Jam sudah menunjukkan pukul 21.09 tetapi Galin masih belum juga menghabiskan makanannya. Ini sudah melewati batas waktu 15 menit yang Gilang katakan tadi di rumah, seharusnya saat ini Gilang sudah bisa tidur.
Gilang bisa saja meninggalkan Galin sendiri di sini tapi itu tidak mungkin terjadi karena pasti Gilang akan mendapatkan hukuman dari ayahnya. Apalagi ada Aska yang pasti siap mengompori ayahnya.
"Lang."
"Lang."
Mendengar namanya di panggil Gilang menoleh. Matanya berbinar saat tau siapa yang datang menghampiri dirinya, senyumnya juga terlihat, dan yang paling penting sekarang hati Gilang sudah lega saat bertemu kedua teman les volinya. Setidaknya Gilang tidak berduaan lagi sama Galin.
"Wah cewek baru?" Ujar Dicky setelah duduk di kursi yang barusan diambilnya dari meja lain. Karena disini setiap meja hanya memiliki dua kursi.
Gilang tidak menjawab, ia justru melihat ke arah Galin yang terlihat canggung karena keberadaan Dicky dan Mark.
Tidak mendapat jawaban dari Gilang membuat Dicky mengeluarkan handphonenya lalu meletakkannya di sebelah telinga.
"Halo Rum, Gilang jalan sama cewek lain nih."
Mendengar itu spontan Gilang langsung merebut handphone Dicky dan mematikan sambungan teleponnya dengan Arum. Namun sialnya, ternyata Dicky hanya berpura-pura menelepon Arum.
"Kurang ajar." Umpat Gilang langsung melemparkan handphone Dicky di atas meja.
"Eh bisa rusak nih hp gua, sembarangan lu." Cibir Dicky, mengambil handphonenya lalu mengelus-elus handphone kesayangannya.
"Ya bagus rusak biar lu ga bisa cari cewek lagi lewat instagram." Kini Mark yang berujar.
Dicky memang seperti itu, menggunakan instagram untuk mencari cewek, di ajak kenalan, lalu pdkt baru deh pacaran. Tapi satu hal yang bisa di banggakan dari Dicky adalah, ia pintar menyimpan rahasia, karena sampai sekarang tidak ada satupun cewek Dicky yang marah-marah karena tau sudah di selingkuhin atau karena tau ia adalah selingkuhan Dicky.
Dicky berdeham seraya menyeret kursinya mendekati kursi Galin, "Siapa namanya cantik?"
Spontan Galin memundurkan wajahnya saat wajah Dicky tepat berada di hadapannya, ia tersenyum kikuk lalu menjawab, "Galin."
Melihat itu Gilang hanya tersenyum miring sambil tertawa kecil. Pikirnya, Dicky suka sama Galin. Ini situasi yang bagus karena Gilang bisa saja mendekati Dicky dengan Galin.
"Lang pulang yu, gua udah selesai." Ujar Galin langsung bersiap-siap untuk pulang.
"Eh eh eh tunggu," Tahan Dicky, memegang tangan Galin, namun sedetik kemudian langsung Galin tepis begitu saja, "Sama gua aja yu di anterin."
"Alah modus lu Ky, ga kasian apa sama cewek lu yang lain." Ujar Mark, muak dengan tingkah Dicky yang seperti itu.
"Ini bener-bener bikin gua jatuh suka." Jawaban Dicky atas ucapan Mark barusan.
"Ke cewek-cewek lu juga kayak kaya begitu kan." Balas Mark lagi.
Dicky sejenak berpikir namun ia buang pikiran itu jauh-jauh, tidak ada salahnya juga kan mendekati Galin?
"Udah ayo pulang sama gua aja, jangan dengerin pecinta uprit kaya gitu." Ujar Dicky yang langsung membawa Galin menuju motornya yang terparkir.
Maksud Dicky pecinta uprit adalah kucing Mark yang memiliki nama uprit. Mark memang pecinta kucing dan kucing yang paling Mark cintai bernama uprit, maka dari itu Dicky dan teman-teman lainnya sering menggoda Mark dengan sebutan pecinta uprit.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGLOMERSI
Teen FictionGilang Argantaro menuntut orang yang sudah menabraknya di jalan dan ia akan membawa masalah ini ke jalan hukum. Saat sahabat pelaku memohon pada Gilang untuk menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan, Gilang menyetujuinya tetapi dengan satu sya...