AGLOMERSI • 56

288 18 0
                                    

Asgardo - 03

Sabtu pagi adalah suasana yang sangat cocok untuk berlari, tapi sayang, Arum harus berkutat di kedai kopi untuk membantu Azmi. Pakaiannya sudah rapih, mengenakan celana jeans, baju hitam oversize dan rambut yang di gelung rapih agar tidak mengganggu saat ia bekerja nanti.

"Tolong elap meja ya, saya lagi beres beres habis beli kopi."

Nah, bisa kalian rasakan sendiri kan bagaimana Arum baru datang langsung di suruh bekerja, baru saja ada di ambang pintu. Tapi mau bagaimanapun Azmi bersikap saat sedang bekerja, Arum harus mengikutinya. Segera Arum mengambil elap dan mengelap satu persatu meja pelanggan agar menjadi lebih kinclong dan steril.

"Tolong masukin kopi ini ke tempatnya, gelas yang kotor biar saya yang cuci, kalo sama kamu nanti pecah lagi."

Belum juga Arum selesai mengelap meja, Azmi sudah menyuruhnya mengerjakan yang lain, dia pikir tangan Arum ada banyak apa. Huh. Setidaknya mulutnya tahan dulu sebentar sampe Arum selesai mengelap seluruh meja, lagian meja di kedai cukup banyak, ga cuma satu, dua, tiga, empat, atau sepuluh.

"Habis masukin kopi, tolong buka tirai di jendela depan ya, setelah itu tanda 'buka' nya di buka biar pelanggan tau kedai sudah buka."

"Bodoamat ga denger." Gerutu Arum dalam hati. Fokusnya masih ke meja yang di elap.

"ARUUMM, bisa tolong ambil barang buat bikin kopi yang kotor ga? Sekalian mau saya cuci biar cepat."

"AMBIL SENDIRI, GUA SIBUK." Jawab Arum, berteriak karena Azmi ada di belakang sedang mencuci gelas gelas kotor yang kemarin lupa di cuci.

"Tolongin saya, tangan saya penuh sama sabun."

"GUA SIBUKKK."

"Arumi, kamu mau saya potong gaji nya jadi 60%?"

Bola mata Arum membesar saat mendengar 60%. Apa apaan Azmi ini, seenaknya potong potong gaji Arum, padahal Arum sudah rela pagi pagi buta datang ke kedai hanya untuk membantu cowok seputih susu itu. Kalo bukan untuk bayar kuliah sepertinya Arum akan langsung keluar kerja di kedai ini, untung Arum sabar.

"Nih." Beberapa perabotan kecil untuk di gunakan membuat kopi oleh Arum sodorkan ke Azmi yang sedang mencuci gelas.

"Makasih."

Tak peduli dengan ucapan Azmi, Arum berteriak, "Apa lagi yang harus gua kerjain?"

"Masukin kopi ke tempatnya, setelah itu buka tirai jendela, terus buka kedai nya, terus kalo ada pelanggan yang..."

"Stop!"

"Saya kasih tau kamu biar kamu ga salah..." Ucapannya terpaksa selesai saat punggung Arum mulai menjauh dari pelupuk mata cowok seperti Azmi. Cowok itu geleng geleng kepala saja melihat tingkah Arum.

"SELAMAT PAGI SEMUA YANG ADA DI SINI."

Suara itu membuat telinga Arum sakit. Sepertinya orang itu adalah orang yang tak tau sopan santun, lihat saja, kedai belum di buka tapi di depan sudah ramai ramai orang nyelonong masuk dan duduk nyantai di meja.

"Loh?"

"Hai, Kak Arum." Sapa seseorang yang sama sekali tidak Arum kenali. Arum membalasnya dengan lambaian tangan.

"Pagi banget ternyata buka nya." Lontar cowok yang kemarin datang kemari untuk menemui Arum. Berjalan ke arah cowok itu dan duduk di samping cowok itu.

"Belum buka, kalian main nyelonong masuk aja." Jawab Arum, melihat tulisan di pintu yang masih sama seperti malam.

"Ehe, maaf Kak, abisnya kita terlalu excited dateng ke desa."

AGLOMERSI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang