7

4K 370 4
                                    

Sudah jam 5 sore tanda nya waktu kerja ku sudah selesai.  Aku membereskan segala yang berantakan di atas meja ku dan memasukkan barang pribadi ke dalam tas kecil yang selalu ku bawa. Hari ini melelahkan,  terlebih aku harus dua kali bertemu wanita es yang menyeramkan itu. Rasanya energiku hampir saja terkuras menahan gugup supaya terlihat tenang.

"aku akan pulang unnie,  apa kau tidak bersiap untuk pulang?" aku bertanya pada mina yang masih sibuk dengan tumpukan berkas dan laptop yang masih menyala.

"masih ada yang belum selesai jennie,  duluan saja. Seperti nya butuh waktu satu jam lagi aku baru akan pulang." jawabnya yang tersenyum ke arahku.

Aku kagum dengan cara nya bekerja,  dia sungguh kepala bagian yang bertanggung jawab dan bekerja keras. Dan dia selalu mengarahkanku dengan baik selama ini. Tidak pernah sekalipun dia mengeluh dengan pekerjaan yang begitu banyak, aku harus belajar banyak dari atasanku ini. Dia contoh yang baik.

"ingat waktu dan kesehatanmu unnie. Aku pulang duluan"

Aku melangkah keluar dan langsung menuju lobi. Hari ini aku pulang sendiri dengan bus karena doyoung tidak bisa menjemputku. Jadi aku harus bergegas, karena sebentar lagi langit akan menjadi gelap.

Saat sampai di lobi,  aku mendengar seperti ada seseorang memanggilku.  Aku mencari sumber suara dengan menoleh ke segala arah,  kulihat imo Sa-Rang berjalan mendekatiku, dia juga baru keluar dari lift yang berbeda.

"imo, kau akan pulang?" tanyaku saat dia berdiri di sampingku.

"ya,  kebetulan imo melihatmu keluar dari lift jennie. Owh ya kenapa tadi siang kau menghubungi imo?" Aku hampir lupa bahwa memang benar aku sudah menelfon dan mengirim pesan pada nya tadi siang.

"jennie hanya ingin mengajak imo makan siang bersama. Sudah lama sekali imo sibuk dan tidak mengajakku lagi." aku sedikit cemberut karena memang,  imo ku ini sangat sibuk. Dia hampir saja melupakan keponakannya yang berada di gedung yang sama.

"maafkan imo,  pekerjaan imo sangat banyak jennie. Apa doyoung sudah menjemput?" imo terkekeh dan menarik ku untuk berjalan keluar gedung.

"tidak,  dia masih ada kegiatan. Jennie akan naik bus."

Kami berhenti tepat sebelum masuk area parkir,  imo menatapku kemudian berdecak.

"ck!  Ikut imo,  aku akan mengantarmu. Kenapa harus naik bus jennie,  imo mu ini bersama mu di kantor yang sama." dia menarik tanganku lagi dan menuju mobil nya yang terparkir agak jauh ke dalam.

"maaf imo, jennie tidak ingin merepotkan. Lagipula jennie sudah terbiasa naik bus dan itu menyenangkan."

Kami masuk ke dalam mobil, aku duduk dikursi penumpang disamping imo ku. Dia menyalakan mesin sebentar kemudian melajukan mobil nya perlahan.

"lain kali hubungi imo jika doyoung tidak menjemput, kita akan pulang bersama. Apa kau lupa bahwa rumah imo searah dengan rumahmu?"

"maaf imo,  lain kali jennie akan menghubungi imo."

Aku tidak ingin banyak berdebat,  karena jujur aku memang tidak menyukai perdebatan. Lebih baik aku iya kan saja walau aku tidak yakin ingin merepotkannya lagi. Aku merasa tidak enak hati dan memang sudah terbiasa mandiri.  Walau aku tau,  imo Sa-Rang sangat baik dan menyayangi keponakannya ini.

Author pov

Tok,,  tok,,  tok,,,,

Suara ketukan pintu membangunkan wanita cantik yang tertidur pulas di ranjangnya. Wajah nya terlihat sangat lelah dan sedikit ada kantung hitam dibawah garis mata nya.

"lisa, makan malam sudah siap. Apa kau akan tidur sepanjang hari?" ucap seseorang di balik pintu yang tidak lain adalah jiso.

"lisa mencoba membuka mata nya yang masih terasa berat. Sambil mengucek halus kedua mata nya itu lisa merubah posisi nya menjadi duduk di tepi ranjang.

Only FridayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang