Arum terkekeh, "Selow aja Lang, becandaan kita memang gini kok."
"Nah tuh, lagian kita juga tau kondisi." Sahut Ranum meyakinkan Gilang agar tidak perlu khawatir dengan kata-kata yang di keluarkan dirinya dan juga Renjana.
"Rum," Panggil Renjana membuat semua mata menunjuk ke arahnya, "Jangan terlalu merasa paling kuat terus mau jagain kita, kasih hak ke kita untuk jagain lu juga."
"Udah ada gua yang jagain dia, ga perlu repot-repot." Timpal Gilang kemudian merangkul bahu Arum yang duduk di sebelahnya.
Renjana menatap Gilang tak suka, "Kalo lu bisa jagain dia terus kenapa dia bisa sampe di culik?" Ujar Renjana sambil bersedekap dada menatap Gilang mengintimidasi.
Gilang yang semula duduk menyender di sofa kini menjadi tegak dan menatap Renjana tajam. Menurutnya Renjana tidak tau bagaimana kondisi Gilang saat Arum membutuhkan bantuan.
"Sstt, santai-santai dia cuma bercanda Lang." Tahan Arum, menurunkan bahu Gilang agar tidak memasang sikap seperti itu lagi.
"Candaan kalian ga seru, masa bercanda kaya gitu." Ujar Gilang dengan raut wajah malas.
"Kalo ga suka ga usah ngobrol sama kita." Balas Renjana lagi.
Tidak merespon secara terang-terangan justru Gilang malah merespon dengan membisikkan sesuatu di telinga Arum, "Tuh anak mau gelut sama aku bukan sih, nantangin banget."
"Heh heh ga boleh bisik-bisik, hargain dong kita berdua yang ada di sini." Ujar Renjana lagi seraya memukul meja untuk menyadarkan Gilang.
"Ikut campur aja." Cibir Gilang dengan suara memelan namun walaupun pelan masih bisa terdengar oleh ketiga cewek itu.
"Urusan Arum urusan kita berdua juga, mau apa? Hah!" Balas Renjana kembali memasang sikap menantang kepada Gilang.
Gilang menatap datar Renjana, mencoba bersabar dengan makhluk asing di hidupnya ini, "Kalo lo cowok udah gua hajar."
"Berani hajar gua hubungan lu sama Arum selesai, gampang kan?" Balas Renjana lagi masih bersedekap dada.
"Kalo Arum berani putusin gua, Olive masuk penjara."
"Kalo Olive masuk penjara, gua bebasin dia."
Percayalah kini muka Gilang sangat merah karena emosi dengan cewek satu ini, namun emosinya di tahan karena ia tidak mau membuat keributan di rumah Arum.
Gilang terus memberi Renjana tatapan tajam agar anak itu tau bahwa Gilang sebenarnya tidak takut dengan siapapun, apalagi cewek seperti Renjana. Sedetik kemudian tatapannya berubah saat ia menatap Arum. Gilang merengek, mengadu bahwa dirinya kesal kepada teman Arum yang satu itu.
Arum tersenyum lebar melihat ekspresi Gilang yang seperti itu, baru kali ini Gilang bisa manja kepada Arum. Karena gemas Arum mengacak-acak rambut Gilang membuat Gilang semakin menjadi-jadi manja kepada Arum.
"Sayang ayo makan sekarang, ga usah ajak mereka." Ujar Gilang pelan.
"Kasian kalo ga di ajak." Jawab Arum tanpa memalingkan sedikitpun wajahnya dari wajah Gilang.
Gilang kembali dengan wajah cemberutnya. Lucunya lagi cowok itu pura-pura marah kepada Arum karena tidak mau menuruti perkataannya.
"Ih si najis." Cibir Ranum saat melihat Gilang manja-manja seperti itu kepada temannya. Anehnya lagi, kenapa Arum tidak jijik dengan sikap Gilang yang seperti itu.
Arum tertawa sangat puas saat melihat ekspresi Gilang, "Ya udah ayo makan, aku juga udah siap kok cuma tinggal sisir rambut aja."
Mendengar itu Gilang berbalik badan mengarah ke Arum lalu tersenyum lebar se lebar-lebarnya sampai mata anak itu seperti garis.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGLOMERSI
Teen FictionGilang Argantaro menuntut orang yang sudah menabraknya di jalan dan ia akan membawa masalah ini ke jalan hukum. Saat sahabat pelaku memohon pada Gilang untuk menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan, Gilang menyetujuinya tetapi dengan satu sya...