Ceklis Satu

162 13 2
                                    

MENURUTKU, perasaan terkacau adalah ketika terbangun di pagi hari setelah memimpikan mantan pacar. Perasaan itu mampu mempengaruhi isi kepalaku bahkan sampai satu hari penuh. Sesekali, membuatku bingung, penasaran, atau bahkan rindu. Apa yang sedang dia lakukan sekarang? Apakah dia sudah bahagia dengan kehidupan barunya? Apakah pacar barunya memperlakukannya lebih baik daripada aku?

Aku memimpikan Adel pagi ini, mantan pacarku ketika kami masih duduk di bangku SMA. Sudah lama sekali, sebenarnya. Sekarang, kami sudah duduk di semester empat dengan jurusan yang berbeda dan universitas yang berbeda pula. Kami tak lagi berada di kota yang sama, kami sama-sama menjadi anak rantau di kota orang. Kalaupun libur semester, jadwal libur kami tentu saja berbeda sehingga kami memang tak pernah bertemu lagi sejak kelulusan SMA.

Dia adalah perempuan yang baik. Aku pernah mencintainya sedalam itu karena paras dan hatinya memiliki karakteristik yang tak berbeda, yaitu cantik. Itu yang selalu kukatakan kepada tiap orang yang bertanya kepada aku berpacaran dengan Adel, dulu. Adel sering memintaku untuk jangan menjawab seperti itu karena dia sendiri tak merasa cantik, tapi di mataku pada waktu itu, dia sempurna.

Dia orang yang cukup tertutup dan tak banyak bicara sehingga ketika dia mau berteman dan berbicara banyak hal denganku karena kebetulan ada banyak hal yang sama-sama kami sukai, aku merasa obrolan kami istimewa dan itu membuatku begitu senang. Pikirku, jika hal sekecil itu saja bisa membuatku senang, apalagi jika aku terus bersamanya. Dia adalah orang yang seru. Sejak itulah aku dekat dengannya.

"Lo suka sama dia?" tanya Nada waktu itu, teman sekelasku. Dia salah satu teman dekatku di kelas, sekaligus salah satu dari teman Adel juga.

"Emangnya kenapa?" Aku bertanya balik. "Gak boleh?"

"Gila kali lo coba-coba suka sama dia," Nada terkekeh remeh. "Mana mau dia sama lo. Rafi di kelas sebelah aja ditolak mentah-mentah."

"Lo lebih gila lagi karena bisa tau segitunya," balasku, berdecak kagum sambil menggeleng-gelengkan kepalaku. "Tau darimana, bro?"

"Bra, bro, bra, bro. Aku ini bukan lanang lho, mas."

"Yaudah, bra."

"Anjing lo."

"Yaudah, gue nanya, lo tau darimana emangnya?" tanyaku, penasaran. "Gue temenan sama dia. Dia gak setertutup yang dibilang orang-orang, kok. Dia mau bicara sama gue, mungkin karena kebetulan kita punya beberapa kesukaan yang sama."

"Rame gosipnya, baru kemarin," jawab Nada, memberi jeda. "Soalnya, Adel tuh tipe orang yang nolak cowo dengan kasar. Gue peringatin aja, lo sekarang temenan sama dia nih, jangan sampe dijauhin sama dia karena dia gak nyaman perkara lo demen sama dia."

Tak satu, dua, ataupun tiga yang memperingatiku seperti itu, tapi ada banyak orang di sekelilingku yang meremehkan perasaanku kepada Adel. Tak ada yang seakan bisa menggendongku agar aku semangat mengejar Adel. Terlebih lagi, Adel adalah cinta pertamaku. Selain itu, siapa yang tak suka padanya? Dia memiliki semua yang diidamkan perempuan. Fisik. Pengetahuan. Tak ada yang kurang. Wajar jika aku bisa menyukainya, apakah itu salah?

Ada banyak usaha yang kuberikan sambil menjaga agar dia tak menyadari perasaanku, karena aku takut dia menjauh jika dia tau aku menyukainya. Benar kata Nada, dia bukan tipe perempuan yang mudah untuk didapatkan. Dia bukan perempuan yang bisa diajak keluar karena dia super introvert, dia juga berteman dengan beberapa anak laki-laki yang juga menyukai musik rock sepertinya sehingga terkadang membuatku merasa aku tak seistimewa itu, dia orang yang cuek, dia benar-benar susah untuk diraih. Belum lagi ada banyak laki-laki yang juga menyukainya dan terkadang membuatku merasa tak pantas untuk ingin mendapatkan hatinya.

Namun, usahaku terbayarkan. Perlahan, dia mulai kehilanganku ketika aku menghilang. Perlahan, dia mulai mencariku jika aku tak ada. Perlahan, dia mulai terbuka kepadaku mengenai hal lainnya yang biasanya dia simpan sendiri. Perlahan, dia mulai memperlakukanku berbeda, tak hanya sebagai teman.

My Cerpens; Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang