Nobody In This World

178 22 0
                                    

"KAMU udah siap?" tanya Denis, berjalan memasuki kamar. Sepersekian detik, bibirnya mengukir senyuman manis ketika dia melihatku duduk di depan meja rias, memakai riasan dan gaun terbaikku untuk malam ini.

Aku mengangguk.

"Hm, kalau gini, aku takut kamu dilirik cowok lain," ujar Denis, menghela napasnya, pura-pura sedih. "I wish nobody in this world but us, babe."

Aku terkekeh, lalu menggandeng lengannya dan berjalan untuk keluar dari rumah, menuju garasi mobil. Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan kami yang pertama. Langit tampak sangat indah malam ini, dipenuhi oleh bintang-bintang yang gemerlap dan bulan yang terpampang terang. Denis membukakan pintu mobil untukku, lalu kami pun berkendara menuju satu restoran yang sudah dia pesan untuk malam yang istimewa ini.

Denis, pria berusia 45 tahun yang berstatus sebagai suamiku itu adalah orang yang romantis. Dia memiliki segalanya, uang, kekuasaan, dan segala yang kubutuhkan. Sedangkan aku, Dilla, wanita berusia 30 tahun yang sebelumnya menyandang status sebagai sekretarisnya di perusahaan.

Aku mencintai suamiku. Aku mencintai segala hal dari dirinya, entah itu kebaikan maupun keburukan. Aku mengetahui semua keburukan dia, dari A sampai Z, bahkan kembali lagi ke A, aku mengetahui semuanya. Bahkan, masa lalu kelamnya yang berselingkuh dari Tiara, mantan istrinya.

Lalu, siapa selingkuhan itu? Aku adalah orangnya. Aku berpegang teguh atas satu pemikiran, yaitu tak ada yang salah dari mencintai dan kita tak pernah bisa memilih kepada siapa kita akan jatuh cinta. Itulah kenapa, bagiku, kalaupun orang-orang menghinaku sebagai perebut suami orang, aku takkan mendengarkan apapun yang mereka katakan. Mereka takkan pernah mengerti bagaimana rasanya ketika dua orang benar-benar saling mencintai, tapi berada dalam situasi yang salah.

Namun, Denis lebih memilih untuk bersamaku dibandingkan wanita itu dan bagiku, hukum rimba berlaku dimanapun. Siapa yang kuat, dia yang menang dan jika wanita itu tak cukup kuat untuk membuat Denis tinggal, maka dia kalah.

"Tuh, kan, semua orang ngeliatin kamu," ujar Denis, tampak sebal.

"Sayang, I'm all yours," kekehku, duduk di kursi yang dia siapkan. "Tenang."

Baru kami duduk sebentar dan berbincang setelah memesan makanan, wajah Denis tiba-tiba tampak panik. Aku bisa melihat perubahan sikapnya dengan sejelas itu. Maksudku, ayolah, aku sudah bekerja untuknya selama kurang lebih tiga tahun dan menjadi istrinya selama setahun. Mana mungkin aku tak bisa melihat setipis apapun perubahan ekspresi dan sikap dari suamiku?

"Aku mau ke toilet dulu ya, sayang," ujarnya, bangkit dari posisinya. "Kamu makan duluan aja, ya, kalau makanannya udah dateng."

Aku mengangguk, mengizinkannya untuk pergi ke toilet. Dia memintaku untuk makan duluan, tapi aku ingin makan bersamanya, jadi aku tetap menunggunya kembali. Namun, entah kenapa, dia lama sekali. Arloji mini yang melingkar di tangan kiriku pun membantuku menyadari berapa lama dia di toilet dan itu membuatku khawatir.

Aku pun memutuskan untuk bangkit dari mejaku dan berjalan menuju toilet untuk menyusulnya. Aku tak bisa menemukannya dimanapun. Aku juga bertanya kepada para petugas restoran, tapi tak satupun dari mereka melihat Denis.

Aku memutuskan untuk berjalan ke parkiran untuk menemukan mobil kami karena aku meninggalkan ponselku di sana. Namun, betapa kagetnya aku ketika aku mendapati Denis berada di dalam mobil tersebut. Dia tak sendiri. Dia bersama Tiara. Mereka berada di kursi kemudi, melakukan hal-hal yang kuharap tak pernah kulihat. Denis memandangi wanita itu dengan penuh cinta dan gairah.

Aku menyadari sesuatu. Aku pernah berada di posisi itu sebelumnya. Ketika kami baru saja pulang dan dia mengantarkanku pulang, tapi sebelum dia pulang, kami menghabiskan waktu bersama di mobilnya. Setelah itu, barulah dia pulang, menemui istrinya yang menunggu di rumah.

Apa ini? Apakah aku bukan lagi sang raja rimba? Apakah kali ini, aku bukanlah yang terkuat?

Tidak, semuanya salah. Tak ada yang benar dari perselingkuhan. Kita memang tak bisa memilih ingin jatuh cinta kepada siapa, tapi sejatinya sebagai makhluk yang paling sempurna, kita diberikan akal untuk memikirkan kemungkinan terbaik dan terburuk. Lalu, hidup adalah pilihan.

Pilihan yang awalnya kupikir adalah labu berisi emas, nyatanya adalah labu berisi ular.

Tanpa kusadari, aku berdiri memandangi Denis dan Tiara sampai Denis menyadari keberadaanku. Dia pun gelagapan, tentu saja dia kaget. Dia pun membenarkan posisinya, lalu segera keluar dari mobil tersebut, berjalan ke arahku.

Apa yang kuharapkan setelah berhasil menghancurkan rumah tangga orang? Mendapatkan suaminya yang bisa mencintaiku dengan setia dan tulus? Aku lebih baik tidur dan bermimpi karena seharusnya, aku sadar bahwa keputusanku ibaratkan bunuh diri.

"Sayang, ini bukanー"

"Aku bego banget, ya," Aku terkekeh mentah. "Aku ngarepin apa sih dari kamu? Kesetiaan kamu? Sedangkan aku sendiri bisa dapetin kamu karena ketidaksetiaanmu itu."

Denis terdiam, lama sekali. Dia bahkan tak menyangkal apapun. Secara tidak langsung, dia membenarkan prasangkaku bahwa dia baru saja berselingkuh dariku.

"Sejak kapan?" tanyaku.

"Enam bulan yang lalu," jawabnya, jujur. "Aku gak bisa tinggalin dia, Dil. Aku punya anak, dan kitaー"

"Yaudah," potongku. "Yaudah. Go on."

"Dil, jangan tinggalin aku," katanya. Aku menoleh ke arahnya, tak habis pikir dengan ucapannya barusan. Setelah di situasi seperti ini, dia masih memintaku untuk tinggal? "Don't leave. If you leave me, you destroy me."

"How about me?" tanyaku. "If I stay, you will be alright, but how about me?!"

Dia hanya diam mendengar bentakanku.

"You don't even care, do you?" tanyaku lagi. "You don't want to be destroyed, but you never cared if people get destroyed."

Dia hanya bisa diam, memasang ekspresi yang sulit kuartikan. Kalaupun dia merasa bersalah, aku yakin, itu takkan membuatnya berubah.

"Sekarang aku ngerti, kenapa kamu bilang you wish nobody in this world but us," Aku tersenyum mentah, melambaikan tanganku untuk memberhentikan taksi agar aku bisa pergi dari sini. Tak hanya dari sini, tapi dari kehidupannya. "Karena faktanya, ada banyak wanita di dunia ini dan kamu akan terus selingkuh."

---------------------------------------

26 Apr 2022

My Cerpens; Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang