33

2.9K 290 8
                                    

Aku bergegas kembali ke ruangan setelah makan siang dengan rose. Jam makan siang sudah berakhir dan ku rasa aku terlambat sampai ruangan nanti. Aku berpisah dengan rose di depan lift, dia akan ke lantai dasar sedangkan aku menuju lantai 15.

Saat hendak menutup pintu lift,  aku terkejut karena seseorang menahan pintu itu. Aku mendongak kemudian melihat lisa berdiri disana dengan ekspresi dinginnya. Dia masuk ke dalam,  berdiri di samping ku kemudian menekan tombol. Pintu lift seketika tertutup.

"apa kau juga makan siang di kantin?" tanya ku penasaran. Karena memang sedari awal aku datang ke lantai 2, aku sama sekali tidak melihat lisa disana. Tapi kenapa sekarang dia muncul begitu tiba tiba. Lantai 2 hanya diperuntukkan untuk kantin,  tidak ada ruangan lain disana selain dapur dan janitor. Apa mungkin lisa ke dapur atau ke janitor,  tapi kurasa itu tidak mungkin.

"ya" ucap lisa singkat.

"tapi aku tidak melihatmu tadi lisa." ucapku dengan rasa penasaran.

"kau terlalu sibuk dengan temanmu itu." jawab lisa lagi. Aku membulatkan mataku,  apakah benar dia melihat kami tadi.

OMG!! Seketika aku membeku,  aku mengingat bagaimana tadi rose memegang tanganku dan aku duduk disamping nya. Apakah lisa melihat semua nya? Aduh,,  bagaimana ini.

"maaf aku tidak menyadari bahwa kau juga makan di kantin. Biasa nya kau selalu menghampiri ku lisa. Kenapa tadi kau tidak mendekat?" tanyaku lagi, aku merasa tidak enak.

Membayangkan bagaimana kedekatan ku tadi dengan rose,  aku menjadi salah tingkah. Tapi kenapa aku yang jadi merasa tidak enak?  Bukankah aku dan lisa tidak memiliki hubungan khusus selain teman?! Walau dalam hatiku,  ada perasaan berbeda saat bersama dengannya,  didekat nya aku merasa nyaman.

"aku tidak ingin mengganggu makan siang kalian." ucap lisa dingin. Aku tidak mau melihat wajahnya kali ini.

"kau tidak pernah mengganggu kami lisa. Jangan berfikir seperti itu lagi. Owh ya,  terima kasih banyak, gaun pemberianmu sangat indah." ucap ku lembut.

Lisa menoleh ke arah ku yang ada di samping nya. Kami saling menatap sampai tidak menyadari bahwa lift sudah sampai di lantai 15. Aku hendak beranjak untuk keluar tetapi lisa menutup kembali pintu lift kemudian menarikku untuk disamping nya.

"aku sudah terlambat lisa." ucapku pada wanita dewasa ini.

Lisa hanya diam kemudian menekan lift hingga lantai paling atas. Itu adalah lantai 25 yang aku sama sekali belum pernah kesana selama setahun lebih bekerja di kantor ini.

"kita mau kemana?" tanyaku lagi penasaran.

"ikut saja jennie. Jangan banyak bertanya."

Aku mendengus kesal,  bagaimana dia bisa berlaku seenaknya saja padaku. Aku tau bahwa dia adalah bos dsini,  tapi dia tidak bisa semau nya. Masih ada mina dan jimin yang bertanggungjawab atas diriku.  Bagaimana nanti jika mereka mencariku yang belum juga terlihat di ruangan.

Akhirnya aku diam,  percuma bicara padanya,  dia tidak akan mendengarkan. Aku menyilangkan kedua tanganku di dada sambil terus membawa paperbag pemberian rose.

Kami tiba di lantai 24, lisa keluar lift lebih dulu kemudian dia masuk ke dalam pintu yang aku tau itu adalah tangga darurat. Aku semakin dibuat penasaran dengan wanita cantik ini. Aku mengikuti nya sampai dia menaiki tangga itu ke atas. Ada sebuah pintu di depan tangga saat di buka ternyata diluar adalah atap gedung yang terbuka. Untuk pertama kali nya aku melihat atap gedung kantor ini.

Aku keluar dan melihat sekeliling,  pemandangan kota seoul terlihat jelas. Aku menikmati suasana nya sesaat sampai lisa mendekatiku dan bicara padaku.

Only FridayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang