"benarkah? Kalian tidak sedarah?"
Tanyaku penasaran pada wanita di sebelahku ini. Dia kembali menghela nafas panjang.
"kami sedarah. Dulu saat daddy menikahi mommy, dia sudah mempunyai jiso unnie yang berusia 1 tahun. Ayah jiso adalah orang korea bermarga kim seperti mu jennie. Tapi saat jiso masih beberapa bulan, ayah nya meninggal karena kecelakaan."
Aku mengerti sekarang, jadi lisa satu ibu dengan jiso tapi berbeda ayah. Itulah kenapa daddy nya menyerahkan perusahaan pada lisa karena lisa anak kandung nya.
"lalu bagaimana mereka bertemu? Bukankah mommy orang thailand sedangkan daddy mu orang swiss?" aku kembali bertanya karena sungguh rumit seperti nya silsilah keluarga calon istriku ini. Mereka dari belahan negara yang berbeda beda.
"mereka teman saat menempuh pendidikan di universitas korea selatan. Daddy memang menyukai mommy sejak lama, tapi mommy memilih ayah jiso saat itu. Daddy kembali ke swiss setelah pernikahan mommy, tapi saat mendengar kabar bahwa ayah jiso meninggal daddy kembali mencari mommy yang ternyata sudah kembali ke kota kelahirannya di thailand. Setelah bertemu, akhirnya mereka menikah, kemudian lahirlah aku. Saat aku lahir usia jiso sudah 2 tahun."
Aku menganggukkan kepala, mengerti dengan penjelasannya tapi ada hal yang masih menjadi pertanyaan di pikiranku.
"lalu kenapa kau hanya memakai manoban sebagai nama mu?" tanyaku lagi.
"bukankah kau sudah tau bahwa aku sangat membenci daddy? Aku menghapus marga nya dari nama ku. Aku hanya menginginkan nama belakang dari keluarga mommy."
Sebegitu bencinya lisa pada ayahnya sendiri. Dia sampai membuang jauh apapun yang berhubungan dengan lelaki tua itu. Tapi aku tidak bisa menyalahkannya juga, mereka punya pemikiran sendiri saat itu.
"aku mengerti. Maaf aku banyak bertanya padamu lisa."
Aku mengelus lengannya, aku tau dia akan merasa sedih karena aku mengingatkan kembali masa lalu nya. Lisa kembali tersenyum yang membuatku terpaku menatapnya, sekali lagi aku terpesona dengan wanita dewasa di samping ku.
"kau berhak tau semua hal tentang ku honey. Kau akan menjadi bagian dalam hidupku. Terima kasih atas perhatian dan kesabaran mu selama ini, aku sungguh beruntung."
Aku tersenyum, menyandarkan kepala ku pada bahu nya. Aku merasa sangat nyaman saat di dekat nya, apalagi yang harus menjadi penghalang. Dia sudah memiliki ku seutuhnya.
"aku juga beruntung bersamamu. Mengenai pernikahan, ayo kita lakukan di sini, dirumahmu. Aku tidak keberatan dengan hal itu."
Lisa mengangguk tanpa bicara lagi. Aku tau dia masih mempertimbangkan semua nya dan aku tidak akan memaksa. Aku mau semua berjalan lancar, karena terkadang pernikahan akan menghadapi beberapa halangan yang harus kami hadapi.
Setelah satu jam kami berkeliling akhirnya kami berhenti di salah satu pusat perbelanjaan terkenal di korea. Sudah banyak yang ada dalam list ku untuk ku beli, seperti nya kami butuh banyak waktu disini. Aku tau lisa pasti juga menyukai nya, kami mempunyai selera belanja yang hampir sama.
Author pov
Keesokan hari nya jennie dan lisa sampai di korea pagi hari, bahkan masih sangat pagi karena mereka berangkat dari thailand tengah malam.
Mereka memutuskan langsung ke apartemen untuk beristirahat dengan ten yang menjemput mereka. Mereka merasa sangat lelah karena waktu singkat mereka di thailand sedangkan banyak hal di lakukan di sana.
"honey, aku akan ke kantor setelah makan siang." ucap lisa pada jennie yang sedang merebahkan diri di ranjang. Mereka baru saja sampai.
"apakah aku boleh ikut? Tapi aku ingin jika kita datang pada jam makan siang, aku berencana mengajak Mina dan sana makan siang bersama." Ucap Jennie sedikit memohon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Friday
FanfictionBagaimana satu hari terasa sangat istimewa saat ini, saat dimana seharusnya hari hari terasa biasa. gxg jenlisa 🏆 Rank 1 : #gxg 21/08/2022 🏆 Rank 1 : #jenlisa 02/06/2024