43

3K 311 10
                                    

Setelah mina meninggalkan ruang direktur. Kini hanya ada lisa dan jiso disana. Mereka masih terdiam, jiso kembali duduk di kursi kebesarannya, sedangkan Lisa memperhatikan kakak semata wayang nya itu.

"Unnie, kau tidak bisa mengambil keputusan sepihak seperti itu."

Lisa membuka suara nya, mencoba menghilangkan keheningan. Jiso yang sedang bersandar, kembali duduk tegap menatap adik nya itu.

"Kenapa tidak? Aku adalah Direktur dan semua keputusan ada di tanganku Lisa."

Lisa beranjak mendekati jiso, kemudian duduk di kursi tamu yang ada di meja kerja kakak nya itu. Kali ini mereka berhadapan cukup dekat.

"Aku tau kau seorang direktur dan mempunyai kuasa atas itu. Tapi bagaimana pun aku yang bertanggung jawab atas semua pegawai. Kita belum mendiskusikan apapun masalah sanksi yang akan diberikan unnie."

Lisa khawatir dengan Jennie. Gadis yang sangat dia sukai itu dalam posisi sulit, dan Lisa berusaha untuk mencari tau penyebab nya juga. Jangan dipikir Lisa akan diam saja seperti pembawaannya, dia sudah mempunyai rencana sendiri.

"Sekarang kita sedang berdiskusi bukan? Pikirkan soal keputusanku Lisa. Kurasa itu yang terbaik, ini bukan masalah kecil yang bisa dianggap remeh. Dan jangan mencoba membela gadis itu."

Ucap jiso lagi masih tetap menatap Lisa. Jiso terlihat tidak ramah kali ini. Entah apa yang dia pikirkan, tapi itu tidak sejalan dengan Lisa.

"Aku tidak membela siapapun unnie. Hanya saja kali ini kau membuat keputusan tidak sesuai kebiasaan mu. Bukankah terlalu kejam memutus kontrak sebelum waktu nya? Dia masih punya satu setengah tahun lagi. Jika kau menghentikan kontraknya tahun depan maka hanya tersisa 6 bulan waktu kerja untuk nya. Sedangkan kita belum tau dimana letak kesalahan sebenarnya, Mina mengatakan akan menyelidiki ini."

Jiso sedikit berfikir mendengar penjelasan Lisa. Dia tidak menyangka Lisa akan begitu membela staff nya. Menurut jiso, yang dia lakukan adalah keputusan yang benar. Tapi lisa berfikir bahwa kakak nya itu berbeda kali ini.

"Kembalilah ke ruangan mu. Aku terlalu pusing memikirkan masalah ini dan ingin menenangkan diri."

Jiso mengusir Lisa, dia tidak ingin terlalu lama berdebat dengan adik nya itu. Kepala nya mulai pusing. Jiso memutuskan untuk pulang lebih cepat hari ini.

Lisa yang merasa bahwa jiso membutuhkan waktu, langsung beranjak dan meninggalkan kantor kakak nya itu. Tanpa banyak bicara Lisa langsung kembali ke ruangannya dan meminta dahyun untuk mengikuti masuk ke dalam.

"Ada apa Miss Lisa?" Tanya dahyun sopan.

"Panggil Ten dan Jimin sekarang."

Lisa mengambil minum diatas meja nya dan meneguknya hingga habis. Bohong jika dia tidak memikirkan masalah ini, dia sangat terganggu karena menyangkut Jennie.

"Baik Miss, saya akan memanggil mereka."

Dahyun keluar ruangan lisa, menelfon kedua orang itu. Entah apa yang akan Lisa lakukan, tapi saat ini lisa hanya mempercayai mereka.

Jennie POV

Aku menjadi sangat pusing dan merasa bersalah. Tentu saja,  aku akan bertanggung jawab dan menerima konsekuensi dari kesalahan yang ku buat. Mina terlalu baik sebagai atasanku.

Aku masih saja berkutat dengan laptop diatas meja kerja. Seperti nya aku butuh waktu ekstra hari ini,  demi menemukan bukti bahwa aku sudah membuat laporan dengan benar. Besok direktur akan mengumpulkan kami kembali untuk meminta pertanggungjawaban dan solusi.

Tapi sampai detik ini aku masih tidak menemukan file itu. Apa aku melakukan kesalahan? Aku memang pelupa, tapi kali ini aku ingat bahwa aku menyimpan nya dengan rapi saat itu. Yang membuatku frustasi adalah file yang hilang begitu saja.

Only FridayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang