Sebuah pesan masuk tertera di layar handphone milik laki-laki paruh baya itu. Walaupun usianya tidak bisa dibilang muda tetapi wajah tampan laki-laki itu membuat siapapun yang melihatnya akan berpikir bahwa ia masih berumur 23 tahunan.
babygirl ❤
// sayang, aku ada job malam ini
// aku ga bisa pulang ke rumah
// sorry
// see u tomorrow <3Setelah mengetahui pesan yang di kirim oleh sang istri laki-laki itu memerosotkan pundaknya, senyumnya seketika memudar. Namun seperkian detik kemudian ia bergegas mengambil jas merah marun beserta celananya di lemari, segera ia memakai jas itu lalu tidak lupa ia menyemprotkan parfum ke tubuhnya dan menyisir rapih rambutnya.
Terpampang jelas dirinya yang tampan dari kaca besar di depannya. Ia tersenyum lalu pergi meninggalkan pelataran rumahnya.
°°°°°
"Gimana? Setuju ga?" Tanya Galin kepada dua temannya.
Olive berkerut alis, "Gila lo! Ya ngga lah." Jawab Olive.
"Gua juga ngga." Lanjut Arum setelah menyedot minumannya.
Galin menghembuskan napas pasrah, matanya menyayu, sambil berpikir dia berujar, "Ya iya sih resikonya parah banget kalo gua nekat macarin dia." Jawabnya setelah berpikir kembali bagaimana ayah Gilang bersikap jika ada cewek yang berani pacaran dengan Gilang.
Galin sempat ingin mengungkapkan rasa sukanya kepada Gilang karena sudah hampir 2 tahun ia menyukai cowok pecinta bola voli itu. Galin memang dekat dengan Gilang dibanding cewek lain, karena kedekatan antara dirinya dengan Gilang maka Galin tidak bisa menahan perasaannya. Dia baper sama Gilang.
"Eh tapi gais," Gumam Galin. Secara spontan Arum maupun Olive langsung meriung mendekat ke arah Galin, "Gua liat-liat Gilang tuh suka merhatiin lu tau, Rum." Lanjut Galin seraya menoleh ke arah Arum.
Arum spontan memundurkan kepalanya seraya terkekeh mendengar pernyataan Galin barusan, "Ngaco. Mana ada orang nyebelin kaya dia merhatiin gua." Jawab Arum.
"Nyebelin?" Timpal Olive heran dengan satu kata yang Arum sebutkan tadi, "Emang dia nyebelin ya?"
Arum memejamkan mata seraya merutuki dirinya sendiri, "Arum ya ampun punya otak tuh yang bener dikit kenapa sih, bego banget jadi cewek."
Arum tersenyum seperti dibuat buat seraya menjawab pertanyaan Olive tadi, "Yang waktu itu loh, dia kan pernah nyebelin sama kita." Kibul Arum.
Kedua temannya mengerutkan alis bingung karena setahu mereka tidak pernah berkomunikasi langsung dengan Gilang, mungkin lebih tepatnya Arum dan Olive yang tidak pernah.
"Yang mana sih?" Tanya Galin masih kebingungan.
"Yang udah lama banget, kalian ga bakal inget otak kalian kan otak nenek-nenek."
Galin menoyor kepala Arum membuat sang pemilik kepala menatap Galin sinis.
"Lagian enak aja bilang kita otak nenek-nenek."
"Ya emang iya," Gumam Arum, "Apalagi Olive." Lanjutnya.
Olive melotot menatap Arum, kedua tangannya ia letakkan di pinggang, "Gua walaupun bego juga tetep pinter, jangan sembarangan tuh mulut kalo ngomong."
KAMU SEDANG MEMBACA
AGLOMERSI
Teen FictionGilang Argantaro menuntut orang yang sudah menabraknya di jalan dan ia akan membawa masalah ini ke jalan hukum. Saat sahabat pelaku memohon pada Gilang untuk menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan, Gilang menyetujuinya tetapi dengan satu sya...