158. Operasi Yang Sulit

729 61 5
                                    



"Chen siapkan Helikopter dan kita segera ke rumah sakit!"

Beruntung helikopter sudah berada di rumah untuk dipakai besok pagi oleh Tae.

Tae membungkus Kookie dengan selimut dan menekan luka di kepalanya dengan handuk. Lalu secepat mungkin ia menggendong Kookie ke atas helikopter, yang akan langsung membawanya ke rumah sakit terbaik di Korea.

"Bertahan untukku sayang... Jangan kalah Kookie pleasee.. sayang.. ayo sayang." Tae meracau sepanjang berada di helikopter. Ia tak melepas Kookie sedikit pun.

Hanya dalam waktu 15 menit helikopter mendarat di atas gedung sebuah rumah sakit. Dan mereka sudah siap menerima Kookie.

Secara cekatan mereka meletakan Kookie di kasur dan segera membawanya ke ruang operasi. Tae yang bersimbah darah berlari mengikuti ke mana arah kasur itu pergi. Hingga ia terhenti di pintu ruang operasi yang tak bisa ia lewati.

"Tuan hanya cukup sampai sini, biar pasien kami tangani. Silakan tunggu diruang tunggu VVIP." Petugas kesehatan menahan Tae

"Sabar Tae kita tunggu di sini. Berdoalah Kookie baik-baik saja. Ayo duduk dan ini baju ganti. Bergantilah dulu, aku tunggu di sini. Kita tak akan meninggalkan Kookie sedetik pun. Tapi kita akan bergantian ya?"

"No Chen... aku harus selalu di sini."

"Tidak dengan keadaan seperti ini. Baju tidur penuh darah. Tidak. Ayo cepat ganti!" Tae menuruti Chen. Jika seperti ini Chen adalah sebagai teman kecil Tae yang Tae takuti. Bukan atasan dan bawahan.

Tae berjalan gontai menuju kamar mandi. Dan mengganti bajunya. Chen benar ia berlumuran darah dari dada hingga kaki. Ia sampai harus mandi untuk menghilangkannya. Baju berlumuran darah itu ia masukan kembali ke tas.

Setelah selesai Tae bergegas kembali ke ruang tunggu VVIP.

"Chen apa ada kabar dari dokter?"

"Belum. Tunggu disini aku akan membeli kopi. Kau ingin apa?"

"Mungkin kali ini aku membutuhkan kopi."

"Baiklah, Ini ponselmu dan tas ini berisi uang tunai, dompet dan jam. Nanti hubungi aku jika ada sesuatu aku akan cepat kembali." Tak salah jika Tae mempercayakan semua pada Chen yang sangat sigap menghadapi segala peristiwa.

Chen bergegas membeli makanan dan minuman yang mereka butuhkan untuk menunggu. Ia merasa operasi ini akan berlangusng lama.

Tak lama Park bergabung. Juga Jihan dan beberapa pegawai kantor. Dan Pengacara yang kemarin datang ke rumah pantai.

Semua ingin memberi semangat pada bos mereka.

"Aku ingin Rose dituntut hukuman yang seberat-beratnya! Urus itu mulai sekarang!" perintah Tae pada pengacaranya.

"Baik tuan Tae. Laporan polisi sudah masuk dan kini nona Rose sudah dalam perjalanan penahanan."

"Bagus, jangan lepaskan dia lagi! Tuntut dengan semua tuntutan yang ada. Hubungi Stacey untuk masalah kematian baby Jio!" Pengacara Tae mengangguk setuju dan langsung berkutat dengan ponsel dan laptopnya.

Tak lama suster membuka pintu dan mengabarkan jika Kookie butuh darah berjenis AB. Dan ternyata golongan darah Tae dan Jihan sama. Langsung saja mereka mendonorkan darahnya. Berhasil dikumpulkan 4 kantong. Jihan sudah menyediakan 4 orang keluarganya jika darah tetap dibutuhkan.

"Tolong jika kurang ambil lagi darah saya!" pinta Tae pada petugas kesehatan

"Maaf tuan ada batas maximal untuk mendonorkan darah."

"Tenang tuan Tae, saya punya 4 anggota keluarga yang bergolongan darah yang sama dengan tuan Kookie. Jika dibutuhkan detik ini juga mereka akan sampai di sini."

