AGLOMERSI • 60

315 18 0
                                    

Kota - 07

Azmi menutup mata ketika cahaya sang mentari menyorot ke arahnya bersamaan saat ia turun dari bus. Panas, hal pertama yang Azmi rasakan saat sampai di terminal bus. Matahari bersinar tepat di atas kepala, di tambah cukup banyak orang yang berkeliaran entah itu yang baru turun dari bus seperti Azmi dan Arum atau yang baru mau naik bus, apalagi suara orang berteriak menyuruh orang orang masuk ke dalam bus.

"Dengan, Mba Arumi?" Tanya seorang laki laki dewasa dari dalam mobil dengan kaca yang terbuka.

Arum mengangguk, "Bagasi nya bisa tolong di buka?"

Laki laki itu mengangguk dan langsung membuka pintu mobil untuk membuka bagasi. Arum menaruh koper miliknya dan milik Azmi di bagasi, kemudian masuk ke dalam mobil di bagian kursi penumpang. Azmi nurut saja.

"Ke jalan karunggu nomor 7 betul?"

"Iya."

Tak tunggu lama mobil yang di kendarai oleh laki laki itu berjalan meninggalkan suasana terminal yang masih saja ramai dengan suara suara kenek ataupun pedagang pedagang keliling.

Hening beberapa saat, sampai Arum menolehkan atensinya ke arah sang suami yang hanya diam memandang jalanan dari dalam mobil. Senyuman di torehkan, memilih memandang wajah Azmi dari samping jadi pilihannya kali ini. Tampan, apalagi ketika ia tersenyum melihat sesuatu di luar mobil.

"Mi."

Azmi menoleh dan memberikan tatapan 'ada apa?'

"Makasih ya udah mau ikut aku ke kota."

Cowok itu terkekeh seraya lebih mendekatkan jarak duduknya dengan istri tersayangnya, merangkul Arum dan mencium sisi rambut Arum, "Kalo kamu lebih betah di kota, saya juga akan betah di kota."

Arum tersenyum lalu memeluk erat pinggang sang suami, menyandarkan kepalanya di dada bidang milik Azmi, memejamkan mata karena merasa nyaman berada dalam pelukan. Usapan di kepala belakang Arum tak hentinya Arum rasakan serta kecupan tipis dari sang suami mendarat di puncak kepala, sampai sampai tak sadar bahwa sang supir ojol sedang memperhatikan.

"Gue masih bujang jir, ngeledek banget ya ni pasangan muda." Batin sang supir ojol. Sudahlah daripada meratapi nasib jomblonya lebih baik ia fokus menyetir agar mereka selamat sampai tujuan dan pelanggan puas terhadap layanannya. Betul kan? Demi mendapat bintang lima.

"Setelah ini kamu istirahat saja, barang barang biar saya yang bawa." Ujar Azmi di tengah tengah pelukan mereka yang masih belum lepas.

Arum manggut manggut mengiyakan. Rumah yang ia miliki satu satunya sering di kunjungi oleh Arum saat Arum harus pergi ke kota untuk kuliah. Sepulang kuliah Arum selalu merapikan sedikit rumah itu agar terlihat rapih dan tidak kotor, jadi ketika mereka sampai di rumah tidak perlu lagi membersihkannya.

"Sampai." Ujar laki laki supir ojol. Mobilnya berhenti tepat di rumah besar milik Arum. Segera mereka turun dan mengambil koper di bagasi kemudian membayar ongkos ke supir ojol dan memasuki gerbang rumah Arum.

Arum tersenyum lega, hatinya sangat senang bisa kembali tinggal di rumah ini. Walaupun tidak banyak kenangan bersama kedua orang tuanya tapi kenangan bersama sahabat cukup membuat Arum bahagia melihat kembali rumahnya.

"Ayo Mi, masuk." Paparnya, berjalan lebih dulu daripada Azmi yang memandang kagum rumah milik sang istri. Apakah tidak berlebihan rumah sebesar ini hanya di tempati oleh dua orang?

Cklekk

"Haaaahh akhirnyaaaa." Bernapas lega lalu menoleh ke arah Azmi yang masih diam di belakangnya sambil memandang kembali bagaimana isi dari rumah besar ini.

AGLOMERSI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang