"li.. ,,, owh,, maaf!"
Kaget seseorang sambil menutup kedua mata nya dengan telapak tangan. Jennie yang mengetahui itu segera beranjak dan merapikan pakaiannya. Sedangkan lisa, masih tetap tenang, kemudian berdiri menghampiri orang tersebut yang terpaku di ambang pintu.
"unnie." ucap lisa saat sampai di dekat nya.
"maaf mengganggu kalian." jiso menurunkan tangannya kemudian menatap lisa dengan tatapan yang sulit diartikan.
Jennie yang merasa tidak enak, meraih tas yang dia letakkan di atas meja. Mendekati lisa dan jiso yang berdiri berdampingan.
"siang direktur." sapa jennie sopan sambil membungkukkan badannya.
"siang jennie, kau mau kemana?" ucap jiso melihat jennie sudah membawa tas nya hendak keluar dari pintu masuk yang masih dihalangi oleh diri nya.
"aku akan makan siang dengan mina unnie direktur, setelah nya aku akan kembali lagi. Apakah boleh lisa?" kini jennie menatap lisa lagi dengan tatapan malu. Dia sungguh salah tingkah dihadapan kedua orang itu. Dengan apa yang mereka lakukan barusan, jennie sedikit canggung.
"langsung kembali jika sudah selesai. Aku akan menunggu mu honey."
Ucapan lisa membuat jiso membulatkan mata nya. Dia merasa ada yang salah dengan adik nya itu. Bagaimana manusia es bisa sangat manis pada seseorang, dan lisa tanpa malu mengucapkan di depan mata kepala nya.
Jennie yang memang sudah memerah pipi nya karena kepergok sedang bermesraan itu pun kembali menundukkan kepala. Rasa malu nya bertambah melihat lisa yang begitu manis di depan kakak nya. Ini adalah hal baru bagi jennie bahwa lisa adalah orang yang berterus terang.
"baiklah, aku permisi dulu direktur."
Dengan cepat jennie keluar ruangan. Jiso yang menyadari jennie sudah beranjak menjauh, langsung menutup pintu dan kembali menatap adik nya dengan tatapan tajam.
"jaga hormonmu anak nakal. Tidak bisakah kau menunggu sampai pulang ke rumah?!" ucap jiso sambil melangkah menuju lemari pendingin kemudian mengambil sebotol air mineral.
"lalu apa yang unnie lakukan di ruanganku? Bukankah tidak sopan masuk tanpa mengetuk pintu?" tanya lisa acuh sambil mendekati kakak nya itu. Mereka kemudian duduk di sofa dengan jiso yang langsung menyandarkan tubuh nya.
"saat aku kembali ke kantor, dahyun mengatakan padaku bahwa orang tua jennie datang dalam keadaan marah. Aku hanya ingin memastikan bahwa kau baik baik saja, kau tau aku sangat mengkhawatirkanmu. Tapi orang yang aku khawatirkan justru lebih dari baik dalam kondisi yang tidak ingin ku lihat."
Jiso meneguk langsung air mineral yang tadi diambil nya. Dia merasa suhu ruangan lisa sedikit lebih panas dari biasa nya.
"bukankah wajar sepasang kekasih bermesraan unnie? Kau seperti tidak pernah muda." lisa masih saja menggoda kakak nya yang masih sedikit kesal itu. Jiso menegakkan duduk nya, sekali lagi menatap lisa yang masih dengan wajah datar nya itu.
"kau sedang di kantor lisa! Lagipula kau sudah tidak lagi muda."
Lisa menahan senyum nya, dia sangat senang dengan ekspresi kesal kakak nya itu. Sudah lama sekali dia tidak menggoda jiso.
"tapi jiwa ku masih muda unnie dan yang pasti calon istriku masih sangat muda."
Jiso menggelengkan kepala, dia tidak percaya dengan perkataan lisa. Sungguh adik nya itu sangat menyebalkan.
"sesuka mu saja. Owh ya, apa yang eomma jennie lakukan padamu? Apakah dia membuat keributan?" tanya jiso lagi dia baru ingat tujuan awal datang adalah untuk menanyakan perihal kedatangan ji woo ke kantor adik nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Friday
FanfictionBagaimana satu hari terasa sangat istimewa saat ini, saat dimana seharusnya hari hari terasa biasa. gxg jenlisa 🏆 Rank 1 : #gxg 21/08/2022 🏆 Rank 1 : #jenlisa 02/06/2024