"Terima kasih Jihan, Itu membuatku tenang. Aku tak akan mengambilnya dengan cuma-cuma."

"Jangan dipikirkan itu tuan."

Ternyata persediaan darah untuk Kookie memang harus banyak hingga Jihan benar-benar harus mengerahkan anggota keluarganya untuk mendonorkan darahnya. Dan bersyukur semua bisa mendonorkan darahnya untuk Kookie.

Tanggal sudah berganti dan langit hampir terang tapi operasi belum juga selesai. Tae tak bisa tidur sama sekali ia gundah. Sepanjang malam ia menangis mengadu pada eommanya. Kini Namjoon dan Jiminie dalam perjalanan pulang. Ny.Kim belum bisa pulang karena kesehatannya.

"Tae cobalah untuk tidur. Di dalam mobil mungkin bisa."

"Aku tak akan bisa tidur menunggu hasil operasi Kookie. Chen mengertilah." Tae tak lagi emosi, ia lebih melemah dan merengek pada Chen untuk ia tetap di sana.

"Baik, kalau begitu habiskan sarapan ini. Kalau tidak akan kuseret kau keluar dan menunggu di mobil!"

Tepat jam 10 pagi operasi selesai. Dokter menemui Tae dan Chen.

"Dokter bagaimana kondisi Kookie?" berondong Tae.

"Duduk dulu tuan Tae. Saya akan menjelaskan beberapa hal. Operasi berjalan sulit tapi tak ada hambatan. Operasi dilakukan oleh beberapa dokter spesialis. Hampir 18 jam. Hasilnya kita bisa lihat beberapa hari ke depan. Hari ini sampai besok masa kritisnya. Kookie harus kuat menghadapinya."

"Oh tidak, Kookie baby. Apakah perkiraan dokter ini akan berhasil?" tanya Chen

"Kami tim dokter yang paling baik. Masalahnya sudah bisa kami tanggulangi. Tapi jika berhubungan dengan kepala dan otak kita harus melihat hasilnya nanti."

"Baiklah terima kasih dokter."

"Silakan menunggu di ruang VVIP. Pasien masih harus berada di ruang ICCU selama beberapa hari."

"Kapan kami bisa menemui pasien?" tanya Chen lagi. Karena Tae sudah lemas tak bertenaga.

"Sebaiknya jangan dulu dibesuk karena pasien masih ditidurkan. Untuk mengurangi infeksi dari luar. Kami ada layanan video cam jika keluarga pasien menghendaki."

"Boleh kami akan memantau dari kamar hotel sekitar sini. Akan kami urus."

Dokter berlalu dan kesenyapan yang terjadi Tae tampak tak bisa berpikir lagi.

"Chen aku ingin di sini menemani Kookie."

"Tae kau dengar, Kookie di tidurkan hingga kondisinya baik. Jika kita menunggu di sini semua kesehatan kita akan drop. Aku sudah memesan hotel yang berhubungan langsung dengan rumah sakit ini. Kita ke sana sekarang. Untuk beristirahat dan menentukan langka selanjutnya. Park seret tuan Tae." Tae yang kekeh bertahan, tampak lemah ketika lengannya sudah di cengkeram Park yang berbadan lebih besar darinya dan menariknya keluar dari ruang tunggu.

Kini mereka menunggu di kamar hotel. Dan Jihan sibuk menghubungkan perangkat teknologi untuk mendapatkan gambar yang di siarkan rumah sakit dari dalam ruang ICCU untuk dapat memantau Kookie dari sini.

Besok malam Namjoon dan Jiminie sampai di sini. Chen sudah mengatur semua keperluan Tae di sini. Sementara kantor dipindahkan ke kamar hotel ini.

Tiba-tiba ponsel Tae berbunyi dan Tae menerimanya.

"No.. jangan... jangan... enggak.. bukan Kookie ku...!! Kalian pasti bohong!! Tolonglah aku tak mau dengar!! Kookie harus bertahan untukku. Lakukan apa pun aku bisa bayar berapa pun! Lakukan operasi lagi sebanyak yang dibutuhkan! Tidaak..!! Kookie gak boleh pergii. Kookie...mengapa tega tinggalkan akuu!" lolong Tae.

🔞Naughty Sugar Baby🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang