8

3.8K 381 4
                                    

Tidak terasa jumat sudah tiba, seperti biasa aku bersiap pagi ini dan segera ke ruang makan untuk sarapan dengan keluarga ku.  Aku menuruni tangga, melihat yang lain sudah berkumpul dan memulai sarapannya. Seperti nya aku agak telat bergabung dengan mereka.

"maaf appa, eomma,  jennie terlambat bangun." ucapku sambil mengambil roti panggang dan memberi selai strawberry.

"tidak apa,  habiskan sarapanmu kemudian berangkat. Doyoung sudah siap mengantar." aku melirik adikku yang memang sudah rapi, kemudian aku tersenyum pada eomma. Appa ku seperti biasa,  dia hanya diam dengan wajah dinginnya yang setiap hari selalu aku lihat.

"aku akan makan di jalan. Doyoung,  ayo berangkat." aku bergegas keluar rumah sambil membawa roti di tangan kananku. Doyoung menyiapkan mobil, kemudian aku langsung masuk ke dalam nya.

Setengah jam perjalanan dan hari ini cukup lancar. Aku segera masuk ke ruanganku,  bersyukur karena jam kerja baru akan dimulai 5 menit lagi setidaknya aku belum terlambat sampai di kantor walau aku terlambat bangun.

Aku menyalakan laptop dan melihat note di meja yang isi nya adalah list kerjaan untuk hari ini. Aku selalu membuat list setiap hari nya sebelum pulang, untuk mengingatkan ku akan pekerjaan yang harus ku selesaikan esok nya. Karena aku sedikit pelupa, jadi aku harus mencatat semua yang ku kerjakan.

"pagi jennie." sapa mina yang baru saja tiba. Aku tidak menyadari bahwa dia terlambat hari ini.

"pagi unnie,  kenapa terlambat?  Apa jalanan sangat padat?" tanya ku. Mina duduk di kursi nya dan menyalakan laptop.

"tidak, saat tiba tadi aku bertemu dengan mr. Jongin dan dia memintaku berdiskusi sebentar di ruangannya. Owh ya,  kau bersiaplah,  dia akan memanggilmu juga setelah ini."

Aku menganggukan kepala,  aku tau bahwa kapan saja mr. Jongin akan memanggil karena dia memang bos ku. Dan aku akan menyiapkan berkas untuk ku laporkan pada nya.

Benar saja saat aku bersiap,  telfon di meja ku berdering. Aku menjawabnya kemudian langsung pergi setelah mematikan telfon.

"unnie aku ke ruang mr. Jongin sebentar."

Aku berjalan santai karena tidak ada hal yang mendesak. Mr. Jongin cukup ramah,  jadi aku tidak canggung berhadapan dengannya,  berbeda jika aku berhadapan dengan wanita es lantai 23. Upss,,  kenapa aku malah membandingkan mereka.

"selamat pagi mr. Jongin"

Sapa ku diambang pintu,  karena memang pintu ruangannya sedang terbuka lebar.

"masuk jennie dan duduklah." dia tersenyum dan aku langsung duduk di depannya.

"apa kau sudah sarapan?" tanya nya ramah.

"sudah mr."

"baguslah jika sudah. Well,, saya hanya ingin memeriksa sejauh mana laporanmu selesai mengenai cabang daegu."

Aku mengangguk dan meletakkan berkas yang sedari tadi masih di tanganku. Aku menyodorkan pada nya.

"beberapa sudah selesai dan kita bisa memesannya pada suplier minggu depan sedangkan untuk bahan baku import, saya masih menimbang beberapa vendor baru untuk diajukan."

Mr. Jongin membolak balik kertas dengan serius,  kemudian menatapku kembali yang sudah selesai menjelaskan.

"kau sangat cekatan, nanti saya akan memanggil bobby untuk menghubungi vendor itu."

"terima kasih mr. Jongin,  apa sudah selesai?" aku bertanya kembali karena lelaki di depanku tidak mengeluarkan kata lagi.

"ya,  kembalilah keruanganmu. Owh ya jennie,  apa siang nanti kau sibuk?"

Only FridayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang