Bagian 3

347 44 2
                                    

Beberapa jam yang lalu

    Seokjin memaki pelan saat ia keluar dari kamar villa yang disewa Namjoon dan tak mendapati adiknya itu. Namjoon pergi ke Bali bersama istrinya setelah menitipkan Nana pada orang tua Nara. Semua orang menyarankan Seokjin untuk tinggal barang satu atau dua hari untuk menenangkan diri karena tahu betapa banyak masalah yang menimpa pria itu.

     Tahu begini Seokjin akan memilih pulang bersama member lain saja, Nara mengatakan Bali adalah tempat terbaik untuk healing. Healing apanya dari semalam ia bahkan tak bisa tidur karena suara geraman Namjoon dan desahan Nara dari kolam renang yang tepat berada di depan kamarnya. Pasangan kurang ajar, tidak bisakah mereka berhubungan di dalam kamar yang kedap suara saja. Seokjin sudah hendak keluar lalu melempari pasangan gila itu dengan batu kalau tak ingat keponakannya, Nana masih bayi. Masih membutuhkan kasih sayang orang tua.

    Pria itu mengambil ponselnya berusaha menghubungi Namjoon.

"Yakkk, Namjoon-a!!, " Seokjin berteriak saat Namjoon menjawab teleponnya, "kau dimana? Kau meninggalkanku sendirian di Villa!!."

"Bulan madu?, " Seokjin kembali mengeraskan suaranya saat Namjoon mengatakan ia dan Nara pergi bulan madu ke daeran Kintamani dan akan kembali besok, "yang benar saja, kalian belum ada tiga tahun menikah dan sudah lima kali bulan madu?? Kau bercanda!!."

    Seokjin tak bisa lagi berkata-kata saat Namjoon mengatakan telah menyiapkan sopir yang akan mengantar Seokjin berkeliling Bali. Adiknya itu bahkan menyuruh Seokjin untuk mencari seorang gadis untuk Seokjin ajak menikah. Adik kurang ajar memang. Seokjin memilih mematikan panggilan teleponnya.

    Memakai sepatunya, Seokjin memutuskan untuk keluar, mungkin ia bisa bermain di pantai dan menenangkan hatinya. Ia akan pulang ke Seoul, dan bergelut dengan pekerjaan yang setumpuk lagi setelah ini. Kemarin ia tergiur dengan fasilitas gratis yang ditawarkan Namjoon dan hasutan si setan pucat Min Yoongi, karena itu ia memilih tinggal, siapa yang tahu semua berakhir semenyebalkan jni.

    Ia kembali memaki pelan saat menerima blackcard milik Yoongi, lagi-lagi ia tertipu karena uang. Ia menyelematkan uangnya demi bisa menguras uang milik adiknya itu, tapi yang ada ia malah sendirian dan menjadi penonton kemesraan Namjoon dan Nara. Lagipula pria yang bermarga sama dengannya itu memang sedikit gila. Dalam satu dua tahun keduanya sudah bulan madu ke empat kali ke Bali dan sekali ke Vegas. Seokjin ingat, semua adiknya kan memang selalu gila bila berkaitan dengan wanita.

      Ponselnya berbunyi telepon dari Dohwan, ia ingat pengawalnya itu akan pulang ke Korea hari ini atas perintah Seojin. Konser telah usai dua hari yang lalu, Seokjin merasa ia telah aman berada di Bali.

"Halo Dohwan-a."
 
     Ia tersenyum saat pria yang seumuran dengan Jungkook itu menanyakan keadaannya.

"Aku hanya berlibur dan pulang besok, aku bukan anak-anak, " Seokjin terkekeh, "ambil liburmu saja, biar aku bicara pada Eouma, dengan begitu aku tak perlu mengajimu terlalu banyak lagi."

    Seokjin kadang merasa bersalah pada pria dingin yang jarang tersenyum itu. Dohhwan jarang sekali menghabiskan masa mudanya dengan bersenang-senang karena bekerja untuk keluarganya,"aku akan menghubungimu setelah sampai bandara lusa. Okey."

     Seokjin menutup telponnya lalu tersenyum pada pegawai villa yang menawarinya mobil. Ia ingat perkataan Namjoon tadi  bahwa ia akan di antar oleh pegawai villa bila hendak pergi. Ia masuk ke kursi penumpang di bagian belakang setelah mengatakan sebuah nama pantai.

