan wanita lain.

Malam itu, setelah puas menari, aku pun terus berjalan sampai aku tiba di sebuah danau yang indah. Danau berwarna ungu muda yang berkelap-kelip karena cahaya rembulan. Aku juga bisa melihat bintang dan bulan di pantulan danau tersebut.

"Kamu adalah perempuan yang sempat jadi pasangan dansaku tadi, kan?"

Aku bisa melihat lelaki berambut ikal itu dari pantulan danau, lalu menoleh ke arahnya. Dia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana, tersenyum ringan.

My Cerpens; Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang