AGLOMERSI • 29

409 26 0
                                    

"Kak aku pulang bareng Gilang ya." Ujar Arum memohon sekali lagi kepada Lintang.

Lintang menatap Arum datar lalu menjawab, "Lo ikut gua ke rumah." Katanya sambil meraih tangan Arum yang sebelah kiri lalu menyeret Arum seperti sebelumnya.

"Eh apa-apaan nih." Ujar Gilang cepat lalu melepaskan pegangan tangan Arum dari Lintang.

"Dia pacar gua, lu budek apa gimana sih."

"Gua ga peduli," Balas Lintang cepat, "Dan gua ga punya urusan apa-apa sama lo, paham?!"

"Apapun yang jadi urusan dia itu jadi urusan gua juga." Balas Gilang dengan tatapan dingin kepada Lintang.

Lintang menatap Gilang beberapa detik seraya sedang berpikir agar Arum bisa ikut dengannya ke rumah dan tanpa pikir panjang akhirnya Lintang meminta izin kepada Gilang untuk membawa Arum ke rumahnya.

"Ga bisa, dia harus pulang abis ini. Ayo." Jawab Gilang segera membawa Arum menjauh dari kawasan Lintang.

"Woi bocil." Panggil Lintang membuat Arum maupun Gilang menghentikan langkahnya yang tidak terlalu jauh dan menatap Lintang.

"Maksud lo apa panggil gua bocil?" Itu Gilang yang berbicara.

"Kalo sampe adek gua ga ada di rumah gua bakal bikin lo capek sekolah di sini." Ujar Lintang sebelum akhirnya pergi meninggalkan Arum dan Gilang.

Di sana Gilang mengerutkan alis heran. Lintang tidak merespon pertanyaannya tapi malah ngomong kepada Arum dan yang terakhir, ucapan Lintang barusan seakan sedang mengancam Arum.

"Maksudnya apa sih?"

Arum mendengus, "Tadi aku jailin adek dia terus dia khawatir terus akhirnya aku di tahan-tahan pas mau pulang."

Gilang langsung mengangkat pergelangan tangan Arum dan mengusap usapnya lembut. Setelah beberapa saat hening barulah Gilang mengeluarkan suara.

"Kenapa ga teriak aja, Gilang sayang tolongin akuuu." Ujar Gilang sambil mempraktikkan apa yang seharusnya Arum lakukan lalu tertawa setelahnya.

"Ih apa sih Lang. Ya kali aku teriak kaya gitu."

Gilang tertawa, "Ga papa, lucu. Nanti pas kamu teriak aku dateng kaya superhero superhero gitu." Balas Gilang sambil membawa Arum ke arah motor ninjanya.

"Mau jadi pahlawan kesiangan aku gitu?" Jawab Arum.

Gilang tertawa kecil, menatap Arum yang sudah memakai helm duluan, "Kapan lagi ada pahlawan kesiangan zaman sekarang." Ujar Gilang lalu naik ke atas motor dan menunggu Arum juga naik.

"Emang zaman dulu ada ya pahlawan kesiangan?" Tanya Arum sedikit mengeraskan suaranya.

"Ya ga tau masa nanya ini ke aku, aku ga hidup di zaman dulu Rum, kalo kamu mau tau tanya Ayah."

Arum tersenyum di balik helmnya, ia semakin mengeratkan pelukannya kepada Gilang, "Kalo gitu bawa aku ke rumah kamu sekarang biar aku bisa tanya langsung sama Ayah."

"Jangan ini udah sore, abis ini kamu harus istirahat, aku ga mau kamu cape. Kalo kamu masih penasaran tentang pahlawan kesiangan di zaman dulu nanti sama aku tanyain langsung ke Ayah terus aku kasih tau jawabannya ke kamu."

Arum terkekeh dengan jawaban Gilang, "Bercanda Lang, ga usah di tanyain beneran."

Gilang hanya tersenyum di balik helmnya. Lalu mempercepat mesin motornya agar cepat sampai di rumah Arum.

°°°°°

Tepat pukul 18.17 Arum sampai di rumah dengan selamat. Setelah sampai Arum langsung menemui mbok untuk sekedar menampakkan diri agar mbok tidak khawatir. Tadi di jalan mbok sempat menelepon Arum namun tidak Arum angkat, bukan karena ingin membuat mbok khawatir tapi motor Gilang tinggi jadi Arum cukup takut untuk mengangkat telepon saat itu.

AGLOMERSI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang