"jennie,, keruangan saya sekarang."
"ne"
Aku merapikan berkas pagi ini dan segera menghampiri seseorang yang memanggilku untuk menemui nya. Baru saja satu jam aku mengerjakan laporan, sudah ada panggilan mendadak.
Saat aku masuk ruangannya, aku sudah melihat bobby duduk disana. Bobby adalah rekan ku tetapi kami berbeda ruang kerja.
"selamat pagi mr. Jongin. Pagi bobby-ssi" sapa ku pada lelaki yang duduk tenang di depanku. Aku langsung mengambil posisi di samping bobby.
Mereka menyapaku balik dan tersenyum.
"saya memanggil kalian ksini karena ada beberapa hal yang harus disampaikan. Bobby, karena kita bertugas untuk pengadaan barang di daegu, saya ingin kau mengumpulkan data 2 tahun terakhir. Sedangkan jennie, bersiaplah setengah jam lagi kita akan berangkat ke kantor cabang daegu untuk memeriksa kondisi."
Aku terkejut, kenapa begitu mendadak harus berangkat ke daegu. Aku belum ada persiapan sama sekali. Tapi aku tidak bisa menolak, ini adalah tugas.
"apa yang harus saya siapkan mr. Jongin?" tanya ku sopan, karena ini pertama kali nya aku ditugaskan diluar kantor.
"bawa saja catatan dan barang pribadimu."
Aku mengangguk, bos ku menyuruh kami kembali keruangan untuk bersiap. Aku hanya harus merapikan meja dan membawa buku catatan.
"unnie, aku akan ke daegu bersama mr. Jongin." ucapku pada mina, bagaimana pun dia adalah kepala bagian ku. Aku mengambil buku catatan dan tas kemudian mematikan laptop yang sedari tadi sudah menyala.
"baiklah jennie, jika ada sesuatu maka aku akan menelfon mu dari sini."
"terima kasih unnie." Aku tersenyum dan bergegas ke loby, karena mr. Jongin akan menunggu ku disana.
Beberapa menit menunggu, aku melihat mobil sedan mewah yang ku tau adalah seri dari BMW menghampiri. Kaca bergerak turun dan orang di balik kemudi menyuruhku untuk masuk.
Dia adalah mr. Jongin sendiri, dia yang menyetir dan kami hanya berdua kesana. Aku semakin canggung, tidak biasa untuk berkomunikasi dengan bos ku ini.
"apa kau sudah sarapan?" tanya lelaki disampingku, sesekali dia melirikku sambil menyetir.
"sudah mr. Jongin." ucapku sopan.
"owh ya, panggil saja saya kai oppa jika kita tidak ada di kantor." aku mengkerutkan keningku, masih belum mengerti apa maksud nya.
"apakah itu sopan mr?" tanyaku lagi karena memang status kami jauh berbeda.
"saya yang meminta nya, jadi biasakan saja." dia tersenyum ke arahku kemudian kembali fokus pada jalanan.
"baik mr... Emm,,, maksud ku oppa."
Karena suasana sedikit canggung, seperti biasa aku mengeluarkan ponselku, kemudian melihat sosial media. Aku gugup hanya berdua dalam mobil dengan seorang lelaki, apalagi dia adalah bos ku sendiri.
•••
Waktu terasa sangat lama, sudah tiga jam dan aku merasa bahwa perjalanan masih panjang. Orang di sebelahku juga tidak berkata apapun sepanjang perjalanan, jadi aku tidak berani memulai obrolan.
"kita sudah hampir sampai, tapi sebaiknya makan siang terlebih dahulu."
Aku menoleh pada kai disampingku dan dia menghentikan mobil nya di salah satu resto pinggir jalan. Memang benar, sudah waktu nya makan siang dan aku mulai lapar.
Kami keluar mobil dan langsung masuk ke dalam resto. Kai menyuruhku duduk disalah satu kursi sedangkan dia memesan makanan. Beberapa menit kemudian dia duduk didepanku dan pelayan membawa makanan pembuka.
![](https://img.wattpad.com/cover/306177724-288-k638990.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Friday
FanfictionBagaimana satu hari terasa sangat istimewa saat ini, saat dimana seharusnya hari hari terasa biasa. gxg jenlisa 🏆 Rank 1 : #gxg 21/08/2022 🏆 Rank 1 : #jenlisa 02/06/2024