45

3.2K 291 9
                                    

Jennie berjalan pelan ke arah ruang meeting di lantai 23. Dengan perasaan gugup dan pikiran yang tidak tenang, dia menggenggam catatannya dengan erat. Entah kenapa, meeting kali ini seperti panggilan saat menghadapi skripsi pada ujian akhir.

"Jennie,, cepat lah, kenapa kau melamun?"

Mina melangkah mundur untuk menyamakan diri nya dengan Jennie. Dia menyadari bahwa Jennie tampak tidak percaya diri kali ini. Dengan hati hati Mina menggenggam tangan Jennie yang sudah dipenuhi dengan keringat, dia hanya ingin membuat gadis di samping nya tenang.

"Jangan gugup, setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan dan itu sangat umum terjadi di dunia kerja. Bukankah unnie sudah mengatakan bahwa kita akan menghadapi bersama?" Ucap Mina meyakinkan gadis muda di samping nya.

"Aku tidak takut dengan apa yang akan ku terima atas kesalahanku unnie. Hanya saja aku tidak bisa menerima jika kau juga mendapat sanksi nanti nya. Jangan membelaku, aku akan bertanggung jawab."

Mina hanya bisa tersenyum dengan apa yang Jennie katakan. Memang benar, Jennie bukanlah seseorang yang mudah goyah, hanya saja rasa peduli nya terhadap orang lain cukup tinggi. Mina sudah menduga bahwa Jennie lebih memikirkan orang lain dibanding dirinya, pasti dia akan menyalahkan diri sendiri.

"Sebaiknya kita masuk."

Mina menarik Jennie karena mereka sudah mendekati pintu. Saat masuk ke dalam, semua orang sudah lengkap kecuali direktur dan Lisa. Mereka masih harus menunggu beberapa menit.

"Selamat siang, maaf membuat kalian menunggu lama." Ucap jiso yang disambut dengan salam hormat dari semua yang ada di ruangan. Mereka berdiri dan membungkuk.

Jiso berdiri di tengah, tempat khusus direktur yang sudah disediakan. Disamping nya ada Yeri dan Lisa. Sedangkan di belakang Lisa ada ten, tidak biasa nya Ten ikut dalam meeting tapi kali ini Lisa sengaja membawa nya. Saat jiso mengangguk, semua staff duduk kembali pada posisi nya.

Jiso memperhatikan semua staff yang hadir, saat dirasa sudah lengkap dia langsung duduk di kursi nya. Seperti biasa, Yeri memberikan beberapa lembar kertas untuk jiso sebelum memulai meeting kali ini.

Semua staff dari bagian purchasing hanya diam, seketika ruangan menjadi sunyi. Mereka tenggelam pada pikiran masing masing sambil menunggu direktur bicara. Aura dingin yang dipancarkan dua orang di depan mereka cukup membuat semua bungkam, tidak biasa nya direktur sedingin ini. Jadi mereka tidak ada yang berani untuk memulai pembicaraan.

"Meeting saya mulai. Sesuai dengan janji kalian, saya akan menunggu penjelasan dan solusi dari masalah yang kita hadapi. Saya berikan kesempatan kalian untuk menjelaskan." Ucap jiso masih dengan aura dingin.

Detik berlalu berganti menit, tidak ada yang bicara diantara mereka. Jennie melirik Mina yang duduk dengan tenang, dia ingin bicara tapi Mina menahan tangannya dibawah meja.

Jiso menarik nafas nya, dia sungguh geram dengan keheningan ini. Dengan tatapan tajam, jiso kembali bersuara.

"Baiklah, karena tidak ada yang bicara maka saya yang akan melakukan tindakan. Saya akan memberikan sank..."

Belum selesai jiso bicara tiba tiba seseorang berdiri dan menunduk. Hal itu membuat semua orang beralih menatap nya dengan rasa penasaran.

"Maaf kan saya direktur. Saya akan mengakui kesalahan yang saya lakukan. Semua ini adalah perbuatan yang disengaja, saya memanipulasi data dan merubah laporan."

Sontak seisi ruangan terkejut dengan membelalakan mata nya. Kecuali Lisa, dia dengan tenang menatap orang itu kemudian beralih memandang Jennie.

"Jangan membuat keterangan palsu Bobby." Ucap jiso.

Only FridayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang