42

3K 298 9
                                    

Dengan langkah cepat aku memasuki ruang mina siang ini, dia memanggilku secara tiba tiba. Padahal setauku, setengah jam lagi akan masuk jam makan siang.

"selamat siang unnie."

Aku mengetuk pintu yang sudah terbuka dan melihat mina sedang serius menatap berkas di kedua tangannya.

"masuk jennie, dan silahkan duduk."

Mina memang selalu serius jika bekerja. Dia akan menjadi sangat berbeda dengan mina yang ku kenal saat kami berkumpul di luar jam kerja. Aku memahami itu, mina sebagai bos harus menjaga wibawa nya.

"ada apa unnie mencariku?" tanyaku langsung.

Mina meletakkan berkas itu di atas meja, dia menatapku sesaat kemudian menghela nafas. Ada perasaan yang sedikit tidak enak di dalam hatiku.

"apakah kau merasa melakukan kesalahan jennie?"

Aku merasa heran dengan apa yang di katakan wanita di depanku. Aku selalu memeriksa ulang pekerjaanku sebelum ku serahkan pada jimin atau pun mina. Hanya untuk memastikan bahwa laporan yang ku kerjakan sudah sesuai.

"aku selalu memeriksa ulang laporanku unnie. Kenapa bertanya seperti itu?"

Kulihat mina mengambil berkas yang baru saja dia letakkan. Dia menyodorkan dua lembar kertas itu padaku. Tanpa pikir panjang aku mengambil nya dan segera melihat isi nya. Ternyata itu adalah laporan terakhir yang ku serahkan minggu lalu dan lembar satu nya adalah foto yang tercetak pada kertas putih.

"bagaimana ini bisa terjadi?" ucapku sedikit terkejut dengan apa yang ku lihat.

"apa kau punya masalah yang membuat konsentrasimu terganggu jennie?" tanya mina dengan lembut, dia sangat mengerti aku.

"maafkan aku unnie, tapi aku masih ingat bahwa yang ku kerjakan tidak seperti ini."

Ucapku membela diri. Memang ini adalah laporan yang aku buat, tapi sangat berbeda hasil nya. Aku jelas masih mengingat nya. Tapi foto ini menunjukkan hasil yang berbeda.

"tapi sangat jelas bahwa laporanmu tidak sesuai. Kau bisa lihat sendiri foto itu. Barang yang kita pesan tidak sesuai dengan permintaan client."

Mina kali ini berdiri kemudian menatap ke jendela. Aku melihat bos ku ini gelisah, dia seperti merasa takut dengan kesalahan yang terjadi.

"unnie, sekali lagi aku minta maaf. Aku tidak tau bagaimana ini bisa terjadi."

Aku mencoba membela diri ku karena memang aku merasa tidak melakukan kesalahan.

"aku tidak tau apa yang dapat ku katakan nanti pada direktur, dia pasti sangat marah jennie. Yang kita pesan adalah barang lama dengan kualitas biasa, sedangkan kebutuhan produksi untuk client kali ini adalah yang dia rekomendasikan dan tercatat pada kontrak. Dan satu hal, barang ini sudah masuk gudang kemarin. Kita membuat perusahaan rugi jennie."

Mina mulai terduduk lemas di sofa. Aku hanya bisa mendengarkan dan menatapnya. Aku takut dan juga bingung, bagaimana pun ini kesalahan dariku. Tapi terlihat jelas, mina terbebani dengan masalah ini.

"aku akan bertanggung jawab dengan kesalahan yang telah ku buat unnie. Maafkan aku." ucapku lirih.

Aku menunduk, menatap jari ku yang memainkan ujung kemeja yang ku pakai. Aku gugup dan merasa takut. Bukan karena diriku yang akan mendapat konsekuensi, tapi aku akan merasa bersalah jika mina juga mendapat konsekuensi dari kesalahan yang ku buat. Aku tidak bisa membiarkan orang lain menanggung akibat dari kelalaianku yang sebenarnya tidak aku terima begitu saja.

"bersiaplah, setelah makan siang kita akan meeting dengan direktur. Kumpulkan apapun yang bisa menjadi bukti bahwa kau mengerjakan laporan dengan benar. Kau tenangkan dirimu, kita akan menghadapi nya bersama."

Only FridayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang