32

3K 296 17
                                    

"maaf lisa tapi... "

"kumohon,  terimalah jennie. Jangan menolak kali ini." ucapku dengan cepat menyela pembicaraannya. Aku tau dia akan selalu menolak apapun yang aku berikan secara langsung,  jennie sangat sulit untuk di senangkan dengan suatu barang.

Kulihat dia sedikit berfikir dengan tidak langsung menjawab ucapanku. Aku sangat berharap, barang ini ku beli sengaja untuknya.

"jennie,  tolong terima."

Dengan perlahan jennie menerima paperbag yang aku sodorkan. Dia menghela nafas nya panjang,  meletakkan paperbag itu di kursi samping nya. Aku lega,  setidaknya kali ini jennie menyerah.

Tapi kemudian dengan gerakan cepat dia memeluk ku.

"lisa terima kasih. Kau sungguh sangat baik padaku."

Aku terkejut dengan hal yang begitu tiba tiba. Jennie memelukku?!  Tuhan,,,  ini adalah pertama kali nya dan aku bahagia. Jantungku berdetak sangat cepat kali ini,  aku mencoba tenang agar jennie tidak merasakannya.

Ku balas pelukan jennie dengan memeluknya juga,  sangat erat kali ini hingga tubuh kami menempel. Tetapi jennie tidak mencoba melepasnya. Sungguh perasaan nyaman ini membuatku sangat ingin memiliki jennie, dia hampir membuatku hilang akal. Aku berusaha melakukan apapun hanya untuk bisa melihat nya.

Beberapa menit akhirnya jennie melepas pelukan kami. Dia sedikit memundurkan badannya kemudian menatapku.

"jangan terlalu baik lisa. Aku tidak tau bagaimana membalas semua yang kau lakukan pada ku." ucap jennie lirih.

Aku menggeleng kepala, apa yang dia katakan?!. Aku melakukan ini semua tulus,  hanya untuk nya.

"tidak. Kau tidak harus membalas."

"sekali lagi terima kasih. Aku akan turun dari mobil." ucap jennie kali ini. Memang ini sudah cukup malam,  aku juga tidak akan menahannya begitu lama di dalam mobilku.

"selamat istirahat jennie." ucapku singkat.

"hati hati dijalan lisa." jennie langsung keluar dari mobil,  dengan langkah cepat dia masuk ke dalam rumah nya.

Aku meminta ten untuk pergi, dia melajukan mobil nya perlahan. Dan melihat ke kaca spion di atas kepala nya.

"seperti nya kau sangat menyukai gadis muda itu lisa." ucap ten dan aku langsung menatapnya melalui kaca spion yang sama yang ada di tengah.

"jangan beritahu siapapun termasuk jiso unnie." ucapku.

"kenapa menutupi nya lagi? Apa kau tidak takut jika kejadian 15 tahun dan 6 tahun yang lalu terulang? Aku sudah lama bersamamu lisa, aku tau kau mulai jatuh cinta lagi kali ini."

Ten memang sangat akrab denganku,  selain asistenku, dia adalah sahabat yang paling aku percaya sejak aku masih muda. Dia yang selama ini menemani di saat aku hancur dan terluka. Dia tau semua tentang ku.

"apakah aku salah?" tanyaku singkat.

"tidak,  hanya saja dia terlalu muda dan aku khawatir kau akan terluka nanti nya karena berharap. Pastikan itu segera lisa."

Aku tau ten sangat peduli padaku,  selama ini dia yang membantuku. Aku sudah menganggap nya seperti saudara selain jiso.

"aku butuh waktu."

Ten menghela nafasnya kemudian kembali fokus dengan jalanan. Aku yakin dia kecewa dengan jawabanku. Tapi aku tidak peduli,  kali ini aku harus mendapatkan jennie. Dia adalah wanita yang sungguh berbeda dengan yang lainnya. Entah kenapa, aku menjadi sangat tertarik dan rasa egois ku muncul untuk memiliki dia seutuhnya.

Only FridayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang