Langkah kaki Arum memasuki ruang ujian nomor 1. Hari ini ujian kelulusan di mulai, semoga Arum mendapatkan nilai yang cukup baik.
Entah kenapa perasaan Arum saat ini tidak nyaman, seperti ada yang janggal. Pikiran Arum terus berputar memikirkan Gilang. Ada apa ini? Tidak biasanya Arum seperti ini.
"Selamat pagi." Sapa seseorang, berhasil membuyarkan lamunan Arum.
"Pagi." Balas Arum singkat lalu duduk di tempat duduknya.
Orang itu mengikuti Arum dari belakang, "Galau Rum?" Tanya Galin seraya duduk di samping meja Arum.
"Muka gua emang keliatan lagi galau ya?" Tanya Arum.
Galin menganggukkan kepala sambil terus memperhatikan muka Arum.
"Fokus ujian fokus." Ujar Galin menyemangati dengan gaya tangan yang mengepal.
Arum tersenyum. Beruntung sekali mempunyai sahabat seperti Galin. Tidak terasa Arum dan Galin sudah 3 tahun bersama, dan jika ujian ini selesai maka mungkin kita akan berpisah? Ya Tuhan tolong persiapkan diri Arum agar ia bisa ikhlas berpisah dengan sahabat-sahabatnya.
"Eh btw," Ujar Arum membuat Galin yang tadi sedang memainkan handphonenya menoleh, "Tumben si Gilang belum dateng, dia kan dateng pagi mulu."
Oke. Arum berhasil menepis rasa takutnya jika harus menanyakan soal Gilang kepada Galin.
"Tumben." Suara Galin dengan kerut di alisnya.
Arum tersenyum gugup, "Ya tumben aja kan dia belum dateng."
"Iya maksud gua tumben dia belum dateng, bukan tumben lu nanyain dia." Lanjut Galin membenarkan maksdunya.
"O...ohhh."
Dasar Arum bodoh!
"Ke ruangan Olive aja yu." Ajak Galin akhirnya. Arum mengangguk menyetujui.
Ruangan mereka berdua memang berbeda dengan ruangan Olive, karena jika ujian seperti ini maka satu kelas dibagi menjadi 2 ruangan. Jika Arum dan Galin berada di ruangan 1 maka Olive berada di ruangan 2.
"Eh, pagi Fay." Sapa Galin. Mereka berdua berpas-pasan dengan Fayya di ambang pintu kelas.
Fayya tersenyum seraya membalas sapaan Galin tadi sambil melambaikan tangannya. Sepersekian detik kemudian Fayya menolehkan atensinya ke arah Arum.
"Pagi, Rum." Sapa Fayya.
Arum tersenyum sambil menjawab sapaan Fayya lemas, "Pagi."
"Oh iya Fay, lo tau Gilang kemana?" Tanya Galin mengingat pembahasan dirinya dengan Arum barusan.
"Oh Gilang. Dia ujian di rumah, lagi sakit."
"Sakit?" Sahut Arum membuat Galin dan Fayya menoleh ke arahnya. Dua cewek itu mengerutkan alis menatap Arum heran. Memang apa urusannya sama Arum kalo Gilang sakit? Mereka ga dekat kan?
"Bego Arum bego." Sungut Arum merutuki dirinya sendiri di dalam hati.
"Kenapa emang?" Tanya Fayya penasaran. Galin mengangguk sambil menatap Arum seraya pemikirannya sejalan dengan pertanyaan Fayya.
"Y...ya ga papa. G...gua cuma takut gara-gara kena bola voli dia jadi sakit."
Fayya tertawa ringan saat mendengar penuturan dari Arum. Fayya kenal dekat dengan Gilang, rasanya ga mungkin Gilang sakit cuma gara gara kena bola voli. Arum ini ada ada saja.
"Manusia kaya gitu kena bola voli aja sakit, cemen." Tutur Galin.
"Ya udah Fay, gua ke ruangan sebelah dulu ya." Lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGLOMERSI
Teen FictionGilang Argantaro menuntut orang yang sudah menabraknya di jalan dan ia akan membawa masalah ini ke jalan hukum. Saat sahabat pelaku memohon pada Gilang untuk menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan, Gilang menyetujuinya tetapi dengan satu sya...