114. Proses Ambil Sumsum

582 53 10
                                    

Semalaman Tae tidak tidur hanya untuk memastikan Kookie tidur dengan nyenyak dalam pelukannya. Ia mau Kookie dalam kondisi yang prima. Chen juga begitu langsung menjaga kenyamanan Tuan mudanya.

"Chen, Park sudah menyiapkan semua?"

"Sudah, Kasur juga telah disiapkan, dulu peralatan bekas almarhum Ken masih ada di gudang dengan kondisi baik. Sudah di bersihkan dan di hidupkan dan berjalan dengan baik. Semua sudah lengkap. Seperti ruangan ICU. Dan dr.Hyunjin menyediakan dokter dan perawat khusus untuk di tugaskan di mansion."

"Okey.." bisik Tae tak ingin Kookie bangun.

"Tae, geser saja Kookie ke kasur, dan kau bisa mandi." Jika hanya berdua saja Chen memanggil Tae dengan namanya, karena mereka teman dari kecil.

"Marah gak ya nanti? Tau sendiri kalau lagi sakit manjanya bukan main."

"Engga jam segini belum waktu Kookie bangun. Segeralah mandi."

"Oke, jagain yaa.. aku mandi yang cepat kok." Mereka berbisik takut Kookie bangun.

Sebelum Kookie bangun Tae sudah duduk manis di atas kasur dan memeluk Kookie yang semakin terlelap. Jika ketahuan Tae meninggalkannya semenit saja sudah pasti Kookie ngambek.

"Selamat pagi Tae, Chen. Wah Kookie nyenyak ya tidurnya semalam? Kirain bakal digigit nyamuk besar. Heheheh." Goda Hyunjin yang tau banget kelakuan Tae

"Enak saja kau Hyunjin, aku tak mau babyku tidak prima. Semalaman aku jaga agar nyenyak tidurnya."

"Bagus kalau begitu. Chen tolong siapkan Kookie jam 7 ya. Kita jadwal masuk ruang operasi. Aku tinggal dulu ya aku mau menyiapkan penerima donor."

"Baik. Tuan Tae bisa bangunkan Kookie., biasanya butuh 10 menit untuk benar benar bangun."

"Oke, sabar yaa.. jangan dimarahin. Kookie baby.. sayaang.. bangun yuuk. Hay.. baby." Perlahan Tae membangunkan Kookie yang masih lelap. Dikecupnya kelopak mata yang masih terpejam. Hidungnya dan kemudian bibirnya.

"Uuugh.. dad aku masyih ngantuuuks.. hmm."

"Bangun sayang, Kookie kan mau berbuat baik hari ini kan? Yuuk Kookie sudah ditunggu."

"Hoaaaam.. Kookie mau ngapain ya dad?" dengan muka bantal yang lucu Kookie mengucek matanya.

"Kan Kookie mau kasih sumsum.. lupa?"

"Oh iyaaa.. inget kok. Dad... Kookie takut."

"Hmm, wajar kok takut, tapi kan nanti dad pegang tangan Kookie."

"Selama diambilnya? Sampai selesai? Dad masyuk kedalam ruangannya? Pegang tangan Kookie?" cecer Kookie memastikan janji daddynya.

"Iyaa... Dad sudah janji kan?"

"Kita mandi yuuk nanti katanya 2 hari Kookie belum boleh mandi. Jadi sekarang harus mandi yang bersih. Yuuk," ajak Chen.

"Hmmm... gendong ke kamar mandi Daaaad," rengek Kookie manja

"Siap tuan muda.. hop!" dengan sekali angkat Kookie digendong ke kamar mandi.

Jam 7 lewat 5 menit Kookie sudah siap dan sudah memakai baju operasi. Begitu juga Tae memakai baju operasi yang disiapkan karena ia akan berada di dalam bersama Kookie.

"Tae, nanti Kookie akan miring tidurnya, lalu bagian punggungnya akan di beri anastesi agar tak sakit ketika di tusuk jarum. Tapi ketika jarum menusuk tetap ada perasaan tak nyaman. Di sana kau harus menenangkan Kookie ya. Jarumnya sedikit lebih besar dari jarum suntik biasa. Tak berlangsung lama setelah itu selesai dan ditutup dengan perban. Begitu saja kok." Hyunjin menjelaskan proses pengambilan sumsum tulang belakang nanti.

"Okey.."

"Yaa.. sudah siap yaah kita ke ruang operasi ya."

Sepanjang koridor, Kookie menggenggam tangan Tae dan tak melepaskan pandangannya. Begitu juga Tae. Kalau saja ia tak masuk ke dalam ruang operasi pasti ia sudah menangis bersama Chen. Kini ia harus tegar.

