AGLOMERSI • 35

400 26 0
                                    

Kabar bahagia di dapati oleh Sean hari ini karena ia telah berhasil di pilih sebagai ketua tim untuk mengikuti lomba voli. Impiannya untuk menjadi murid emas SMA NB akan terwujud beberapa minggu lagi. Siapapun lawannya pasti kalah jika sudah bertanding dengan Sean.

"Gua memang selalu unggul dalam bidang apapun." Tutur Sean, sangat sombong dengan keberhasilannya menjadi ketua tim lomba voli.

Di samping Sean berjalan Azki diam-diam berdecih, "Kalo anak yang kemarin ga kena skors juga dia yang di pilih."

Tiba-tiba saja kerah baju Azki ditarik oleh Sean, tidak sampai berjinjit tetapi leher Azki cukup tercekik, "Gua lebih jago dari dia." Ketus Sean seraya menjauhkan tangannya kembali dari kerah baju Azki.

Azki menghembuskan napas saat Sean meninggalkannya begitu saja. Entah mengapa walaupun capek menghadapi sikap sombong Sean tetapi Azki sama sekali tidak bisa meninggalkan Sean, baginya, Sean sudah seperti saudara kandungnya sendiri.

Beberapa langkah menyusul Sean, cowok dengan hiasan kacamata bulat itu melihat pemandangan yang kurang mengenakan hati. Di depan sana terpampang jelas bahwa seorang Sean sedang di peringati oleh seorang cewek yang ia incar. Melihat raut wajah cowok itu membuat Azki ingin tertawa terbahak-bahak sampai dimarahi guru. Belum pernah Azki menyaksikan raut wajah Sean yang seperti itu. Ternyata mau se-sombong atau se-sarkas apapun kita kalo sudah berhadapan dengan cewek yang kita cinta maka tetap saja hati kita akan melemah, tidak bisa berbuat apa-apa. Deg-deg an.

Azki berdeham, berbaur bersama Sean dan cewek incaran Sean. Memberi senyum pada cewek itu dengan senyuman yang sangat amat manis, namun kandasnya cewek itu malah membalas senyum Azki dengan tatapan datar, membuat Azki menarik kembali dua sudut bibirnya yang tadi sempat terangkat.

Setelah menatap Azki datar, Arum segera beranjak pergi meninggalkan dua manusia pengundang masalah itu. Serasa sudah cukup memberi peringatan kepada Sean atas perlakuannya dengan Gilang, Arum merasa lebih tenang.

"Penakluk hati seorang Sean Gantagara adalah cewek kelas MIPA 3." Ujar Azki. Untung-untung bicara seperti biasa, Azki malah kelihatan seperti sedang meledek Sean.

"Bacot setan!" Ketus Sean lalu memilih untuk meninggalkan Azki seorang diri. Azki melongo melihat Sean seperti itu, tapi karena tidak begitu peduli akhirnya ia memilih untuk mengikuti arah langkah Sean.

"Perjalanan membawa mu, bertemu dengan ku, ku bertemu kamu." Azki mulai mengalunkan sederet lirik lagu dari Tulus, Hati Hati di Jalan.

"Seperti mu yang ku cari, konon aku juga bukan seperti yang kau cari."

Beberapa siswa menoleh ke arah Azki saat Azki salah menyanyikan lirik lagu itu. Beberapa juga ada yang menatap Azki sinis karena tidak suka jika lagu penyanyi favoritnya di mainkan atau di salah-salahkan seperti itu. Coba saja pikir, Tulus sudah capek-capek menciptakan lagu sebagus itu tetapi malah dibuat jelek oleh orang yang tidak penting seperti Azki.

"Ku kira kita asam dan garam, dan kita bertemu di belanga. Kisah yang ternyata tak seindah ituuuu~~~" Lanjut Azki.

Sebenarnya ia menyanyi lagu ini bukan karena ingin menyanyi, terlebih lagi karena ingin menggoda sahabat tercintanya yang sedang galau gulana karena mendapat peringatan dari cewek yang di cintanya.

"PAK PARAK PAK."

"KU KIRA KITA AKAN BERSAMA, TAK BANYAK JUGA YANG SAMA, LATAR MU DAN LATAR KU."

Mereka kini berada di lapangan voli, jadi Azki bebas bernyanyi karena tidak banyak orang yang akan mendengar suara emasnya.

"KU KIRA TAKKAN ADA KENDALA, KU KIRA INI KAN MUDAH, KAU AKU JADI KITA." Lanjut Azki masih setia menggoda Sean yang tengah duduk dengan wajah frustasi. Mungkin seperempatnya karena peringatan dari Arum dan selebihnya karena mendengar suara Azki yang 'katanya' emas itu.

AGLOMERSI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang