Cowok dengan setelan seragam putih abu abu berjalan menyusuri koridor sekolah menuju kelas MIPA 5 yang berada di lantai dua. Langkah kakinya kian mendekat ke arah kelas namun terhenti seketika saat melihat segerombolan siswa mengelilingi salah satu mading di koridor. Karena penasaran ia mencoba menyelusup satu persatu siswa untuk bisa melihat informasi apa yang di tempel di mading.
Setelah memfoto informasi di mading, cowok itu kembali melanjutkan langkah kakinya menuju kelas. Setelah ini ia akan daftar untuk ikut mewakili SMA Nusa Bangsa, ia yakin bahwa dengan dirinya ikut serta dalam lomba voli akan membawa nama SMA Nusa Bangsa menjadi baik dan ia akan termasuk siswa emas di SMA favorit ini.
"Di grup ekskul juga di umumin, balik sekolah di suruh kumpul di lapangan voli." Ujar Azki selaku teman Sean yang selalu ada di sampingnya.
"Gua yakin yang bakal di pilih jadi ketua tim pasti gua." Ujar Sean dengan mimik wajah sombongnya.
Azki mendecih, bukan bermaksud meremehkan keahlian sahabatnya yang satu ini, tapi ia ingat bahwa ini di SMA, pasti ada siswa yang juga jago main bola voli selain dirinya.
"Kalo lu bisa jadi ketua tim, gua bakal bantu lu untuk deketin cewek incaran lu di MIPA 3." Tantang Azki.
Kali ini Sean yang mendecih mendengar kalimat Azki, "Ga perlu lu bantu juga gua bisa dapetin dia sendiri."
"Sampe lu minta bantuan ke gua awas ya." Protes Azki melihat betapa sombongnya Sean ini.
Sean memang memiliki wajah tampan, putih dan badan yang cukup tinggi. Ketika di SMP pun tidak pernah tidak ada cewek yang terpikat oleh ketampanan seorang Sean, tetapi yang sangat di sayangkan dari diri Sean adalah, dirinya terlalu sombong, membuat siapapun yang mengenalnya menjadi hilang feeling kepada cowok itu.
Sean harus beruntung memiliki sahabat seperti Azki, sudah baik, orangnya selalu sabar menghadapi sikap sombong Sean, dan yang terpenting, tidak pernah sedikitpun terbesit di pikiran Azki untuk memecat Sean menjadi sahabatnya.
Ketika fokus melihat brosur yang tadi di fotonya tiba tiba saja sekumpulan cewek di kelas MIPA 5 membicarakan seseorang yang membuat Sean tertarik untuk mendengarkan.
"Tapi dia udah punya pacar."
"Ga sekelas kan?"
"Eh pacarnya di kelas MIPA 3."
"Lagian gua denger denger katanya ga ada satu cewek pun yang berani deketin dia."
"Kalo gitu kenapa dia bisa pacaran?"
"Gak tau gua juga, mungkin mereka di jodohin kali."
"Bisa jadi."
"Gilang, MIPA 4?" Gumam Sean dalam hati. Matanya menyipit seraya sedang memikirkan bagaimana sosok Gilang yang di bicarakan oleh cewek cewek tadi.
Sean tidak fokus kepada pembahasan cewek pacar Gilang itu, tetapi Sean fokus kepada sosok Gilang yang katanya jago main bola voli, bahkan tidak pernah sekalipun dia kalah saat mengikuti lomba. Memang bisa? Sean saja yang sangat jago bermain voli pernah kalah dua kali saat mengikuti lomba. Apakah ada orang yang lebih jago bermain voli di banding dirinya? Sepanjang waktu ini hanya Sean lah yang paling jago mengendalikan bola voli.
"Ki istirahat kita ke kelas sebelah." Ujar Sean, kemudian mematikan handphonenya dan memasukkannya ke saku celana.
"Ngapain?" Tanya Azki dengan alisnya yang mengkerut heran. Tumben sekali sahabatnya mengajak untuk mengunjungi kelas sebelah, dan jika di ingat ingat mereka tidak mempunyai teman di kelas sebelah.
"Banyak tanya!" Sentak Sean.
Azki menatap Sean malas, coba pikir darimana Azki banyak tanya? Baru nanya satu pertanyaan sudah di bilang banyak tanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGLOMERSI
Teen FictionGilang Argantaro menuntut orang yang sudah menabraknya di jalan dan ia akan membawa masalah ini ke jalan hukum. Saat sahabat pelaku memohon pada Gilang untuk menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan, Gilang menyetujuinya tetapi dengan satu sya...