   Tapi Seokjin segera curiga saat warga lokal yang tadi mempersilahkan ia masuk itu tak ikut masuk tapi digantikan oleh dua orang yang berwajah Korea. Ia hendak keluar tapi kalah cepat, salah satu pria yang duduk di depan telah mengunci pintu mobil. Dua orang pria yang ada di bangku depan dan salah satunya segera menyalakan mobilnya. Seokjin berusaha tak panik. Ia berusaha mengambil ponsel yang baru ia masukkan ke tas selempangnya tadi.

     Tapi salah satu dari kedua orang yang berada di depannya itu dengan cepat mengetahui bergerakan Seokjin, ia merebut tas Seokjin dan tersenyum meremehkan menghadap ke arah Seokjin.

"Anyeong Tuan Kim, kami akan mengantarkan anda hari ini."

    Dan Seokjin yakin ia tengah berada dalam bahaya. Ia hendak bertanya saat ia dikejutkan, ternyata pria lain yang muncul dari kursi belakang lalu menutup wajahnya dengan saput tangan dan tiba-tiba semuanya gelap.

 
                     ******

   Saat Seokjin membuka matanya, ia berada di sebuah ruangan terbuka, ini mirip sebuah gudang bekas, ia tak tahu apa yang terjadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   Saat Seokjin membuka matanya, ia berada di sebuah ruangan terbuka, ini mirip sebuah gudang bekas, ia tak tahu apa yang terjadi. Siapa orang-orang yang menculiknya. Ia hanya didudukan di sebuah sofa bekas tanpa diikat. Sayup-sayup ia mendengar suara obrolan, ia mengingat dengan jelas, sepertinya yang menculiknya sekitar tiga atau empat orang.

   Ia tidak diikat, dan itu bisa menjadi keberuntungan baginya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   Ia tidak diikat, dan itu bisa menjadi keberuntungan baginya. Seokjin memastikan keadaan tubuhnya dengan baik, ia mengedarkan pandangan untuk melihat pintu keluar, hingga pandangannya akhirnya menemukan sebuah mobil. Salah satu penjahat yang menyekapnya terlihat berjalan menuju mobil. Ia melihat kesempatan agar dapat melepaskan diri. Berencana akan menggunakan mobil itu untuk kabur.

      Seokjin telah mempelajari taekwondo, ia memiliki sabuk hitam. Biarpun ia tak pernah mengalami keadaan segenting ini, tapi terasa salah bila Seokjin berdiam diri begitu saja. Bila para penjahat itu tak memiliki senjata tajam, Seokjin yakin bisa mengalahkan mereka dengan cepat.

    Saat si penjahat yang menyalakan mobil itu masuk Seokjin melancarkan aksinya, ia menyerang dan berkelahi dengan ketiga orang yang berada du luar. Seokjin kalah jumlah, ia dipukul beberapa kali, tapi konsentrasinya tetap berada pada mobil yang belum juga melaju itu.

    Si lelaki tadi keluar dari mobil yang tentu saja tanpa melepas kunci yang terpasang karena panik hendak membantu teman-temannya melumpuhkan Seokjin. Ini kesempatannya, Seokjin merangsek memukuli pria yang baru keluar dari mobil itu dan segera masuk ke dalam mobil lalu menguncinya. Menjalankan mobil dengan brutal. Letak setir di Indonesia sedikit berbeda tapi Seokjin tak boleh menyerah, biarpun ia tak tahu arah dan seluruh badannya sakit ia harus pergi dari sana untuk mencari pertolongan.

Jang Nara

Yang punya banyak keahlian bela diri emang Jimin dan si bontot. Bahkan gelar Jimin di bela diri nggak main-main. Tapi disini aku bikin Jin Hyung yang punya keahlian bela diri. Si Jimin kan udah dilindungin istrinya yang jago gelud, dia mah yang penting mesumnya aja wkwkwkk. Tokohnya emang bukan fiksi tapi ceritanya real fiksi buatan author ya sayang-sayang akohh,, jadi nggak ada kaitannya sama realife mereka. Semua sifat dan kejadian yang ada di story aku untuk kebutuhan cerita aja.. Terimakasih buat vote dan komennya. Luv yuuu.....

Being Difficult "KSJ"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang