Pertemuan - 09
Pagi hari di kota dan desa adalah sesuatu yang sangat berbeda. Jika di desa Azmi akan merasakan udara segar dari tumbuhan tumbuhan yang terawat dan menyapa beberapa penduduk desa yang sudah berkeliaran untuk bekerja membajak sawah, ketika membuka pintu pun mata telanjang Azmi akan di suguhkan dengan sawah yang lebat, menyejukkan mata. Tapi saat di kota yang Azmi rasakan hanya sedikit udara segar, membuka pintu utama pun hanya terlihat rumah rumah tetangga, halaman depan rumah Arum pun tak begitu hijau seperti sawah di desa.
Kembali masuk ke dalam rumah untuk membuat sarapan mereka pagi ini, tidak peduli dengan piyama yang masih ia gunakan, Azmi memilih membuka kulkas untuk mengambil bahan bahan masakan. Tidak terlalu pandai memasak, tapi Azmi akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan perut sang istri yang masih setia bergelung di kasur.
Tadi malam tak ada yang spesial untuk menyambut status baru mereka. Arum terjaga cukup lama, mungkin karena kepikiran dengan kalimat Dicky sebelumnya.
Ketika sedang fokus memasak, suara langkah kaki terdengar menghampiri Azmi. Siapa lagi kalau bukan sang istri?
"Mi." Sapa Arum, samar samar Azmi melihat anak itu sedang mengucek matanya yang baru bangun tidur.
"Hm." Azmi bergumam sambil tersenyum manis.
"Ga mandi dulu?"
Meletakkan hasil masakannya ke dalam piring lalu menghiasnya sebentar agar menambah selera makan, kemudian membawanya ke arah Arum yang sudah duduk menunggu dirinya, "Siapin sarapan dulu untuk kamu, biar bangun tidur sudah ada makanan." Jawab Azmi, mengusak puncak kepala Arum sayang.
Arum tersenyum tidak terlalu lebar, menatap hasil karya suaminya di depan mata, sungguh mengunggah selera, "Makasih, Mi." Lontar Arum sambil mendongak.
Azmi mengangguk sebagai jawaban formalitas, "Setelah selesai makan cepat mandi, kamu bisa pakai kamar mandi setelah aku selesai mandi."
Cup
Kecupan pagi hari di pipi sang istri takkan pernah Azmi lupakan. Dan ini adalah salah satu usahanya agar Arum cepat melupakan sosok Gilang.
Ketika hendak meninggalkan Arum sendirian dan pergi mandi, tangan Azmi justru di tahan oleh Arum, membuat Azmi mau tak mau harus mengurungkan niatnya ke kamar mandi.
"Sarapan berdua." Ujar Arum, menunjuk makanan yang belum di sentuhnya sama sekali dengan kepalanya.
"Itu cuma untuk satu orang saja Arumi," Jawab Azmi seadanya, "Saya akan buat makanan lagi setelah saya selesai mandi." Oke, Azmi belum terbiasa ngomong dengan kata ganti 'aku kamu'
Peduli setan dengan alasan Azmi, Arum memilih untuk membantah, "Apa masalahnya? Kita suami istri." Tak masalah kan jika sepasang suami istri makan sepiring berdua?
"Nanti kamu ga kenyang."
"Tega ya sama istri sendiri." Potong Arum sebal. Pagi pagi sudah di buat merajuk oleh Azmi, apakah Azmi sengaja membuat Arum merajuk kepada dirinya?
Dan jika sudah begini bagaimana Azmi bisa menolak? Raut wajah Arum ketika cemberut adalah hal yang Azmi sukai, tapi Azmi juga tidak suka jika Arum cemberut karena dirinya, "Ya sudah aku makan sama kamu."
Arum langsung tersenyum kemenangan, "Nih." Katanya sambil menyodorkan sendok satu satunya kepada Azmi.
"Kamu duluan saja yang makan, setelah itu baru aku."
Hadeh pake nungguin sendok segala, padahal tinggal ambil lagi apa susahnya. -batin author.
Jawaban Arum adalah gelengan, "Aku mau di suapin sama kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
AGLOMERSI
Teen FictionGilang Argantaro menuntut orang yang sudah menabraknya di jalan dan ia akan membawa masalah ini ke jalan hukum. Saat sahabat pelaku memohon pada Gilang untuk menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan, Gilang menyetujuinya tetapi dengan satu sya...