"Kookie tidur disini yaaa.. dan dad disini biar gak menghalangi kerja dokter okeeey." Hyunjin mengatur letak berdiri semua yang ada di ruangan.

"Hold my hand Kookie. Dad di sini." Kookie memandang dan berkaca-kaca.

"Kookie akan merasakan dingin ya di punggung Kookie, itu obat bius yang membuat kulit Kookie serasa kebal dan nanti tak berasa apa pun. Kita tunggu sebentar sampai cairan tadi bekerja."

"Dad.. punggung Kookie kaya kura-kura.. tebal sekali rasanya.." bisik Kookie.

"Hahaha... oh yaa.. artinya nanti tak akan sakit yaa. Punggung kura-kura kan tebal," bisik Tae lagi

"Dad Kookie boleh minta kura-kura kan?"

"Kookie... nanti aja mintanya.. Kookie kan tau apa pun boleh Kookie minta asal Kookie nurut sama Dad. Okey.. sekarang be good boy yaa..."

"Okey kita mulai yaaa."

Jarum berukuran besar itu mulai menembus kulit Kookie yang pucat berlumur batadine. Masuk ke dalam tulang untuk mengambil sedikit cairan dari sana.

Begitu tekanan ditambah untuk menembus bagian yang keras, Kookie mulai merasakan sedikit sakit dan tekanan yang membuat ngilu seluruh tulang dibadannya. Seperti di setrum saja.

"Ahh..aww.. daaad.. aah aaku kesakitaan..aah.."

"No jangan bergerak ya baby... peras saja tangan dad.. sedikit lagi sayang."

"Tahan sedikit ya Kookie ini sudah mau selesai kok."

"Aaaarrg.. aaah... uuuhh.. aaah daaad.... hap!"

"Ahh..hmmm..." Tae menahan sakit tangannya yang di gigit Kookie.

"Yak sudah selesai Kookie. Kookie hebat sekali tidak menangis."

Tae mendapatkan luka bentuk gigi Kookie di tangannya yang mengelupaskan kulitnya. Kookie langsung lemas dan takut untuk bergerak.

"Hyunjin siapkan ambulans untuk Kookie akan aku bawa langsung. Aku tak mau meninggalkan Kookie sedikit pun tanpa pengawasan."

"Baiklah tunggu di kamar rawat, nanti Park akan membawa kalian ke ambulan."

Kookie dengan posisi yang masih memeluk guling tertidur karena merasa lelah menahan sakit yang tak ia kira sebelumnya. Anastesi di permukaan tidak membuat rasa sakit itu hilang semua.

Perlahan perjalanan Kookie di bawa ke mansion berjalan cukup lancar. Tae tak melepaskan tangan Kookie bahkan masuk ke dalam ambulan. Untuk sekarang ia tak percaya siapa pun.

Sesampai di mansion, kamar Ken disulap menjadi kamar ICU untuk merawat Kookie. Sebenarnya Kookie tak memerlukan peralatan itu semua, tapi Tae sangat parno. Ia mau semua seperti rumah sakit agar membuatnya tenang.

"Daaaaad!!" tiba-tiba teriakan Kookie memecah kesunyian yang mereka ciptakan agar Kookie tak terbangun.

"Ya sayaaang.. dad disini."

"Kenapa pas Kookie buka mata dad gak memegang tangan aku.. uhuukk uuuuhuhuuu.. Aku ditinggalin." Kookie mulai menangis menjadi jadi.

"No, dad tadi sedang mencolok listrik untuk penghangat kasur Kookie tuh."

"Bohoong dad marah sama akuu.. masih maraaah... huuwaa.. Katanya pegang tangan aku teruus dad bohoong..uuuwww.."

"Tae duduklah di kasur, kalau kaya gini gak akan selesai," bisik Chen.

"Uuugh sayangku.. maaf tadi sebentar saja kok."

"Tuan Kookie lihat, ini 3 menit sekali aku memfoto tangan daddy.. lihat baru 3 menit yang lalu dad tetap memegang tangan Kookie. Ini 6 menit yang lalu. Dan ini 9 menit yang lalu. Buktinya itu. Benar kan?"

"Iyaah..." Kookie tersenyum

"Sudah ya jangan ditambah nangis. Sekarang Dad akan memeluk Kookie selama 24 jam!"

"Maaf Kookie belum bisa bersama Babies. Huuukkks..."

"Babies sehat dan pengasuh dad tambah. Mereka sedang bermain. Jangan pikirkan mereka ya. Kookie harus cepat sembuh."

"Ya daddy."

🔞Naughty Sugar Baby🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang