Sesampai di mansionnya Kookie masih terpaku dihadapan kotak kecil peti baby Jio yang di semayamkan di mansion. Pelayan hilir mudik menyiapkan ruang dan menatanya.
Beberapa jam lagi mereka siap membawa babyi Jio ke makam Tuan Kim untuk disemayamkan bersama di sana.
Tae tak tega melihat tatapan kosong Kookie sambil menatap Baby Jio yang sudah menutup mata. Airmatanya mengalir tanpa bisa berhenti. Tak ada isakan tangis apalagi rengekan yang biasa dilakukan Kookie.
Kini tangisannya berubah sendu dan menyayat hati bagi yang melihatnya. Langsung saja Tae memeluknya erat sambil mengecup lembut rambut Kookie.
Pecahlah tangisan Kookie ketika Tae datang memeluknya, ia sudah menahan beribu tanya yang tak dapat ia cerna di kepalanya.
"Daaaddddyy... huuuwaaa..."
"Kookie sayang boleh kok menangis jangan ditahan. Maaf kan aku ya sayang tak bisa berbuat apa-apa."
"Dad, mengapa baby Jio tak mau bersama kita? Kookie salah apa? Kookie mau baby Jio di sini memeluknya dad. Kookie mau baby Jio! Buat jadi adik Hana dan twins!"
"Ya sayang, maaf itu tidak bisa."
"Lalu bagaimana kita bisa punya baby lagi dad? Aku mau baby Jio!" Kookie mulai emosi dan marah-marah ia memukul dada Tae yang tetap erat memeluknya.
"Ya.. nanti kita bicara lagi ya. Engga sekarang. Sekarang bagaimana baby Jio bisa happy di peristirahatannya yang terakhir. Kookie harus berdandan yang cantik dengan baju putih yang seperti peri, biar baby Jio lihat Eoppanya cantik sekali. Mau ya. Chen bawa Kookie ke kamar untuk berganti baju ya. Aku mau melihat persiapan semuanya."
"Baik Tuan Tae. Persiapn sudah 90 persen siap. Kita bisa berangkat kapan saja semua sudah pada posisi. Di sana juga sudah siap. Tuan Tae sebaiknya mandi dan juga bersiap."
"Okey kau duluan ke kamar bersama Kookie. Aku menyusul"
Siang itu semua sudah siap dan iring-iringan mobil menuju tempat yang dituju. Pemakaman keluarga Kim di sana bersemayan Appa Tae, dan nantinya baby Jio akan disemayamkan berdampingan.
Kookie tetap menangis di pelukan Tae selama perjalanan. Kookie lebih banyak diam. Tae sedih melihat Kookie yang sangat terpukul bahkan ia sempat menelepon Hoseokie untuk datang dan berbicara pada Kookie. Agar menenangkan hatinya.
Kerabat dekat dan teman dekat Tae datang, tak banyak. Setelah pemakaman selesai Kookie tak mau pulang, ia memilih untuk lebih lama di sana. Menatap bangunan putih itu.
"Kookie ayo kita pulang sayang. Kookie tak boleh seperti ini, nanti Kookie sakit."
"Kookie masih mau sedikit lagi di sini. Sepertinya Baby Jio masih ingin Kookie di sini. Kookie masih bisa dengar tangisan kecilnya, minta Kookie mendendangkan lagu."
"No sayang, semua itu hanya ada diotak Kookie. Lupakan ya Kookie. Baby Jio hanya datang sebentar di hidup Kookie tapi ia akan ada dihati Kookie selamanya. Baby Jio juga senang memiliki Eoppa yang sangat sayang padanya." Hoseokie mengambil alih tugas Tae membujuk Kookie.
"Hoseokie hyung, apa Kookie itu Eoppa yang buruk? Hinggga tak pantas membelainya lebih lama?"
"No sayang, baby Jio happy, ia nanti menunggu Kookie di pintu surga. Hanya Kookie yang dikenal baby Jio, karena Kookie yang mengantarkannya pergi dari dunia ini."
"Tapi Rose noona yang melahirkan baby Jio bukan Kookie?"
"Tapi kasih sayang Kookie sangat dalam, dan seorang baby bisa merasakannya. Hanya Kookie, eoppa terakhir yang menyentuh dan memeluknya, bukan Rose. Ini sudah kehendak Tuhan. Emang sungguh beruntung."
"Sekarang kita pulang yuk. Banyak cara untuk bisa mengenang baby Jio. Kookie juga harus memikirkan dad Tae. Sebagai appa Tae juga kehilangan, dad butuh Kookie. Butuh Kookie yang kuat dan menguatkan dad. Semua bersedih."
"Kookie lupa kalau dad juga sedih, maafkan Kookie dad." Kookie memeluk Tae yang sedari tadi diam dan berada di belakang Kookie.
"It's ok baby. Dad mengerti Kookie sangat sedih. Dad juga sedih. Dad tak ingin Kookie berlarut-larut sedihnya."
"Ayo semua kita pulang ya." Hoseokie berhasil meyakinkan Kookie untuk pulang.
Sesampai di rumah Hoseokie melarang Tae untuk membiarkan Kookie sendiri di kamar, lebih baik di luar kamar bersama pelayan atau kerabat. Karena di waktu malam Kookie akan menghadapi situasi sepi sendiri.
"Kookie, kata penjaga pony mereka kangen sama Kookie. Pony terus saja mencari Kookie. Lihat deh. Pony ada di teras lagi makan apel."
"Benarkah?" Kookie berjalan ke teras.
Biasanya Pony tak boleh naik ke teras, tapi kali ini boleh. Kookie duduk di atas karpet sambil memangku anak pony yang masih menyusu di botol. Kookie senang memberikan susu botol pada baby pony. Dan kedua pony sedang makan apel yang sudah dipotong kecil-kecil dihadapan Kookie.
"Tae kita bicara sebentar. Ini soal Kookie dan traumanya. Aku tahu bukan Kookie yang melahirkan baby Jio tapi ia sudah merasa akan menjadi seorang Eopĵpa, tapi gagal. Pasti pukulan ini sangat mengguncang perasaannya. Kau harus tau kondisi ini. Dan bisa melakukan terapi yang baik padanya. Aku tahu kau bukan terlatih sebagai terapi tapi kau orang terdekat dari Kookie."
"Iya Hoseokie hanya Kookie yang aku khawatirkan. Kalau Rose malah sibuk menyelamatkan diri. Sibuk dengan penyembuhan dirinya tak sama sekali ia berpikir tentang anaknya. Bertanya pun tidak soal baby Jio."
"Sudah kau jangan terpancing emosi dengan Rose. Kita sudah tau ia bagaimana. Tidak bisa dibayangkan pastinya betapa sedih hati Kookie ketika harus kehilangan baby Jio. Tidak akan ada yang tahu bagaimana sebenarnya perasaan Kookie. Meskipun sudah berselang lama waktunya, pengalaman traumatis ini umumnya tidak akan begitu mudah dilupakan, apalagi jika meninggalkan luka yang mendalam secara psikologis. Ingatkan saja Kookie sudah memiliki Hana dan twins."
"Ya, nanti aku ingatkan dan Kookie itu mengurus ke 3 babies dengan baik kok."
"Aku tau dampak negatif kehilangan anak juga dirasakanmu , tapi efek yang dirasakan oleh Kookie jauh lebih besar. Walaupun bukan sebagai seorang ibu yang telah mengandung tapi Kookie ikut merasakan kehamilan Rose selama beberapa bulan, kehilangan menyebabkan munculnya berbagai emosi negatif, dan bahkan bisa membuat Kookie berubah kepribadian, misalnya dulu periang kini menjadi kerap murung dan merasa cemas."
"Itu yang aku takutkan Hoseokie. Bagaimana agar Kookie jangan seperti itu?"
"Kau harus terlibat, seperti yang sudah aku katakan tadi. Pemulihan wajib didukung pasangan. Biasanya pasangan tak sadar jika istrinya butuh waktu lama untuk pemulihan. Akibatnya, mereka bisa merasa tertekan dan dan frustrasi sehingga berdampak pada memburuknya hubungan kalian. Jadi, bersabar dan memahami kondisi Kookie yang tengah melewati masa-masa sulit ini."
"Akan aku lakukan apa pun itu."
"Tetap ajak Kookie untuk berhubungan intim, karena itu bisa membuat dirinya relax. Jangan dipaksa."
"Ya terima kasih sarannya Hoseokie, jangan bosan kalau sewaktu-waktu aku hubungi."
"Akan selalu ada waktu untuk kau dan Kookie. Kapan pun hubungi aku. Apalagi jika tiba-tiba Kookie histeris atau meledak-ledak."
"Ya akan aku ingat."

KAMU SEDANG MEMBACA
🔞Naughty Sugar Baby🔞
FanfictionKim Taehyung seorang pengusahan sukses yang memilih seorang namja manis yang berwajah badboy menjadi sugar babynya. Hal ini tak ia rencanakan sebelumnya. Entah mengapa pada pandangan pertama ia merasakan ada yang menarik dalam diri anak yang baru...