AGLOMERSI • 36

340 26 0
                                    

Pagi pagi buta gadis bersurai sebahu sudah membuat Bryan menghentikan aktivitas memasaknya. Di rumah yang tinggal hanya Bryan dan Gilang saja, tidak ada orang lain, maka dari itu Bryan mengerjakan pekerjaan rumah sendirian, kadang juga suka di bantu oleh putra tersayangnya. Sekarang putra yang paling di sayanginya masih asik bergelung di atas singgasananya bersama dengan boneka jerapah yang sempat Arum berikan kepada dirinya. Boneka jerapah itu Gilang dapatkan dengan cara pemaksaan, karena melihat begitu banyak sekali boneka jerapah di kamar Arum, membuat Gilang ingin memiliki salah satunya agar ketika Gilang rindu dengan pacar tersayang, ia bisa memeluk, mencium, dan mengajak bicara boneka jerapah yang diberi nama Puasa, alias, punya Arum sayang. Bucin banget, hueekk.

"Ini gelas couple, Om?" Tanya gadis itu saat ia membantu Bryan menyiapkan hidangan untuk sarapan.

Bryan mengangguk, sambil memotong telur asin yang siap di taruh di atas bubur yang dirinya buat seorang diri. Jangan ragukan masakan Bryan, karena rasanya sudah terjamin enak 100%. Arum saja memujinya dengan mengatakan, "Rasanya melebihi restoran bintang 5 Yah."

"Om sama Gilang lucu juga ya pake gelas couple kaya gini. Walaupun hubungannya Ayah sama anak, tapi keliatannya kaya sama sama teman." Tutur gadis itu, sudut bibirnya terangkat saat melihat ukiran gelas couple itu. Sangat indah dengan di sisinya berbentuk hati setengah, ketika gelas itu di satukan maka akan membentuk hati sepenuhnya. Namun yang ada di pikiran gadis itu saat ini adalah, gelas ini terlihat seperti gelas couple untuk pasangan kekasih, bukan untuk ayah dan anak.

"Sstt, jangan sampai Gilang lihat kamu pegang gelas itu." Terang Bryan, sesekali matanya mengarah ke lantai dua agar memastikan Gilang tidak melihat ada orang yang menyentuh kedua gelas couplenya.

"Kenapa, Om?" Tanyanya dengan alis yang mengkerut. Seirama dengan pernyataan Bryan, gadis itu langsung menaruh gelas tadi di atas meja, agak merinding mendengar ucapan Bryan barusan.

"Itu gelas couplean sama Arum. Kalo sampai ada yang berani pegang gelas itu pasti bakal di omelin sama Gilang, Om aja di omelin."Beber Bryan, menjelaskan bagaimana reaksi Gilang jika ada satu orang saja yang menyentuh sedikit gelas miliknya.

Ekspresi wajah gadis itu seketika berubah drastis, menjadi datar dan hampir tidak bisa diartikan.

"Ya sudah, Om ke atas dulu ya mau bangunin Gilang." Pamit Bryan seraya berjalan meninggalkan gadis itu sendiri di ruang makan. Sama sekali tidak ada respon dari gadis itu, dia tetap diam seakan menulikan beberan Bryan barusan.

Agak lama ternyata saat Bryan membangunkan Gilang, mungkin Gilang adalah tipe orang yang susah bangun, atau sudah bangun tapi malah tidur lagi. Berbeda dengan ekspresi sebelumnya, gadis itu tersenyum tipis saat melihat Gilang yang baru bangun tidur. Rambut berantakan, menggunakan kaos oblong dan celana pendek di atas lutut, dan yang paling lucu, cowok itu memakai sandal warna ungu dengan motif jerapah yang menggemaskan. Ternyata orang ganteng habis tidur juga tetap saja ganteng ya, dan kalo di pikir pikir, kasihan juga menjadi Gilang, ga pernah ngerasain jelek.

"Baru jam segini udah ngerepotin orang aja." Sungut Gilang, masih dengan ekspresi ngantuknya yang tidak bisa di hilangkan sampai saat ini. Jujur, Gilang masih ngantuk sebenarnya, tapi ayahnya sudah memaksa Gilang untuk turun dan menyantap sarapan yang sudah dibuatnya.

Bryan menyenggol lengan Gilang yang sedang memakan bubur ayam sedikit sedikit, memberi kode kepada Gilang agar sopan terhadap tamu yang sudah datang ke rumah. Walaupun Gilang tidak suka dengan kehadirannya tetapi setidaknya Gilang harus tetap menghargai setiap tamu yang datang.

"Sorry, kalo udah ganggu waktu tidur lu. Gua mau minta ajarin pelajaran kimia sama lu, bisa kan ajarin gua? Sehabis ini aja." Pinta gadis itu.

Sungguh sangat tidak punya rasa tidak enakan. Baru saja Gilang menyindirnya dengan sangat amat jelas tetapi gadis itu malah minta Gilang untuk mengajari dia pelajaran kimia, tidak tau apa mereka beda sekolah. Lagian, anak orang kaya masa ga mampu les di tempat paling terbagus di Jakarta.

AGLOMERSI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang