Benar saja dugaan Arum, yang masuk kelas adalah Fina. Untung saja Gilang sudah berada di tempat duduknya, jika tidak, bisa terjadi masalah besar di SMP WTS.
"Loh Rum gua kan duduk di situ, ko lu rebut?" Protes Fina karena tempat duduknya di duduki oleh Arum.
"Gua mau di sini, lu kalo mau sebelah gua sok aja." Jawab Arum.
Fina menatap Arum dengan tatapan heran, kenapa tiba-tiba temannya itu mau duduk di meja paling pojok? Ah sudahlah Fina juga tidak masalah jika harus duduk dengan Arum.
Saat Arum sedang asyik menidurkan matanya menghadap tembok tiba-tiba saja Fina memanggilnya, membuat Arum menoleh ke arahnya.
"Lu mau ikut jadi supporter ga?" Tanya Fina. Respon Arum hanya menggelengkan kepala.
Sebentar. Di sebrang tempat duduk Arum terlihat Gilang mengerutkan alis, mulut cowok itu pun komat-kamit seraya meminta Arum untuk ikut menjadi supporter.
"Yah, gua ada dua tiket nih. Ikut yuk." Ajak Fina, ia mengeluarkan tiket berwarna biru itu dari dalam saku rok nya.
"Gua mau jenguk Olive ke rumahnya sama Galin." Arum tidak mempedulikan sosok cowok tukang fitnah itu di sebrang sana.
"Jenguk Olive? Kan dia juga udah baik-baik aja."
"Bukan jenguk Olive sih tapi jenguk Ibunya Olive." Jelas Arum.
Fina membulatkan mulutnya seraya mengangguk-angguk paham.
"Tiket satu lagi buat siapa dong."
"Lagian ngapain beli dua tiket?"
"Tadinya satu tiketnya untuk Jelita tapi dia ga jadi ikut."
"Kasih ke Akbar aja."
"Akbar?"
"Waktu kemarin dia sempet nanya juga ke gua tapi gua bilang ngga. Dia pengen ikut cuma ga ada temen."
"Hm boleh sih."
Arum hanya mengangguk guna untuk merespon ucapan Fina tadi. Setelah perbincangan singkatnya dengan Fina selesai Arum kembali ke posisi awal. Memejamkan matanya menghadap tembok. Urusan Gilang? Arum tidak peduli.
°°°°°
"Rum pelajaran bu Jihan." Ujar Fina seraya menggoyang-goyangkan Arum yang tengah tertidur.
Dua jam sudah Arum tertidur dan ia melewati pelajaran pak Kiki. Pak Kiki ini baik hati dan budiman juga perhatian kepada murid muridnya, buktinya ketika pelajaran beliau dan Arum tertidur, pak Kiki sama sekali tidak menegur atau memarahi Arum. Lagi pula nilai Arum di pelajaran sbk selalu 100 kok.
"Huaaaaa." Arum terbangun dari tidurnya yang nyenyak itu. Rambut gadis itu sedikit berantakan, namun segera ia rapikan.
"Dasar kebo." Ledek Fina menatap Arum.
"Pulangnya masih lama ya?" Tanya Arum dengan polosnya.
"Baru juga belajar 2 jam di sekolah udah nanyain pulang aja." Jawab Fina.
"Gua mau izin aja ah."
"Izin kenapa?"
"Pura-pura sakit."
Fina tersentak kaget. Bisa-bisanya Arum pura-pura sakit hanya karena ingin tidur lebih lama.
"Kan pelajaran Bu Jihan sekarang suruh baca puisi ke depan, nanti pas nama gua di panggil gua mau pura-pura pingsan. Lu harus bantu gua ya." Bisik Arum tepat di telinga Fina.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGLOMERSI
Teen FictionGilang Argantaro menuntut orang yang sudah menabraknya di jalan dan ia akan membawa masalah ini ke jalan hukum. Saat sahabat pelaku memohon pada Gilang untuk menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan, Gilang menyetujuinya tetapi dengan satu sya...