Sore ini langit mendung, mungkin sebentar lagi akan turun hujan apalagi jam menunjukkan pukul 17.49. Gilang yang menunggu Arum latihan basket sampai ketiduran di ruang tunggu, Arum tidak tega melihatnya tapi mau bagaimana lagi? Anak itu sendiri yang kekeuh mau menunggu Arum latihan.
"Anak voli ya?" Tanya Zefan, berdiri di sebelah Ranum. Jika kalian belum tau Zefan ini adalah sahabat Ranum sewaktu kecil, di tambah ada Destin di sebelahnya, Destin juga termasuk sahabat Ranum waktu kecil. Dulu Zefan yang mengenalkannya kepada Ranum.
Arum manggut-manggut merespon pertanyaan Zefan, matanya tidak lepas dari wajah Gilang yang terlihat capek walaupun mungkin kegiatan anak itu hanya duduk dan main handphone saja, sesekali keluar mencari makanan karena ada roti yang tersisa bungkusnya saja di atas meja.
"Ck! Yang ga jadi kena skors kan?" Lanjut Zefan dengan pertanyaannya.
"Kepo banget sih." Ranum protes. Telinganya selalu panas jika Zefan bicara di sebelahnya, mungkin pengaruh setan yang ada di dalam diri Zefan.
"Nanya doang." Gumam Zefan.
"Hei?" Suara itu menginterupsi perhatian Arum dan yang lainnya, kecuali Gilang karena anak itu masih terlelap tidur.
Itu Raja. Ia menghampiri adik-adik kelasnya di ruang tunggu seraya ikut bergabung dengan mereka. Raja ini memang termasuk orang yang mudah bergaul dan bisa di bilang perhatian dengan juniornya, buktinya ia menanyakan kepada adik kelasnya seperti ini.
"Kenapa belum pulang?" Tanya Raja sekilas melihat jarum jam yang berputar di jam tangannya, "Langit udah mau turun hujan, gue ga mau besok-besok ada yang bolos dengan alasan sakit."
"Iya, Kak Ini mau pulang kok." Jawab Arum, memberikan senyum tipisnya.
Mata Raja fokus kepada Gilang seraya sebelah alisnya terangkat, "Siapa?"
"Anak voli, Kak." Itu Zefan yang menjawab. Raja hanya ber oh ria mendapat jawaban dari Zefan.
"Setau gue anak voli latihannya selasa sampe sabtu." Tutur Raja lagi.
"Iya, Kak." Arum menyahut.
"Bangunin kalo ketiduran." Lanjut Raja lagi.
Arum segera melaksanakan perintah Raja, mencoba menggoyang-goyangkan badan Gilang yang masih tertidur dengan posisi duduk. Entah Arum memiliki kekuatan magis seperti apa karena dengan sekali goyangan Gilang langsung membuka matanya padahal kata Bryan, Gilang termasuk anak yang agak susah ketika di bangunin.
Cowok itu mengerjap-ngerjapkan matanya kemudian ia kucek matanya sendiri dengan tangannya untuk berusaha menormalkan penglihatannya, objek yang pertama di tatap adalah wajah Arum dengan ekspresi polos menatap dirinya, seraya Gilang langsung tersenyum. Baru bangun tidur yang pertama di lihat adalah cewek cantik, bagaimana tidak Gilang tersenyum?
"Kamu udah selesai?" Tanya Gilang. Posisinya belum berubah dari tadi waktu tidur, masih tetap sama. Yang membedakan hanya tadi mata Gilang tertutup rapat sekarang mata Gilang terbuka lebar, dii tambah dengan suaranya yang agak serak efek bangun tidur.
"Udah." Jawab Arum.
Secara tiba-tiba Gilang memeluk Arum sambil memejamkan matanya, "Hmmm, lama banget aku sampe ketiduran di sini." Tutur Gilang. Matanya merem seakan-akan ingin melanjutkan tidurnya di pelukan Arum.
Detik ini juga Arum tidak tau harus menaruh mukanya di mana, Arum sangat malu apalagi ada Raja, kakak kelasnya. Muka Arum sangat merah untungnya Arum membelakangi teman-temannya dan kakak kelasnya tapi setelah Gilang melepaskan pelukannya mau taruh di mana muka Arum? Oh, Gilang. Dasar tak tau tempat! Bucin boleh, tapi liat keadaan sekitar juga dong!
KAMU SEDANG MEMBACA
AGLOMERSI
Teen FictionGilang Argantaro menuntut orang yang sudah menabraknya di jalan dan ia akan membawa masalah ini ke jalan hukum. Saat sahabat pelaku memohon pada Gilang untuk menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan, Gilang menyetujuinya tetapi dengan satu sya...