AGLOMERSI • 09

951 52 22
                                    

Arum sedang bergelut dengan soal-soal fisika yang tadi siang diberikan oleh bu Julia. Kelompok Arum diberikan soal tambahan karena sewaktu presentasi tadi Arum tidak sanggup menjawab pertanyaan dari anggota kelompok lainnya. Di kelompok Arum memang Arum lah yang maju ke depan untuk presentasi. Salah sendiri Arum tidak bisa mengerjakan soal fisika akhirnya ia terpaksa mempresentasikan hasil jawaban dari kelompoknya.

"Sumpah dari tadi gua udah pake rumus ini itu tapi kok tetep ga ketemu jawabannya sih." Celetuk Arum kesal sendiri dengan soal-soal fisika di hadapannya.

Gadis itu menyenderkan punggungnya di sandaran kursi belajar, menengadahkan wajahnya ke arah langit-langit kamar dan membiarkan rambutnya yang di kuncir berantakan bergelantungan.

"Gua harus minta bantuan Akbar, dia juga kan anggota kelompok gua, masa iya ga mau bantu." Ujar Arum. Akbar yang dipilih karena memang Akbar yang paling pintar dari anggota kelompoknya yang lain. Lalu Arum segera bangkit dari duduknya dan mengambil jaket berwarna coklat susu di gantungan sebelah lemarinya.

Sebelum berangkat ia membereskan buku-buku serta soal-soal fisika itu kedalam tas sekolahnya, kemudian yang terakhir Arum akan menghubungi Akbar agar nanti Akbar tidak kaget jika Arum tiba-tiba datang ke rumahnya malam-malam.

Arum mencari nama Akbar di pencarian room whatsapp. Setelah berada di room chat dirinya dengan Akbar, ia segera mengetikkan buble chat untuk teman pendiam nya itu.

arum
bar gua ke rumah lu ya //
plis bantu gua kerjain soal fisika //
gua bener² ga paham //

Baru saja Arum ingin keluar dari room chat dirinya dengan Akbar tetapi tanda di nama Akbar sudah berubah menjadi mengetik. Cepat sekali anak itu merespon pesan Arum.

akbar
// itu tinggal pake rumus yg gua kasih
// rumusnya cuma satu doang
// ga ada yang rumit

Arum melongo saat membaca balasan pesan dari Akbar. Apakah anak itu sedang sombong dengan kepintarannya? Dan, dia meledek Arum?

arum
sumpah bar, ga sanggup gua //
masalahnya lebih rumit dari masalah hidup gua //

Di seberang sana Akbar tertawa membaca balasan pesan dari Arum. Ada-ada saja, masa iya masalah fisika Arum samakan dengan masalah hidupnya.

akbar
// ya udh ke rumah aja
read

Saat sudah mendapat persetujuan dari Akbar, Arum segera bergegas ke garasi untuk memakai motor vespa metik miliknya. Sebelum pergi meninggalkan rumah Arum tidak lupa berpamitan kepada mbok dan mbok pun mengizinkan dirinya untuk pergi. Mbok tau kok Arum anak baik-baik jadi mbok tidak perlu khawatir anak itu akan berbuat macam-macam.

Jarak rumah Arum ke rumah Akbar cukup jauh jadi wajar jika Arum lama untuk sampai ke rumah Akbar, butuh waktu sekitar 25 menit, segitu Arum menggunakan motor dan jalanan pun tidak macet.

Saat sudah sampai. Akbar sudah menunggu Arum di gerbang rumahnya, lalu Arum masuk ke dalam rumah Akbar dan duduk di ruang tengah. Arum memilih untuk duduk lesehan saja karena jika mengerjakan soal dengan posisi duduk seperti itu lebih enak daripada duduk di kursi.

"Gua kerjain satu soal dulu terus soal berikutnya sama lu kerjain sendiri ya." Ujar Akbar yang sudah memegang pulpen dan siap mengerjakan soal-soal fisika.

"Ya lebih bagus sih lu yang kerjain semua, Bar." Respon Arum dengan entengnya.

Akbar terkekeh, "Kalo gitu lu kapan bisanya, Rum?" Jawabnya dengan mata yang terus fokus mengerjakan soal.

AGLOMERSI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang