29

3K 317 18
                                    

Telfon yang ada di meja kerja ku berbunyi. Aku angkat dan cukup heran dengan seseorang yang menelfonku. Aku merapikan meja kerjaku kemudian bersiap untuk mendatangi orang itu. Tidak lupa aku membawa sesuatu.

Sampai di depan pintu ruangannya aku langsung masuk karena sekretarisnya menyuruhku untuk langsung masuk saja. Seperti nya memang orang ini membutuhkanku.

Kubuka pintu perlahan, seseorang yang ingin ku temui sedang berdiri membelakangi ku. Dia menatap keluar jendela dengan kedua tangan di masukkan ke dalam kantong celanya nya. Aku berjalan perlahan setelah menutup pintu kembali. Dia masih belum menyadari kehadiranku yang sudah ada di dekat meja kerjanya.

"Ada apa memanggilku lisa?"

Aku menyapa duluan kemudian dia berbalik untuk melihat ke arah ku. Tanpa bicara dia mendekatiku dengan langkah yang sedikit lebih cepat. Sampai tepat di depanku kami bertatapan, kemudian hal yang tidak pernah ku bayangkan terjadi. Lisa memeluk tubuhku erat, sangat erat.

Karena masih terkejut dengan apa yang terjadi, aku belum membalas pelukannya. Tapi kemudian tanganku terangkat dan memegang pinggang Lisa. Dia semakin mempererat pelukan di tubuhku,  dan aku mulai merasakan nafas hangat di leherku. Aku menyukai ini,  pelukan ini sangat nyaman, sama seperti saat aku menangis dalam dekapannya.

"Apa yang terjadi heum?" Ucapku lembut sambil mengelus punggungnya. Kemudian Lisa melepas pelukan kami, sedikit memundurkan badannya.

"Mau kah makan siang dengan ku?" Ucapnya sambil terus melihat wajahku.

Aku sedikit berfikir karena rose sudah pasti menungguku di kantin hari ini. Setiap hari rose selalu datang dan aku tidak keberatan dengan itu. Tapi kali hari ini aku bingung, apa yang harus aku lakukan sekarang. Aku ingin sekali makan siang dengan Lisa, karena ini pertama kali dia mengajakku makan siang bersama. Tapi dilain sisi, rose sudah menungguku untuk makan siang bersama juga.

Aku diam, dalam dilema yang membuat pikiranku kacau. Pilihan yang sulit bagiku.

"Apakah kau tidak bisa menemaniku makan siang?" Tanya Lisa lagi dan itu membuatku tersadar lagi dari lamunanku.

"aku ingin, tapi ada seseorang yang sudah menungguku untuk makan siang di kantin Lisa." Ucapku jujur, aku tidak mau menyembunyikan sesuatu dengannya. Toh Lisa adalah bos yang baik selama ini.

"Bisakah aku bergabung dengan kalian?"

Aku membulatkan mata, sungguh Lisa sangat aneh hari ini. Pertama dia memelukku kemudian ingin makan di kantin denganku dan rose. Bukankah itu tidak wajar. Aku menjadi lebih bingung sekarang.

"Apakah kau yakin? Bukan aku tidak mau Lisa. Tapi bagaimana jika pegawai mu yang lain melihat kedekatan kita? Sejak awal kita sudah menutup rapat kedekatan yang kita jalin walau kita hanya berteman."

Aku kembali mengingatkannya, memang sejak awal aku meminta agar dia menjaga jarak di depan pegawai lain. Bukan karena aku tidak suka, hanya saja aku anak baru dan akan menjadi bahan pembicaraan jika dekat dengan salah satu bos yang di gilai banyak pegawai lain disini. Lisa adalah incaran bagi hampir semua penghuni perusahan, dia menawan dan cantik.

Dengan status Lisa yang single, sudah pasti banyak yang menginginkannya. Mereka tidak peduli usia Lisa sekarang, kecantikannya menutup itu. Sedangkan Lisa sendiri sangat tertutup, dingin dan sedikit menyeramkan. Aku tidak membayangkan jika mereka tau Lisa tidak seperti yang terlihat di mata mereka saat denganku.

"Aku sudah tidak peduli pandangan mereka." Ucap lisa kemudian dia duduk di sofa. Aku mengikuti nya dan duduk disamping nya. Dia masih terlihat tenang,  walau aku tau sepertinya dia sedikit kecewa dengan penolakanku.

Only FridayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang