Handphone Arum terus berbunyi namun sang empunya tidak tau karena dia sedang berada di lapangan. Latihan basket, padahal baru saja menjadi murid baru tapi sudah ada kegiatan ekskul.
Arum senang dengan bola basket saat ia berada di sekolah dasar. Waktu SD dulu Arum dan Ranum sangat giat berlatih bola basket dan mereka sempat masuk tempat les basket untuk meningkatkan skill basket nya, usahanya tidak sia-sia karena sekarang Arum sangat jago bermain bola basket.
"Kenapa mau ikut-ikutan suka bola basket?" Tanya Arum saat mengetahui Ranum akan masuk untuk les basket bersama.
"Biar aku tinggi." Jawab Ranum, mengudarakan tangannya tinggi-tinggi dan berjinjit lalu nyengir.
Arum berdecak sebal. Sebenarnya Arum agak risih selalu di ekori terus sama Ranum tapi keluarga Ranum selalu baik kepada Arum, apalagi mamahnya Ranum, Arum sangat menyayangi wanita itu. Itu salah satu alasan terkuat Arum masih berteman dengan Ranum.
"Mata kamu sipit, kaya orang cina." Ujar Ranum.
Sudah menjadi kebiasaan Ranum bicara seenaknya. Ranum itu menyebalkan! Sudah pendek, galak, suka ngomong seenak jidat, suka marah-marah, suka nyalahin orang padahal dia yang salah, dan yang paling Arum tidak suka adalah Ranum sukaaaa sekali mengekori Arum kemana pun Arum pergi. Buktinya sekarang Ranum mau ikut-ikutan suka bola basket. Jawaban 'biar aku tinggi' itu hanya alasan saja agar Ranum terus bisa dekat-dekat dengan Arum. Ih emang Arum cewek apaan, selalu diikuti terus dengan bocah seperti Ranum!
"Kamu mau aku lempar pake bola, HAH!" Arum marah. Ia menunjukkan bola basket tepat di hadapan muka Ranum biar bocah itu geger.
"Hihi nggak," Jawab Ranum seraya menurunkan bola basket itu, "Kamu jangan marah, mukanya jelek."
Di katai seperti itu oleh Ranum jelas membuat Arum melotot dan secara tidak di duga Arum melemparkan bola basket tadi kencang ke lantai membuat Ranum melonjak kaget.
Arum tersenyum saat melihat Ranum yang sudah jago memainkan bola basket. Mengingat masa kecilnya dulu dengan Ranum ternyata lucu juga, mereka berdua sering berantem namun sedetik kemudian kembali berteman dan bermain.
Tidak menyangka akan sampai se besar ini mereka berteman, mungkin sekarang bukan hanya sekedar teman tapi sahabat atau bahkan keluarga.
"Masuk. Ya." Teriak Arum saat melihat Ranum berhasil memasukkan bola ke ring.
Helaan napas terdengar sangat parau membuktikan bahwa Arum sangat lelah latihan saat ini. Arum segera menepi dari lapangan dan menghampiri barang-barangnya yang ia tinggalkan di kursi yang ada di tepi-tepi koridor.
Arum meneguk air mineral punya Gilang yang masih ada di dirinya, belum sempat di balikin. Rasanya sangat adem setelah menghabiskan seluruh isi air di botol itu.
Beberapa detik Arum memperhatikan Ranum yang masih setia berada di tengah lapangan, kemudian Arum merogoh bagian depan tasnya dan mengambil handphonenya.
arjuna
pesan ini telah di hapus
pesan ini telah di hapus
pesan ini telah di hapus
pesan ini telah di hapus
pesan ini telah di hapus
pesan ini telah di hapus
pesan ini telah di hapusArum mengerutkan alis heran. Tumben sekali Arjuna menghapus pesan untuk Arum atau Arjuna salah kirim? Atau tadinya mau ngomong tapi ga jadi?
arum
kenapa jun? //Ya, seperti biasanya. Arjuna pasti langsung membalas chat dari Arum, dia sangat fast respon.
arjuna
// gpp
// gimana di sekolah baru?
KAMU SEDANG MEMBACA
AGLOMERSI
Teen FictionGilang Argantaro menuntut orang yang sudah menabraknya di jalan dan ia akan membawa masalah ini ke jalan hukum. Saat sahabat pelaku memohon pada Gilang untuk menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan, Gilang menyetujuinya tetapi dengan satu sya...