41

3.1K 311 27
                                    

"jennie."

Aku menoleh ke arah suara, eomma memanggilku, dia duduk di sofa ruang tamu. Aku yang memang baru saja tiba dirumah, merasa lelah dan hendak menghiraukan panggilannya.

"eomma ingin bicara, sebentar saja sayang." ucap nya lembut seperti biasa. Aku menghela nafas panjang lalu melangkah mendekati nya. Bagaimanapun aku harus bersikap hormat, dia masih orang tua ku.

"jennie lelah." ucap ku singkat kemudian duduk di sofa yang berbeda.

"hanya sebentar. Kenapa kau pulang selarut ini?" tanya eomma penasaran.

Aku memang pulang sedikit larut malam ini. Tentu saja, lisa mengajakku untuk menemaninya seperti biasa berbelanja di mall. Besok akhir pekan dan aku tidak masalah dengan itu. Karena perasaanku yang sedang gembira, aku tidak mempermasalahkan pertanyaan eomma yang menyebalkan.

"beberapa teman menahanku saat pulang kerja. Apa yang ingin eomma katakan, cepatlah."

Aku tidak mau berbasa basi. Besok aku masih ada janji dengan lisa untuk jalan bersama, jadi kupikir aku akan langsung tidur setelah membersihkan diri nanti. Tapi diluar dugaan, eomma masih menungguku.

"eomma minta maaf padamu. Jangan mengabaikan eomma lagi jennie. Cukup seminggu ini kau membuat eomma sedih dan bersalah. Apakah kau sudah tidak menyayangi eomma?"

Aku menatapnya, sungguh eomma ku ini pandai bersandiwara. Aku sudah tidak percaya kata manis nya. Walau aku sangat sayang pada wanita di depanku, tapi cukup dia tidak perlu tau urusanku lagi.

"seminggu eomma bersedih karena perbuatan eomma sendiri. Apa eomma tidak berfikir bagaimana jennie terluka selama 2 tahun? Eomma tau dan membiarkan seperti itu."

Aku berusaha menahan amarah, aku tidak bisa berkata kasar atau meninggikan suaraku. Tapi eomma sudah melewati batas kesabaranku.

"apa tidak ada kesempatan bagi eomma untuk memperbaiki keadaan jennie? Jangan terlalu keras, bagaimana pun eomma sungguh sayang padamu."

Eomma bergeser untuk duduk di dekatku. Aku mulai sedikit mereda dan tenang. Memang kehadiran eomma bisa membuatku tenang dalam keadaan semarah apapun. Walau dia picik dibelakangku, tapi dia selalu bersikap lembut padaku.

"jennie masih kecewa eomma. Apakah eomma tidak merasa bersalah sudah merusak kebahagiaan jennie?" ucapku lirih.

Aku menahan air mata yang akan jatuh, aku mulai teringat masa lalu dan hatiku sakit. Bukan karena masih mencintai rose, hanya saja cara eomma begitu menyakitkan.

"maafkan eomma, eomma menyesal sayang. Sekarang apa yang bisa eomma lakukan untuk membuatmu menjadi seperti biasa?" tanya eomma ku, dia memegang bahuku.

Aku berfikir sejenak dengan pertanyaannya barusan. Setidaknya, aku bisa mengajukan permintaan yang harus dia turuti, ini akan menjadi senjata bagiku.

"jangan pernah lagi mencampuri urusan jennie. Apapun itu eomma, jennie punya rencana sendiri dengan pilihan jennie nanti nya. Ku harap kali ini eomma mengerti."

Eomma menatapku beberapa detik kemudian tersenyum. Aku menjadi luluh seketika, bagaimana aku bisa marah dengan malaikat ku.

"baiklah. Tapi berjanjilah pada eomma bahwa kau tidak akan mengabaikan eomma lagi."

Aku menganggukkan kepala, senang dengan apa yang dia katakan. Ku harap kali ini eomma bersungguh sungguh dengan ucapannya. Jika tidak, maka aku akan lebih marah dari ini. Eomma harus tau bahwa aku tidak pernah main main dengan ucapan.

"selama eomma menepati janji padaku. Aku akan menjadi jennie yang baik untuk eomma, terima kasih eomma. Aku akan kembali ke kamar."

Aku beranjak dan mencium pipi eomma ku seperti kebiasaan yang seminggu ini kulupakan. Eomma tersenyum, menarik ku untuk mencium pipi ku juga. Entah kenapa perasaan yang tadi nya senang karena lisa, menjadi lebih senang karena eomma ku. Hari ini adalah hari yang membuatku bahagia, aku harus mencatatnya. Tapi aku tetap hati hati, bagaimana pun eomma pasti memiliki banyak rencana jika aku masih melakukan hal yang membuatnya tidak suka.

Only FridayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang