"apa kau mengikuti ku?" tanyaku penasaran dengan seseorang yang duduk di balik kursi kemudi.
"aku hanya tidak sengaja lewat dan melihatmu."
"tapi kenapa begitu kebetulan lisa. Ada apa?"
Aku masih penasaran dengan nya. Mengapa begitu kebetulan dan dalam waktu yang pas. Tapi apa mungkin dia mengikuti ku, seperti tidak ada kerjaan saja. Dia bos besar, dan tidak mungkin mengikuti seorang pegawai biasa.
"kebetulan yang bagus bukan? Owh ya, aku ingin mengembalikan barangmu jennie. Kau meninggalkannya di mobil kemarin."
Masih dengan wajah datar nya, wanita cantik di depanku ini mengalihkan pembicaraan. Dia mengambil paperbag dari kursi belakang kemudian menyerahkan padaku. Aku menepuk jidat karena memang aku sungguh lupa, penyakit lupa ku makin parah seperti nya.
Memang saat akhir pekan kemarin aku dan lisa kembali menghabiskan waktu di mall. Karena aku melihat ada sepatu yang lucu, aku membeli nya dan meletakkan di kursi belakang. Aku sungguh lupa bahwa barang itu tertinggal.
"ya Tuhan, aku sungguh lupa. Terima kasih kau mengingatkanku. Tapi kau bisa mengembalikan besok, tidak perlu selarut ini." ucapku lagi karena aku merasa lisa sungguh berlebihan. Masih ada hari esok dan kita bisa bertemu di kantor.
"bukankah sudah ku jelaskan tadi. Lagipula saat makan siang kau tidak ada di kantor, jadi ku pikir kau sedang sibuk akhir akhir ini."
Aku mengkerutkan keningku sekali lagi, apakah dia mencariku sampai ke ruanganku? Kenapa tidak ada yang memberitahuku bahwa ada yang mencari saat makan siang.
"aku makan siang dengan rose. Apa kau ke ruangaku?" tanyaku lagi sambil menatap nya. Dia masih saja cantik dengan wajah yang terlihat lelah itu. Tapi tatapannya kali ini sangat tajam, aku merasa sedang menghadapi musuh yang menyeramkan.
"dan anak baru itu? Aku hanya bertanya pada jimin tadi siang. Niatku ingin mengembalikan barangmu, tapi kau tidak ada."
Kenapa lagi dengannya, dia selalu bertanya tentang mino dan mengatakan anak baru. Bukankah dia sudah tau nama nya.
"mino? Dia punya nama lisa. Tidak, mino hanya ikut denganku saat makan malam tadi." ucap ku jujur, karena memang aku hanya makan malam dengan kedua sahabatku.
"aku akan menjemputmu besok pagi. Sekarang istirahat lah jennie."
Lisa tidak menanggapi perkataanku barusan. Sungguh menyebalkan bukan? Tapi bagaimana lagi, yang kuhadapi adalah lisa, manusia aneh dengan aura dinginnya itu.
"sekali lagi terima kasih lisa. Kau hati hati di jalan."
Kami masih menatap, kulihat lisa mulai mendekatiku. Aku yang sudah sangat gugup mengalihkan pandangan untuk keluar dari mobil, jantungku berdetak cepat.
"apakah aku boleh memelukmu?" tanya lisa dengan menahan lenganku.
Tanpa banyak bicara, aku langsung memeluknya erat. Kupikir lisa sedang dalam suasana hati yang tidak baik, dia terkadang memang meminta pelukanku. Hati ku tenang, wajah menyeramkannya tidak lagi terlintas di pikiranku. Aku tidak meragukannya, hanya saja aku rasa waktu nya tidak tepat untuk menerima ajakan menikah dari nya.
Beberapa menit kami hanya berpelukan dalam diam. Dia balas memelukku tidak kalah erat nya. Hingga kurasa nafas hangat di leherku, lisa menyandarkan kepala nya di bahuku.
"ada apa heum?" tanyaku saat kami sudah melepas pelukan.
"aku lelah." ucapnya singkat.
"apa kau ingin menginap?" tanyaku. Kupikir lisa butuh teman malam ini, tidak ada salahnya dia menginap dan melepas lelah di rumahku. Lagipula hari sudah cukup malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Friday
FanfictionBagaimana satu hari terasa sangat istimewa saat ini, saat dimana seharusnya hari hari terasa biasa. gxg jenlisa 🏆 Rank 1 : #gxg 21/08/2022 🏆 Rank 1 : #jenlisa 02/06/2024