Ratu

179 17 1
                                    

POTRET dengan bingkai cokelat dan bercorak itu menghiasi tembok di dekat tangga menuju lantai dua. Dua insan yang baru saja resmi menjadi suami istri itu tersenyum di potret tersebut mengenakan pakaian yang sangat mewah dan indah. Sang wanita mengenakan gaun putih yang seharga mobil. Sang pria mengenakan jas biru layaknya seorang pangeran. Oh, tidak, pria itu bukan pangeran. Pria itu adalah seorang raja dari negeri Clitones yang baru saja naik tahta pada tahun ini.

Elina memandangi potret besar yang selalu menjadi pusat perhatian tiap kali orang menaiki tangga tersebut. Wajahnya tampak bahagia di potret tersebut. Namun, sejujurnya, pernikahan mereka hanyalah sebuah ikatan hambar yang tidak didasari oleh cinta. Dia tidak memiliki darah bangsawan, tapi Raja Livius II, ayah dari Carlos, memilih Elina untuk menjadi permaisuri anaknya. Namun, ada beberapa syarat yang harus Elina penuhi, seperti identitas yang harus diganti. Nama depan, cara berpakaian, cara berjalan, dan sebagainya. Elina tak mengerti kenapa wanita biasa sepertinya bisa menarik perhatian raja dan menjadikannya sebagai permaisuri anaknya, tapi Elina pun tak bisa melakukan apapun karena orang tuanya setuju akan permintaan itu dan menjualnya ke kerajaan.

Sebagai wanita yang dari dulu selalu menjadi seorang kutu buku di pojok kelas, Elina tak pernah menjalin kasih dengan lelaki manapun sebelumnya. Dia hanya sibuk belajar, fokus dengan dirinya, meskipun dia dijuluki kembang desa karena indah rupanya. Menurut Elina, menikah dengan lelaki yang tidak dia cintai sekaligus akan menjadi hubungan pertama dan terakhir seumur hidupnya adalah hal paling menyedihkan yang pernah ada. Tak hanya itu. Dia pun harus menjadi orang lain setiap harinya. Apakah dia akan terus begini sampai dia mati?

"Georgia, kita akan berangkat dua jam lagi."

Elina sedikit terlonjak kaget, lalu menoleh ke belakang. Carlos yang baru saja sadar kalau dia tak sengaja mengagetkan Elina, hanya bisa memasang senyuman canggung.

"Ya, aku akan bersiap-siap."

Carlos tersenyum sambil memasang jasnya, kemudian berlalu.

Carlos adalah pria yang sangat disayangi oleh rakyatnya. Pria sempurna yang diidam-idamkan wanita muda. Elina adalah wanita beruntung yang dibenci banyak wanita muda karena rasa dengki dan iri. Namun, rasanya aneh jika orang yang seharusnya mengetahui semua tentangmu, justru memanggilmu dengan nama Georgia, nama baru pemberian kerajaan yang masih terdengar janggal di telinga Elina sampai sekarang.

Namun, Carlos adalah pria yang baik. Meskipun dia adalah orang nomor satu di negeri ini, dia selalu bersikap sopan dan tak pernah sekalipun merendahkan Elina yang notabenenya adalah bukan siapa-siapa jika bukan karena menikah dengan seorang bangsawan. Carlos adalah pria yang lemah lembut, meskipun terkadang justru terkesan kaku. Elina tak pernah merasa tak nyaman dengan perlakuan Carlos kepadanya karena Carlos terlalu baik.

Hal yang membuat Elina merasa tak nyaman bukanlah perlakuan Carlos. Namun, perlakuan keluarga kerajaan kepadanya. Mereka terus-terusan mengoreksi apa yang Elina lakukan. Cara berjalan, aksen ketika berbicara, bahkan gaya rambut. Lalu, hal yang paling membuat Elina gelisah adalah betapa mereka mendesak Elina dan Carlos untuk segera memiliki anak. Apakah permintaan mereka hanya sekedar anak? Tidak. Mereka menginginkan bayi dengan jenis kelamin laki-laki sebagai penerus kerajaan nantinya. Elina tak tau apa yang terjadi jika dia justru melahirkan bayi perempuan. Apakah keluarga kerajaan takkan menyayangi anak perempuannya, jika saja itu terjadi?

Namun, apa yang kita takuti, justru terjadi. Elina mengandung anak perempuan. Tak ada yang membuat Elina lebih sedih lagi selain ekspresi seisi kerajaan ketika Elina dan Carlos mengumumkan jenis kelamin anak mereka. Ekspresi datar dan kecewa. Elina benar-benar sedih tiap kali mengingat ekspresi yang mereka berikan pada siang itu.

Hal itu membuat Elina merasa khawatir jika anaknya lahir, keluarga kerajaan justru tak menyukai anaknya. Anaknya tak salah. Semua rasa takut, sedih, dan khawatir itupun membuat kondisi Elina mulai buruk, mengingat bahwa dia sedang mengandung dan seharusnya tidak mengemban pikiran negatif di kepalanya, serta rasa sedih di hatinya. Sampai akhirnya, pada suatu dini hari, Carlos meminta dokter kerjaan untuk datang secara mendadak karena Elina yang merintih kesakitan.

My Cerpens; Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang